Langit cerah membuat sebagian orang bergembira keluar rumah, maksudnya-karena sekarang musim penghujan jadi mayoritas makhluk berakal itu pasti malas-malasan di kasur empuk mereka. Di atas awan ada pesawat yang melebarkan kedua sayap terbang nya persis melewati trotoar. Jennie membuang ingus nya malas, pasti itu salah satu Chadwyk yang sedang ingin berlibur ke luar negeri. Pantas saja jadi bahan gosip teman-teman.
Jennie membuang nafas pelan, makin kesini profesi artis-artis tergeser karena para Chadwyk.
Tujuh belas tahun lalu, dunia jadi tidak beraturan karena seluruh Kapitalis (tidak berkecualian) menetapkan hukum pemerintahan yang seperti mengikat rakyat pada suatu lingkaran, terlalu mengekang hingga mereka muak dan melakukan pemberontakan. Kota-kota besar hingga pedalaman diporakporandakan begitu Petinggi melihat banyaknya rakyat yang tidak tunduk, senjata yang seharusnya dipakai perang malah dikerahkan untuk menyerang negara sendiri, menumpas rakyat tidak bersalah yang mencoba merebut kebebasan nya lagi.
Berbagai tempat, diantara jutaan manusia di setiap negara ada orang-orang terpilih yang mendapat amanah dari para Dewa. Seperti layaknya mukjizat, mereka langsung mengetahui takdir masing-masing untuk apa dirinya dilahirkan. Membantu hamba-hamba tidak bersalah yang dizalimi oleh sesama nya.
Chadwyk, para petarung yang fisik dan mentalnya diatas rata-rata manusia biasa. Manusia utusan Dewa yang sigap menjadi tameng terdepan untuk hamba-hamba atasan.
Amúsia, Para Dewa dan pengikut setianya. Tidak ada yang tau mereka menetap di tempat seperti apa. Banyak yang mempercayai kalau Amúsia tinggal di Bumi dengan wujud yang tidak bisa ditebak. Manusia juga harus berhati-hati dengan orang di sekeliling, bisa jadi diantaranya adalah salah satu Amúsia, namun karena tidak ada hal-hal mencurigakan semua orang jadi acuh saja.
Intinya, tahun 2721-2730 Egresi ini sangat-sangat membuat orang tidak bisa membedakan mana yang Berkah dan Musibah. Akhir dunia itu ternyata sangat panjang, buktinya mereka harus diuji dulu dengan sesama nya . Tapi pemikirian itu langsung ditepis jauh-jauh begitu sekumpulan Pria dan beberapa wanita diantaranya mengaku serta memberi bukti bahwa mereka bisa membuat dunia menjadi lebih baik dan menghentikan kekejian yang sedang melanda.
Akhirnya, musibah besar-besaran itu terhenti karena Para Chadwyks. Biarpun kasihan dengan artis-artis serta musisi yang posisinya sedikit tergeser karena kedatangan sekumpulan pahlawan Bumi yang famous abis.
Jadilah begitu. Para Chadwyks posting satu foto di sosial media pun heboh nya bukan main.
Tidak, itu tidak terlalu penting sekarang. Sudah terlalu memusingkan. Yang penting adalah Jennie hari ini harus mengumpulkan tugas Les yang sudah dicetak sepuluh halaman. Padahal cuma tugas Les, tapi karena ini ujian kenaikan tingkat cewek itu harus bekerja mati-matian.
Yah, tapi tiap hari juga bekerja mati-matian sih. Soal curhat, nanti saja. Tidak usah diceritakan karena ujung-ujungnya kamu akan paham dengan hidup Jennie ini.
"Loh? Ini sama makna nya dengan kelompok Eunha, Jennie. Kamu mencontek?" Tanya Miss Yoo Rin.
Jennie menoleh ke belakang dimana Eunha teman satu kelas nya itu sedang memoleskan lipstick nya dengan bibir mengecap-ngecap. Teman-teman nya bersorak heboh dan mengangkat jempol memuji kecantikan Eunha yang di tebal-tebalkan.
Jennie menggeleng patah-patah. Sumpah, Eunha sendiri yang mengatakan akan pindah kelompok dengan yang lain kemudian meninggalkan Jennie sendirian, ia berusaha berpikir keras untuk mendapatkan penjelasan singkat tentang Dua Belas Dewa dan Sejarah umum Yang mulia Raja Dewa Gezos. Bahkan Jennie gak hafal dengan tema judulnya, karena terlalu panjang.
Memang sih Eunha sempat melihat beberapa halaman miliknya namun Jennie tidak tau kalau Eunha bisa sebodoh itu karena mencontek tanpa bisa berpikir kreatif dan malah mengada-ada
Miss Yoo Rin merengut aneh "Sudah dua kali kamu menyalin punya anggota kelompok lain, sudah sering juga kamu cuma dikasih peringatan, tiga hari kamu gak boleh masuk ya. Berdoa di kuil semoga dewa mengampuni dosa kamu" ujar Miss Yoo Rin tersenyum masam sambil mengelus punggung tangan Jennie dengan lembut. Agak miris juga karena melihat anak bimbing nya terlihat linglung.
"Miss tapi, aku-"
"Iya, Miss tau kok. Kamu berbohong pasti karena ada masalah pribadi kan? Yaudah tiga hari itu kamu pakai untuk menyelesaikan masalah kamu ya, semangat" ujar Miss Yoo Rin lagi.
Jennie tersenyum manis, muak sudah dengan kegiatan Les yang selalu ia impikan. Tau begini mendingan Jennie fokus kuliah saja, tidak usah les-les segala.
"Yaudah, makasih banyak Miss. Aku pergi dulu, semoga Dosa-dosa kalian diampuni" sahut Jennie sambil melangkah lebar menuju pintu keluar.
Miss Yoo Rin yang baru ingin menenggak teh manis nya itu langsung tersedak keras dan melotot, kenapa rasanya seperti jadi pendosa karena omongan anak bimbing nya itu?
"Aduh, ya ampun. Mama! gimana dong?! Kue ulang tahun ayah jatuh, Jennie gak sengaja nyenggol" ujar Chungha menutup mulutnya dengan kedua tangan sambil menampakkan wajah yang sangat panik.
Buru-buru yang dipanggil Mama itu langsung menghampiri, wanita paruh baya itu melirik Jennie yang ikutan panik. Mama mereka menepuk keningnya apes.
"Emm, yaudah. Gapapa kita beli yang baru aja. Jennie lain kali jangan ceroboh ya, sayang"
Jennie mengangguk tak enak. Memang ia yang menyenggolnya sih tapi tidak tau kenapa taplak meja yang dibuat menataki Kue coklat besar itu tiba-tiba terseret gaun panjang nya seperti terikat begitu saja.
Setelahnya Mama pergi dengan terbirit-birit memerintahkan Maid mereka untuk membeli kue yang baru dan sibuk pontang panting, Chungha menghela mafas panjang.
"Jennie, lain kali kamu hati-hati dong, coba kalau Mama marah, aku kan jadi gak tega sama kamu..." Cicit Chungha mengelus dada nya sambil tersenyum.
Jennie berdecak, ayolah. Siapa yang tidak tau kalau kakak nya itu memang licik? Ya semua orang tidak ada yang tau, kecuali dirinya. Ia tau Chungha tidak menyukainya. Ayah mereka itu memiliki dua istri dan Mama Jennie adalah istri ke dua sementara Mama Chungha yang memilki posisi istri pertama kini sudah meninggal karena Radang Paru yang amat mengerikan.
Singkatnya, Chungha ingin mengambil kasih sayang kedua orangtua Jennie termasuk merebut kasih sayang juga warisan dari ayahnya. Enak saja Jennie yang dapat! Menjijikkan melihat wajah dari anak pelakor.
Jennie mengangguk kalem karena Maid datang dan sedikit menginterupsi mereka yang sedang ingin saling bersarkasme.
Chungha membuang nafas panjang dengan raut wajah sedih, ia melangkah dekat ke arah adiknya dan membisikan sesuatu yang membuat Jennie cemas dan marah sekaligus.
"Bentar lagi kamu dibuang dari keluarga loh! Kamu gak takut? Soalnya rencana ku tinggal dihitung jam..."
Setelanya Chungha lalu tersenyum manis sembari memeluk Jennie hangat kemudian melengos pergi. Dada Jennie kembang kempis karena menahan marah dan panik. Ia menghentakkan kaki nya keras sampai membuat para maid nya terkejut.
Sejujurnya Jennie tidak terlalu beriman kalau kata orang-orang tetapi sekali saja deh. Ia sangat membutuhkan pertolongan langit kali ini, agak lebay kalau bilang 'pertolongan langit' ya sudah, 'berdoa' intinya.
[ONE]
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, She's Not a Believer
Romance[1] . Chadwyk, petarung yang fisiknya diatas rata-rata. Seakan mengetahui takdir mereka dilahirkan ke dunia. Chadwyks adalah garda terdepan untuk melindungi hamba-hamba Dewa dari dzalim nya sesama manusia. Bertahun-tahun manusia berlindung pada mere...