Aphrodite membuka pintu besar ruangan megah konstelasi Olimpus, menemukan Ares yang sedang bermain pedang dengan Apollo dan Athena yang bercumbu bersama Poseidon di sudut ruangan.
Aphrodite mendengus jijik, ruangan ini memang besar namun melihat Athena dan Poseidon di pojok sana membuat ruangan tersebut jadi minim udara dan seperti tidak steril. Wajahnya masih memerah murka ketika mengingat manusia tawanan di Istana Raja.
"Hey, ada apa cantik?" Tanya Apollo menghampiri Aphrodite Dengan langkah pelan.
Wanita cantik itu kemudian mendengus "Apa kalian tahu soal tawanan di Istana Khortas?"
Ares yang sedikit tertarik dengan topik kembarannya bersama sang kekasih itu lalu menghampiri.
"Tawanan? Tolong jangan setengah-setengah menjelaskan, cantik" ujar Ares gemas penasaran dengan informasi yang Aphrodite bawa dari Istana langit utama.
Aphrodite menggeram marah "Manusia perempuan gila itu, dia tawanan Gezos karena melanggar aturan.... Ya walaupun dia gak tau aturannya sih. Pokoknya! Dia dekat sekali sama Gezos. Ingin ku tusuk dengan panah beracun ke jantungnya sampai membusuk, bisakah kamu melakukan itu untukku, Apollo?" Aphrodite mengarahkan tawarannya pada Apollo, namun pria itu cepat-cepat menggeleng.
"Kamu gila, bisa punah konstelasi Olimpus kalau Gezos tau aku berniat seperti itu, lagi pula perempuan itu manusia kan? Tenang saja, Dewa tidak bisa menikah dengan manusia, cantik" ujarnya mengacungkan jempol.
Aphrodite menatapnya jengkel bukan main "Hey bajingan! Aku melihat manusia itu digendong Gezos!" Ujarnya murka.
Ruangan itu senyap bukan main dengan bunyi yang sudah lengang, kedua orang yang sedang memojok dengan suara-suara aneh itu langsung terdiam kemudian membersihkan dirinya lalu mendekati Aphrodite penasaran. Apollo dan Ares yang mendengar jelas ucapan Aphrodite sedikit menggeleng-geleng mustahil.
"Dasar idiot, beribu-ribu tahun kita melihat Nya hidup mana mungkin beliau seperti itu" tolak Athena tidak percaya.
Aphrodite memejamkan matanya "Terserah, aku tidak berhalusinasi aku tidak bermimpi. Tanyakan saja pada Apetarus dan Dhyp atau Santrus yang melihat kejadian itu. Sigires juga! Tanyakan saja pada mereka" ujarnya kembali
Ares menghela nafas panjang "Lalu, kenapa kamu marah seperti ini?"
Aphrodite menatap Ares tidak percaya "Serius? Kamu masih bertanya? Jelas aku cemburu, Ares!"
Ares lebih menggeleng tidak percaya "Kamu itu kekasih ku Aphrodite!, dasar Dewi sok cantik, sok laku pula"
Aphrodite berdehem pelan, merasa bersalah dengan Ares yang berjalan menjauh kembali ingin berlatih pedang sendirian di luar istana.
"Maaf, tapi aku memang Dewi kecantikam, sayang" ujar Aphrodite, sesungguhnya ia tidak menyesal. Bagaimana pun juga dirinya lebih dulu jatuh cinta dengan Gezos namun ketika mengetahui Ares menyelamatkan ia sewaktu perang, wanita tersebut sedikit terpesona kemudian keduanya jatuh dalam masalah percintaan.
Ares menggeleng tak masalah, walau agak kecewa namun maklum saja, semua Dewa dan Dewi adalah pemain, lirik sana-sini dan berhubungan dengan siapa saja bahkan sesama saudara pun.
Apollo yang melihat kecanggungan diantara kembarannya dengan kekasih si kembaran kemudian mendengus kasar.
"Aphrodite, sebaiknya kamu hati-hati kalau ingin berbicara, Beliau tentu mendengar percakapan kita" ujarnya kemudian bergidik merinding membayangkan Konstelasi Olimpus tersedot ke alam hampa milik Sang Raja yang sangat menyiksa itu.
Bisa dipastikan dengan satu kerutan kesal di dahi Gezos, Dewa Olimpus melebur menjadi cairan asam. Itu membuat Aphrodite cepat-cepat berkata maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, She's Not a Believer
Romance[1] . Chadwyk, petarung yang fisiknya diatas rata-rata. Seakan mengetahui takdir mereka dilahirkan ke dunia. Chadwyks adalah garda terdepan untuk melindungi hamba-hamba Dewa dari dzalim nya sesama manusia. Bertahun-tahun manusia berlindung pada mere...