Dalam hening di kamar Kogand, Jennie meratak. Gadis itu berjalan menelusuri meja panjang se betis yang menampilkan barang-barang aneh. Setahu ia, Kogand tidak membawa apa-apa ke Istana Khortas, pria itu dengan tangan kosong saat menyelamatkan nya. Nona tawanan mendengus masa bodoh, lagian Si Robin Hood KW itu penyihir, menyimpan apa saja pasti mudah kulkas pun bisa ia masukan lubang hidung.
Jennie memperhatikan bola kristal seukuran kelapa dengan gemilauan perak, dalam bola itu bisa terlihat dan ada sesuatu yang bergerak-gerak dan itu mengingatkan nona tawanan dengan tubuh Raja Akik.
Ia menoleh ke arah Kogand yang sedang berjalan kesana-kemari menempel pada langit-langit kamar. Jennie jadi ingin memiliki sihir, rasa-rasanya itu akan asik.
"Heh, Robin!" Panggil Jennie mendongak.
Pria berbaju hijau-persis antara Robin Hood, dan Peter Pan itu tetap berjalan-jalan dengan mulut komat-kamit seperti membaca mantra.
"Kogand Diliptus!" Panggil nya lagi.
Kali ini Kogand menoleh, kepalanya seperti terbalik dan pria itu merengut saat melihat wajah Jennie jadi tidak jelas. Kogand lompat gesit mendarat di hadapan tamu kamar nya kemudian menaikkan alis.
"Apa? Kamu gak lihat aku lagi mengucap mantra baru?"
Jennie melambaikan tangan tidak peduli kemudian menunjuk ke arah bola kristal dengan penasaran "Itu apa?"
Bola tersebut memang terlihat mencolok, seperti kamu saat masih kecil diajak Mama ke minimarket lalu kamu tertarik melihat bola berkemasan mirip telur, Kinder-Joy namanya. Tapi sayang sekali Mama kamu tidak memperbolehkan beli, sama seperti Kogand saat ini.
"Mau tau aja dasar tukang want to know" ujar Kogand bersungut-sungut.
Jennie mendelik, apa-apaan sih? Tukang want to know? Sejak kapan Kogand jadi anak alay Bumi? Tubuh pria itu yang layaknya seumuran dengan Jennie jadi mudah untuk nona tawanan memukulnya.
"Aku serius, Robin!" Jennie mengepalkan tinju nya sambil menunjuk bola kristal tadi.
Kogand menggaruk telinga nya yang gatal kemudian menguap lebar, kakinya melangkah ke arah bola kristal yang membuat Jennie jadi berisik itu kemudian menunjuk nya sedetik mengeluarkan sihir, lalu bola itu bergerak-gerak tambah besar kemudian pecah perlahan.
Jennie termangu, dari bola itu keluar hewan berbulu dengan telinga pendek. Bulunya berwarna merah muda dan mata besar beriris biru. Astaga, Nona tawanan menutup mulutnya. Itu hewan terlucu sepanjang masa selama ia hidup!
Entahlah, dulu sewaktu usia tujuh tahun, Ayah nya memberikan kelinci abu-abu. Jennie merawat nya tidak sampai seminggu kelinci itu tepar karena terlalu banyak di beri makan apel. Sedangkan apel memiliki biji dan biji buah memiliki senyawa beracun untuk tubuh hewan bergigi lucu itu.
"Hei!! Ya ampun, Robin.... Itu hewan apa?"
Kogand menguap lagi, kemudian mengangkat bahu nya tidak tau "Terserah, kamu aja yang kasih nama"
Jennie mendelik, hey, ia kan bertanya soal jenis hewan nya? Kenapa Kogand justru mengusulkan agar ia saja yang memberi nama? Nona tawanan tertawa puas.
"Jangan bilang hewan itu memang buat aku, kan?"
Kogand menoleh, kemudian mengucek mata nya. Agak tengil memang perawakan si Robin Hood KW ini, namun Jennie tau pria itu baik hati dan cerewet kalau sudah waktunya , ekspres Kogand seolah nah, itu tau kan?
Jennie menyeringai senang kemudian melangkah pelan ke arah hewan lucu itu, kemudian menggendong nya hati-hati.
"Rainbow Ruby? Bagus kali, ya?" gumam nya mengelus-elus bulu hewan tersebut sayang. Teringat pada kartun yang masih sering ia tonton itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, She's Not a Believer
Romance[1] . Chadwyk, petarung yang fisiknya diatas rata-rata. Seakan mengetahui takdir mereka dilahirkan ke dunia. Chadwyks adalah garda terdepan untuk melindungi hamba-hamba Dewa dari dzalim nya sesama manusia. Bertahun-tahun manusia berlindung pada mere...