Ini cuaca bagus untuk berenang, apalagi air terjun dengan kolam yang jernih dan bau hutan lembab membuat Jennie atau Ilion ingin langsung menyeburkan diri dari tebing air terjun ke bawah. Pasti asik sekali, Jennie memperkenalkan acara televisi nya yang sering ia tonton My Trip My Adventure yang mana kaus-kaus hitam legendaris nya sering di pakai anak-anak.
Tetapi justru anak-anak yang pakai kaus itu mainnya tidak terlalu jauh, paling ke rumah temannya. My Trip My Friend's House.
Namun jelas saat ini Nona Tawanan tidak akan main acara televisi, dia hanya melihat air jernih satu kilometer dari posisi dengan Ruby di gendongan, kafetaria yang anti mainstream. Bersama Ilion yang juga terpana dengan air terjun Vanaheim.
Jennie menunggu Gezos yang masih ada di gedung di atas tebing sana. Entah pria itu sedang apa mungkin mengadakan hajatan, tapi itu mustahil.
"Emm, kalau misalkan aku dan Harvis ada waktu, mungkin kami akan mengujungi Bumi nanti, hehe" ujar Ilion menyenggol lengan Jennie.
"Uh-oh, ya? Baguss, pertama-tama kalian harus kunjungi aku dulu baru boleh jalan-jalan" sahut nya mengacungkan jempol.
Harvis di samping Ilion mencondongkan tubuh ke depan, kepalanya terarah ke samping menghadap sang asisten dan Nona Tawanan "Ide cemerlang, nanti kamu jadi tour guide khusus untuk Ketua Kikeonas dan Asistennya yang sedang berlibur ke Planet lain"
Jennie manggut-manggut, Kogand berdecak "Kalau dia jadi tour guide, kalian pasti dipandu ke kolong jembatan, serius"
Nona Tawanan mendelik "Hah, apa? Aku kalau jadi tour guide mau membawa kalian ke Ampera Bridge, Lubang Buaya, Eiffel Tower, Istanbul, Tajmahal tapi kalau udah bosan baru aku lempar kalian ke dalam Gunung Tambora"
Robin Hood KW tersenyum lebar "Hmmm bagus, idiot"
Jennie mencibir "Kalau Gunung Toba tidak jadi Danau aku mau tendang kamu ke sana Robin, biar ikut punah"
"Hati-hati rindu lho"
"Muntah" Jennie melotot, Ilion ikut menyahut jijik.
Harvis dan Kogand bertukar pandang, mereka mencibir dua perempuan yang masih pura-pura muntah dan melirik mereka aneh, seperti laki-laki kurang belaian.
Jennie menarik nafas panjang, baru saja Nona Tawanan berbalik, tubuh Gezos sudah ada di hadapannya. Dada pria itu menempel di hidung Jennie, membuat gadis ini bisa mencium aroma kentara Raja yang pernah ia endus-endus di guling kamar beliau.
"Mundur, kasihan dia terhimpit" titah Gezos menunjuk Ruby di gendongan majikannya yang tengah terhimpit oleh dua tubuh itu.
Jennie menggeleng "Yang Mulia yang harus mundur" tolaknya, toh dia kan tidak tau kalau Raja akan berada sedekat ini dengan dirinya.
Raja menunduk sebentar kemudian menghela nafas sebelum dua langkah ia ambil untuk mundur. Menoleh ke arah teman-teman Nona Sok Kuat seperti meminta izin apakah gadis itu sudah boleh pulang.
Ilion menelan ludahnya gugup, selama ia hidup baru dua kali bertemu. Itu pun beliau tidak peduli amat dengan Para Petarung hanya memberi titah lalu menghilang lenyap dari pandangan. Harvis mengerjap-ngerjap masih berusaha menyadari bahwa Gezos baru saja menatapnya ramah, kan? Beda lagi kalau Kogand, penyihir tengil itu hanya tersenyum lebar kemudian mengangguk saat Raja meliriknya.
Lagipula Harvis dan Ilion sudah mau kembali ke Planet mereka, jangan kira dua orang itu free time seumur-umur. Pangkat keduanya membuat mereka terkadang-kadang tidak bisa tidur dan bermata panda. Beruntung saat ini sedang ada waktu luang.
Jennie mengedipkan matanya ke arah Senior Robin Hood KW yang beberapa jam lalu sempat menyumpah serapahi ia dan meminta dirinya untuk memohon maaf kepada Raja langsung, padahal kenyataannya pria itu malah hanya mendengus geli lalu sibuk dengan tetua Vanaheim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, She's Not a Believer
Romance[1] . Chadwyk, petarung yang fisiknya diatas rata-rata. Seakan mengetahui takdir mereka dilahirkan ke dunia. Chadwyks adalah garda terdepan untuk melindungi hamba-hamba Dewa dari dzalim nya sesama manusia. Bertahun-tahun manusia berlindung pada mere...