Level 11

898 202 34
                                    

Dari ruang istirahat Feiye dan Rhan menyambut Raja mereka yang baru pulang, sebenarnya tidak perlu disambut karena Gezos sendiri sedang tidak ingin mendengar keberisikan.

"Bienvenue, Your Majesty" ujar Feiye menggunakan bahasa Prancis. Pria itu agak senang karena tidak mendapati wujud Nona tawanan, bila ada terkadang dirinya suka salah bicara yang berujung dilempar Gezos ke bawah tanah.

Baju zirahnya lenyap tergantikan baju peristirahatan itu, untungnya sedang tidak ada dewi atau pelayan bisa-bisa habis dirinya ditatapi. Gezos terduduk di sofanya dan bersiap tidur, namun tiba-tiba ia cepat-cepat menegakkan badannya melirik sana-sini.

"Belum pulang?" Tanya nya seperti bermonolog, namun Rhan dan Feiye saling bertatapan kemudian menerka-nerka siapakah yang ditanyakan Sang Raja?

"Nona sandera kah?" Tanya Rhan, Feiye menggeleng.

"Yang benar nona tawanan"

Rhan merengut aneh "Bukan nya nona sandera, ya?"

"Serius deh yang benar itu nona tawanan" ujar Feiye bersikeras sama dengan Mark a.k.a Rhan itu.

Dari arah pintu, Dhyp meraba kepalanya. Semoga ia tidak tertular bodoh dari kedua dewa yang sedang berdebat nama panggilan.

"Dua-duanya sama aja, tolol" ujar Dhyp jengah.

Feiye dan Rhan manggut-manggut mengerti kemudian terdiam menoleh ke arah Gezos yang tidak jadi tidur. Pria itu bangkit berdiri dan menuangkan Anggur Putih ke cawan Raja nya kemudian bersandar pada pilar sembari menenggak Anggur tersebut.

Dhyp menggeleng-geleng aneh, Sang Raja ini seperti mengkhawatirkan anak nya yang masih perawan tapi sudah keluyuran malam-malam. Ia mendengus ingin tertawa.

Sementara Yang Mulia Jaehyun itu menerka-nerka dan berusaha terhubung dengan lingkungan yang sedang Nona tawanan lewati. Pria itu menautkan alisnya, siapa yang sedang Jennie bawa?

"Gila hewan tadi mirip dengan Arakhne" Kogand mengusap kepalanya ngeri dengan hewan yang baru saja ia, Jennie dan Gauron lewati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gila hewan tadi mirip dengan Arakhne" Kogand mengusap kepalanya ngeri dengan hewan yang baru saja ia, Jennie dan Gauron lewati.

Ngomong-ngomong soal Gauron, hewan pemakan racun itu sudah sembuh total berkat sihir Kogand dan beberapa tumbuhan herbal yang Kogand temui sebagai penangkal ludah bisa milik Burung Segitiga —Jennie memanggil nya seperti itu. Awalnya Gauron tidak suka dengan keberadaan Kogand, namun Jennie menceritakan tentang kebaikan pria itu agar Gauron bisa memahami kondisi, mau tidak mau mantan anak buah iblis tersebut akhirnya terima-terima saja, untungnya Kogand bukan pria super norak, status penyihir nya juga bisa membantu perjalanan mereka.

Tiga hutan dari tiga konstelasi telah terlewati, Titan, Arkadia dan Vanaheim. Di Vanaheim seharusnya Kogand bertemu dengan para Dewa penyihir namun mereka bertiga memang bukan ke Kerajaan nya langsung melainkan ke hutan, tidak sempat bertemu dengan para penghuni Konstelasi.

Jennie menautkan alisnya "Arakhne? Bukannya Arakhne laba-laba?"  Tanya nya.

Kogand mengangguk "Iya, hewan barusan betina dan Arakhne betina.... Tadi energinya hampir mirip"

Hey, She's Not a Believer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang