Level 08.

948 208 63
                                    

Tidak sampai berjam-jam akhirnya kedua orang itu bisa menemukan pohon Zasy bersemayam. Letaknya berada di tebing tinggi diantara air terjun yang airnya berwarna biru. Bukan biru air laut pada dasarnya, tetapi seperti warna minuman Pop Ice rasa vanilla blue. Namun jelas air terjun itu tidak ada choco chip nya.

Jennie mendongak tinggi "wow, impresif" ujarnya mengusap kepala seakan ingin menyerah saja.

Gezos di samping nya itu menatap ia kemudian menunjuk Pohon Zasy berada "Ayo ambil"

Jennie menggeleng tidak percaya "Baginda.... Aku gak punya kekuatan super, kalau aku punya sudah ku ambil sama pohon-pohonnya juga" ujar Jennie ingin menolak.

Gezos merengut aneh "Ayo ambil sama saya, mendekat" ujar pria itu kemudian mengisyaratkan nona tawanan untuk merapat padanya.

Jennie menahan nafasnya yang memburu, ya ampun tuh kan sudah ke berapa kali coba dirinya skinship dengan Sang Raja Dewa? Bahkan Yang Mulia Jaehyun ini sedang merengkuh ia rapat sebelum lagi-lagi keduanya berpindah tempat ke atas tebing tadi.

Kepala Jennie yang masih pusing tiba-tiba tambah pusing melihat betapa tinggi nya dataran di bawah sana. Gadis ini lalu memukul-mukul pelipis agar segera tersadar cepat. Gezos menunjuk pada pohon yang tubuhnya kurus sekali seperti terdiri dari satu batang namun ditumbuhi daun yang lebat.

Jennie meraih bunga berwarna hitam di atas pohon tersebut, untunglah pohon nya kecil jadi dirinya tidak perlu merepotkan Sang Raja terus menerus. Gadis itu lalu mengambil bunga putih di bagian bawah akarnya kemudian memberikan kedua bunga tersebut ke pada Gezos.

"Simpan, besok kamu harus kumpulkan dua bunga seperti ini dari tiga konstelasi" ujar Gezos memberitahu.

Jennie merengut "Yang mulia, bukannya yang mulia bisa memberikan bunga ini tanpa perlu repot pergi ke hutan belantara?"

Gezos menarik nafas pendek, memang dirinya bisa walau pohon Zasy bersifat nomaden. Namun bila begitu manusia mana mau berjuang ke depan dengan terus mengandalkan yang simpel dan praktis.

"Gak bisa" jawab Gezos agar lebih cepat perjalanan ini usai.

Jennie memiringkan kepalanya seperti mencari-cari kebohongan . Kurang ajar, manusia sepertinya ini harusnya sudah dikirim ke alam kematian karena melihat mata Gezos seperti tidak percaya.

"Ya sudah" sahut Jennie kemudian menggenggam tangan Gezos.

Pria itu mendengus geli kemudian keduanya berpindah tempat ke awal dimana tahta berakar sang raja masih berada pada tengah-tengah pepohonan rindang. Hewan yang sedang berada di sekitar mereka tiba-tiba menjauh karena merasakan energi kuat bukan main dan mereka bisa meledak sewaktu-waktu.

Jennie menggelengkan kepalanya mencoba terbiasa dengan pusing nya ini kemudian membuka suara "Yang Mulia kenapa gak langsung ke istana?"

Gezos merasakan nafas dan jejak Feiye yang tertinggal di sekitar, entah apa yang pria penuh tipu muslihat itu sedang lakukan di hutan belantara ini, mungkin saja ingin bersemedi dan mensucikan diri.

Jennie menghela nafas pendek, Si Raja ini kenapa pelit sekali menjawab sih? Gadis itu lalu mendekat kemudian merentangkan kedua tangan nya.

"Ayo yang mulia mau teleportasi, kan?" Tanya nya.

Gezos mengangguk kemudian merengkuh si nona tawanan sebelum keduanya kembali ke istana tepat di ruangan istirahat beliau. Pria tersebut sedikit menghela nafas karena melihat dua wanita yang sering sekali berkunjung ke istana nya. Aphrodite dan Sigires.

"Gezos?! Kamu darimana saja? Ah maaf sebelumnya kurang sopan, halo nona manusia cantik, siapa kamu?" Sigires mendekat sembari menyapa Jennie hangat berbeda dengan Aphrodite, Dewi Kecantikan itu menatap kedua orang yang baru saja berpergian tersebut seakan cemburu berat, kesal melihat Raja nya merengkuh seorang perempuan apalagi manusia.

Hey, She's Not a Believer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang