Jennie ingin ngakak guling-guling rasanya begitu ia bergandengan tangan dengan Kogand, serius mereka berdua tidak ada niatan untuk mesra. Saat ini sedang sengaja berkeliling taman besar dekat di jam saat Sang Raja keluar dari ruangan nya.
"Aku agak geli, sumpah" ujar Kogand meraba perutnya yang kaku menahan tawa.
Jennie mengangguk setuju "Gila pingin ngakak aja"
Dua orang itu sesekali berbicara seperti tidak ada apa-apa. Topik pertama adalah 'Apa yang Jennie sukai dari Bunga?' dan Kogand sengaja mengambil dialog mesra agar terlihat natural. Jennie pun sesekali menyender di bahu teman rasa pacar itu.
"Gila! Putar balik!" Bisik Jennie begitu menyadari Yang Mulia Raja nya sudah keluar dari ruangan. Pria itu memakai baju raja nya khas dengan wajah serius, rahangnya kokoh dan Jennie hampir meleleh.
Nona tawanan cepat-cepat memutar balik arah agar berdekatan dengan Raja berdiri, Kogand menggigit bibir dalamnya menahan ngakak, kemudian sengaja mendekatkan bibir ke samping telinga Jennie pura-pura berbisik.
Gezos di tempatnya merengut tidak nyaman. Sialan, lihat dua orang itu! Intim sekali, belum lagi saat dua-duanya tertawa entah karena apa. Bahkan Nona tawanan bersender pada bahu temannya itu!
"Sedang apa?" tanya Gezos.
Jennie dan Kogand menoleh kemudian melirik satu sama lain.
"Sedang pacaran, Yang Mulia" sahut Jennie sopan.
Raja menautkan alisnya kemudian mengalihkan pandang sekilas, pria itu melangkah dekat.
"Jangan banyak bercanda, nona" ujar ia.
Kogand di tempatnya menelan ludah. Gezos sendiri sudah membaca situasi mereka, kedua orang itu berpura-pura mesra. Namun beliau sedikit merengut lagi.
"Kalian berpacaran?" tanya Raja begitu melihat kejadian kemarin siang saat Jennie mengunjungi kamar temannya, oh bahkan mereka membicarakan dirinya.
Jennie meringis "Kita putus saja, Robin"
Kogand mengangguk setuju kemudian melepaskan gandengannya dan menunduk sopan.
Gezos menutup matanya sekilas kemudian menghela nafas, beliau menarik Jennie pelan. Dagunya mengisyaratkan teman tawanannya agar kembali ke kamar. Kogand mengangguk kemudian berjalan mundur beberapa langkah sebelum dirinya menghilang lenyap kembali ke istana kamar ia berada.
Raja menarik Jennie dalam genggaman nya berjalan beriringan. Nona tawanan tercekat, energi ini menakutkan sekali sampai dirinya sedih luar biasa ingin menangis. Bahkan sepuluh kali lipat lebih sedih dibandingkan ketika ia mendapatkan kabar bahwa sahabat kecil nya meninggal terlindas truk atau saat Ibu dan Ayahnya sekarat ingin meninggal.
Dinding kuno Istana Khortas merambat berwarna hitam.
"Yang Mulia.... sa—kit"
Gezos menoleh kemudian mengangkat Jennie ke gendongannya, energi itu mengendur seperti semula.
Tidak ada maaf, karena memang Raja tidak pantas mengatakan maaf. Jennie memeluk leher Gezos erat kemudian meminta maaf, benar seharusnya begini.
"Memang nya kenapa kalau aku pacaran sama Robin?" tanya Nona tawanan suaranya sedikit teredam di bahu Raja.
"Karena kamu sengaja, saya jadi malas" Gezos menyahut. Untuk apa juga berpacaran hanya untuk membuat beliau cemburu? Bukankah justru Raja jadi berpikiran kalau Jennie benar-benar tidak serius menyukainya dengan cara kekanakan dan tidak etis seperti itu?
Jennie menunduk, wajahnya tenggelam di bahu bidang Gezos. Sudah hampir banyak cara untuk membuat pria tersebut menyukai nya ternyata benar-benar mustahil. Lagi pun derajat mereka memang berbeda, sangat jauh bahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, She's Not a Believer
Romance[1] . Chadwyk, petarung yang fisiknya diatas rata-rata. Seakan mengetahui takdir mereka dilahirkan ke dunia. Chadwyks adalah garda terdepan untuk melindungi hamba-hamba Dewa dari dzalim nya sesama manusia. Bertahun-tahun manusia berlindung pada mere...