Level 12

870 211 52
                                    

Mendarat, layaknya pesawat terbang Gauron memperlambat kepakan sayap dengan kaki yang terus meraih rumput kebun besar yang sebelumnya menjadi tempat ia lepas landas.

Jennie memegang dada nya yang berdetak keras lebih cepat, ia menoleh ke bahunya dimana Kogand berada, pria itu memperkecil dirinya seperti peri Tinkerbell dan duduk dengan tenang di bahu si nona tawanan.

Bisa dilihat dari tengah kebun ini, Gezos berjalan pelan mendekati pilar untuk melihat tawanan nya yang sudah kembali dari berpetualang—jelas berpetualang itu menurut Jennie namun Sang Raja menganggap itu sebagai hal tugas dan perintah. Aneh.

Sebenarnya, Jennie mengambil bunga satu hari satu Konstelasi saja, bukan semuanya dalam sehari dan Gezos makin pusing memikirkan manusia tidak beriman tersebut yang pikiran nya tidak bisa ia tebak.

Si nona tawanan melirik Raja dengan senyum merekah walau patah-patah. Dirinya juga belum menyusun kata-kata yang bagus untuk menjelaskan keberadaan Kogand dan petualangan nya yang ngeri.

"Jangan tersenyum, gila kamu" ujar Kogand berbisik begitu melihat Jennie yang tersenyum manis ke arah Raja.

Jennie menoleh ke bahunya "Mau aku sentil? Nih-nih ayo, berisik lagi aku patahin badan kamu" geram nya.

"Ngomong-ngomong, apa kamu bisa terbang ?" Tanya Jennie, penasaran dengan bentuk tubuh Kogand yang mirip campuran Tinkerbell dan Peter Pan.

Kogand mengangguk walau tidak begitu terlihat "Bisa, jangan bilang kamu mikirin Tinkerbell" sahutnya.

Nona tawanan tergelak, beberapa kali setelah pembicaraan mereka Kogand sempat menebak pikiran Jennie. Ia juga jadi tau kalau pria tersebut yang berpangkat penyihir bisa membaca pikiran, Jennie harus lebih hati-hati dan sebisa mungkin tidak berkontak mata dengan Kogand.

Setelah Gauron sudah mantap menapaki rumput hijau di kebun, Jennie turun dengan perlahan kemudian sedikit pura-pura menyibukkan diri dengan peliharaan nya.

"Heh, Little Pony. Aku takut ngomong ke Yang Mulia kalau aku bawa orang tolol" ujar Jennie pusing sendiri.

Kogand mendelik "Maksud mu apa? Ngajak ribut?"

Jennie melambaikan tangan tidak peduli "Duh Robin pokoknya kamu jangan aneh-aneh tingkahnya. Semenjak kamu cerita tentang Beliau aku jadi takut" sahut Jennie.

Kogand memijat pangkal hidung nya "Emang nya kamu dari kemarin gak takut sama Beliau? Aneh masa Energi sama aura nya semenyeramkan itu kamu biasa-biasa aja. Yang orang tolol siapa, coba?" Balas Kogand berbisik.

Jennie makin panik, Gauron yang jengah melihat majikan dan penyihir yang ia bawa tadi mendengus dengan geraman. Tangan nya yang memiliki kuku tajam itu kemudian melambai seakan menyuruh kedua orang itu cepat-cepat menghadap Raja daripada mati karena adu mulut di sini.

Jennie mendengus walau dia agak gemas dengan tingkah Gauron "Jangan gitu dong"

Kogand menjambak Jennie "Idiot, cepat ke sana!"

Jennie meringis kemudian berbalik dan melangkah pelan ke arah Gezos berada, pria itu menatapnya seperti biasa. Tidak ada ekspresi apa-apa namun jelas gadis ini melihat dahi Raja yang sedikit mengerut seakan sedang dalam keadaan tidak baik.

"Halo, Yang Mulia, aku pulang" sapa Jennie tersenyum canggung.

Kogand yang gugup bukan main itu sedikit melotot. Apa-apaan? Yang Mulia?

Si Raja mengangguk dengan kerutan di dahi yang tak kunjung hilang, pria itu menunjuk bahu Jennie.

"Siapa? Penyihir?" Tanya nya.

Jennie cepat mengamit tubuh Kogand di bahunya kemudian menaruh pria itu di telapak tangan menunjukkan nya seolah-oleh Kogand serangga lucu yang baru ditemui.

Hey, She's Not a Believer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang