[Name] dan Todoroki asik bersantai melihat teman lainnya yang sedang berjuang di ujian lisensi ini.
"[Name], jangan lupa buang sampah Takoyaki-mu. Malah numpuk disampingmu sampai 20 bungkus." tegur Todoroki kepada [Name] yang dengan tidak sadar menjilat tusuk Takoyaki, karena masih ada sisa saus.
"Gampang, masih sisa satu bungkus nih," jawab [Name]. Lalu gadis itu menusuk satu Takoyaki dan hendak menyuapi itu ke Todoroki.
"Nih makan. Enak lo!"
"Aku kenyang," kata Todoroki dengan wajah datar.
"Kamu liat Takoyaki-nya. Nangis tau gak mau dimakan kamu," ucap [Name] sambil memperlihatkan Takoyakinya yang sebenarnya tidak menangis.
"Hanya Takoyaki-nya yang sedih? Kamu tidak sedih?" tanya Todoroki.
"Aku pernah baca di artikel. Kalo mau lebih deket sama temen, harus bisa nyuapin temennya. Tapi malah kamu gak mau," [Name] tersendu, tangannya yang membawa Takoyaki diturunkan.
Tapi Todoroki menahannya, "Suapi aku,"
Mata [Name] berbinar-binar, "Yorokonde!"
Tangan [Name] dengan cepat menyumpal Takoyaki kemulut Todoroki. Pria itu langsung mengunyahnya.
"Eh aku baru nyadar. Takoyaki, Todoroki, bukannya hampir sama?" Todoroki yang mendengar itu memasang wajah biasa saja.
"Selain persamaan itu, juga ada persamaan lain. Kalian sama-sama kesukaan aku." ucap [Name] dengan tersenyum, membuat Todoroki tersipu.
"Kenapa aku jadi kesukaanmu?" tanya Todoroki.
"Kan kamu sangat berguna untukku. Kamu juga baik, selalu ada kapanpun." mendengar itu wajah Todoroki jadi merah.
"Eh tapi, karena aku sudah ada Lucky Hat ini. Kamu sudah tidak berguna untukku lagi, ehe!" ucap [Name] tanpa dosa.
JDERR! Bagaikan petir tet! Disiang bolong tet! Menyambar aku tet! Sakit sekali tet!
"Entah mengapa aku jadi sakit," gumam Todoroki.
"Kamu sakit? Aku ambilkan obat, ya!" [Name] bangkit, tapi ditahan oleh Todoroki.
"Jangan pergi, disini saja."
Dengan perasaan bingung, akhirnya [Name] duduk kembali.
"Tapi kalo kamu tambah sakit gimana dong?"
Todoroki menatap intens kearah [Name], "Obatku cukup melihat dirimu."
"Hah? Aku bukan obat tau!"
Susah ngomong sama orang bego.
Todoroki memilih diam. Akhirnya kesunyian mendominasi mereka. Pria itu membatin, bagaimana caranya [Name] tidak bodoh dalam hal ini. Dirinya sangat sangat ingin gadis itu tahu perasaanya.
Tapi otaknya sudah kelewatan bego.
Tak butuh waktu lama, kelompok Yaoyorozu datang. Lalu mereka menghampiri Todoroki dan [Name].
"Todoroki-san, [Name]-san. Kalian berhasil lulus!" ucap Yaoyorozu.
"Bukannya aku ditakdirkan untuk ini?" kata [Name] sambil mengibas rambutnya sombong.
"Bagaimana dengan yang lainnya?" tanya Jirou.
"Mereka belum datang. [Name] yang pertama, aku, lalu kalian." jawab Todoroki.
"Begitu ya? Pasti sulit." sahut Shoji.
"Apa kalian bekerja sama?" tanya [Name].
"Karena kekuatan dari Akademi Ketsubusu, kami jadi terpisah-pisah." jawab Yaoyorozu.
Tinggal 30 orang lagi. Berjuanglah, Minna!
-My Way to be Hero-
Yang lainnya masih berjuang untuk lulus ujian ini. Tentu saja orang lain mengincar Yuuei terlebih dahulu, karena Quirk mereka yang sudah diketahui berkat Festival Olahraga yang ditayangkan publik.
Kelas A sudah mulai menyusul. Midoriya, Sero, Uraraka lulus. Lalu Bakugou, Kaminari, dan Kirishima juga.
Yaoyorozu langsung menyambut mereka dengan makanan (apa ya?).
"Untunglah kalian lulus. Aku khawatir sekali, lo." ucapnya.
"YaoMomo. Kami baik-baik saja. Kalian juga lulus cepat sekali." sahut Kaminari. Lalu mengambil makanan yang dibawa Yaoyorozu.
"Tidak, kami baru saja selesai. [Name] lah yang tercepat," kata Shoji. [Name] yang mendengar itu lagi lagi berpose layaknya orang sombong.
"Kukira Bakugou yang lebih dulu sampai sini. Tapi bisa dimaklumi kalau kamu bersama dia, Kaminari." sahut Jirou tiba-tiba.
"Heh! Cepat tarik kata-katamu!"
[Name] menghitung jumlah kelas A yang sudah lulus. "Baru 12, sisa 9."
"Pengumuman mengatakan yang lulus tinggal 18 peserta."
[Ada 8 peserta lulus bersamaan. Berarti tinggal 10 peserta lagi.]
Ternyata 8 peserta itu dari Akademi Ketsubusu. Yang berarti Akademinya Shindo.
Begitu Ketsubusu masuk ke Ante Room. Shindo langsung menemukan [Name] dan berlari menghampiri gadis itu.
Shindo menggengam tangan [Name], "Sasuga, My Lady. Kau lulus tanpa adanya kerja sama. Kau sangat layak jadi istriku."
Kelas A yang mendengar itu jadi sweetdrop. Bakugou dan Todoroki menatap tajam anak itu, lagi.
"Aku tak tahu apa yang kau katakan. Tapi jadi istri, sepertinya hal yang baik." sahut [Name] dengan tersenyum goblok.
"Kalau begitu 5 tahun lagi kita menikah!" ucap Shindo dengan semangat.
"Sepertinya bagus. Oke!"
"KAU JANGAN MAU DIBODOHI, [NAME]!" teriak kelas A bersamaan. Todoroki dan Bakugou sudah bersiap menyerang anak itu.
"Oi santai dong jangan goyang." ucap Shindo. "Aku tahu dia bodoh dalam hal ini. Sebagai calon suami yang baik, aku akan mengajarinya."
"Kau baik sekali, Tukang Geter." sahut [Name].
"Pfft! BWAHAHAHAHAHA ANJIR AMBIGU COK AHAHAHAHAHA!"
"Namaku Shindo, bukan tukang geter."
"Oh oke Shindoro."
Shindo jadi terdiam, au ah.
[Sudah 100! Dengan ini ujian tahap pertama berakhir! Maaf untuk yang tidak lulus silahkan meninggalkan lokasi!]
Kelas A bersorak gembira, untungnya mereka semua bisa lulus di detik akhir. Dan sekarang, menuju ke tahap selanjutnya.
Rescue.
-Part 38 : End-
Ada yang dari Jakarta Utara disini?
OH YA LUPA! HAPPY BIRTHDAY SHOTO! MAAP TELAT HEHE!
Maap ya chapter ini rada aneh, soalnya ya itu....
tapi takpe lah. Mencoba mengobati rindu kalian dengan book ini hehe.
Selasa, 12 Januari 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Way to be Hero.
FanfictionKarena Quirk dari [Name] sangatlah sempurna sehingga Villain selalu mengincarnya, membuat dirinya tak pernah keluar dari rumahnya. Merasa anak ini harus dilindungi, Kepolisian meminta [Name] masuk ke SMA U.A. Dan inilah kisah [Name] dan teman kelasn...