Part 46 : Overhaul

2.3K 376 149
                                    

Dan sesuai kehendak Sir Nighteye, akhirnya mereka memulai Patrolinya. Bertemu penduduk membuat Midoriya tampak gugup.

"Bukankah kalian sudah pernah berpatroli saat Pelatihan Magang dulu?Apa kalian masih trauma karena diserang oleh Aliansi Penjahat?" tanya Togata.

"Tidak.. Hanya saja, aku belum bisa mempraktekkan dasar-dasar kepahlawanan dengan baik," ucap Midoriya.

"Ck, hanya ikuti naluri saja, Midoriya. Tak usah kaku begitu." [Name] menimpali.

"Seperti biasa kau orang yang sangat santai ya, [Name]-san,"

"Aku hanya ingin menikmati hidup dengan santai dan menyenangkan. Oh ya senpai, aku ingin bertanya padamu boleh?" Togata mengiyakan.

Firasat Midoriya mulai tak enak, Jangan-jangan dia akan bertanya tentang itu... batin Midoriya.

"Bagaimana cara punya yang menggantung di situ?" tanya [Name] dengan wajah tak berdosa sambil menunjuk ke yang dimaksud. Togata langsung tercengang.

Midoriya langsung membawa Togata jauh darj [Name] dan berbisik, "Senpai, dia sudah meneror teman kelas dengan pertanyaan itu, bahkan ia sampai ingin memilikinya, satu kelas ribut karena [Name]-san selalu menelfon kami. Rasa penasarannya sangat tinggi."

"Wah, tak kusangka orang dengan power terkuat bisa sepolos itu," jawab Togata.

"Supaya teror kita selesai, alangkah baiknya senpai menjawab seadanya. Ya setidaknya masih bisa diterima," Togata mengangguk. Lalu mereka kembali pada [Name].

[Name] bingung, "Apa yang kalian bicarakan?"

"Ekhem! Begini, yang kau maksud tadi itu hal yang hanya dimiliki seorang pria. Gadis cantik sepertimu tak bisa memilikinya. Kalau kau ingin memilikinya, kau jadi tak imut lagi," jelas Togata.

Nice Catch, Togata-senpai! batin Midoriya, senang dengan jawaban Togata.

"Wah tidak jadi imut lagi? Bahaya, aku harus mempertahankan keimutanku ini. Terimakasih senpai sudah menjelaskannya padaku." [Name] melanjutkan patrolinya. Kedua Pria itu menghela nafas lega.

"Omong-omong, kita masih belum memperkenalkan nama pahlawan kita masing-masing, kan?" Togata beralih pembicaraan.

"Zethena," singkat, padat, dan jelas.

"Deku desu,"

"Deku? Deku? Kau yakin dengan nama itu?" tanya Togata heran.

"Dia sudah yakin dengan otak anehnya itu, senpai," malah gadis itu yang menjawabnya.

Keduanya hanya tertawa kikuk, "Namaku Lumilion. Meskipun belum sampai ke level 'semua' , tapi aku ingin menolong 'sejuta' orang."

Togata menghadap ke depan, "Saat kita berjalan sambil mengenakan kostum, saat itu juga kita menjadi Pahlawan. Jangan sampai lengah ya, Deku, Zethena,"

"Ha'i, Lumillion,"

Lalu mereka melanjutkan perjalanan, tak lama kemudian seorang gadis kecil berlari keluar dari gang yang gelap, lalu menabrak Midoriya.

Gadis kecil yang penuh perban yang melilit di tangan dan kakinya, pakaian yang lusuh, dan terdapat tanduk dikepalanya. Ia memiliki mata berwarna merah yang sangat indah. Mirip dengan [Name].

"Maafkan aku, pasti sakit, ya?" ucap Midoriya mendekati anak itu.

"Kalau berlari liat jalan, ya? Dengan tubuh yang penuh perban pasti terasa sakit," [Name] ikut berbicara.

Midoriya hendak menyentuh anak itu tapi reaksinya seperi takut jika disentuh, "Kamu bisa berdiri? Kamu baik-baik saja?" tanya Midoriya.

[Name] mencoba membantu anak itu berdiri, tapi dia terkejut, tubuh anak ini bergetar.

My Way to be Hero.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang