[Present Mic : Peraturannya simple! Buatlah lawanmu keluar arena atau melumpuhkannya! Dan juga, kalian bisa menang dengan membuat musuh mengatakan 'aku menyerah'.]
[Present Mic : Jangan takut terluka! Karena kami punya Recovery Girl yang siap merawat kalian. Buang sejenak moral dan etika kalian! Tapi ya, tentu saja, hal yang membahayakan nyawa itu berlebihan! Dilarang! Pahlawan menggunakan tinjunya untuk menangkap penjahat]
Terlihat Cementoss membuat kursi untuk dirinya sendiri, "Kalau sampai berlebihan, aku akan menghentikan kalian, ya."
Midoriya menghela nafas, lawannya -Shinso- mulai melancarkan provokasinya. " 'aku menyerah' ya? Ini adalah pertarungan menguji seberapa kuat tekad kita. Kalau tekad akan cita-citamu kuat, maka kau tidak perlu khawatir soal penampilan."
[Present Mic : Ready?]
Shinso mendecih, "Meski si Monyet itu bilang soal harga diri..."
[Present Mic : Start!]
"... bisa-bisanya membuang kesempatan, apa kau tidak berpikir kalau dia itu bego?"
[Name] yang berada di bangku penonton menahan tawa, "Monyet? Bego? Pfft! Maaf Ojiro dia membuatku tertawa!"
Midoriya geram, berlari ke arah Shinso, "Apa katamu barusan?!"
Shinso tersenyum, dia berhasil memprovokasi Midoriya, "Aku yang menang,"
Midoriya jadi diam saja, dia terkena efek dari Quirk milik Shinso, brainwashing.
Ojiro mendadak bangkit dari duduknya, "Padahal aku sudah memperingatkannya!"
"Dia melupakanmu dan dengan mudahnya diprovokasi. Bodoh sekali!" ucap [Name].
[Present Mic : Oi, oi, ada apa? Ini pertandingan pertama yang penting! Meriahkan, dong! Midoriya, pertandingan baru saja dimulai dan dia sama sekali tidak bergerak!]
"Deku-kun.."
"Apa yang terjadi?"
[Present Mic : Wajahnya kelihatan bodoh dan tidak bergeming! Apakah karena Quirk Shinso?]
"Brainwashing," semuanya menoleh ke [Name].
"Siapapun yang membalas perkataannya akan terkena efeknya. Makanya Ojiro yang satu tim dengannnya tidak tau apa-apa karena terpengaruh efek itu. Benar-benar merepotkan!" jelas [Name].
"Jadi dia sengaja memprovokasi Midoriya ya?" tanya Kaminari, yang hanya dibalas anggukan oleh [Name].
Shinso menyuruhnya berjalan keluar Arena, dan Midoriya menurutinya. Kelas 1-A yang berada di bangku penonton khawatir. Apakah Midoriya akan dikalahkan begitu saja?
Tiba-tiba Midoriya bisa berhenti, pas sekali di garis Arena. Angin berhembus disekitar Midoriya karena dia menggunakan Quirknya di kedua jarinya.
[Present Mic : I-ini?! Midoriya berhenti.]
"Midoriya-kun!" pekik Iida.
"Syukurlah," ucap Uraraka.
Ojiro duduk di bangkunya kembali, "Sungguh nekat,"
"Yang aku pikirkan, bagaimana dia bisa mengeluarkan Quirknya? Padahal dia masih dibawah efek itu." gumam [Name].
Midoriya berlari ke arah Shinso, pria itu mencoba memprovokasinya lagi. Midoriya yang jelas tau bagaimana Quirknya bekerja ia jadi menutup mulutnya. Dengan cepat dia membalikkan keadaan dan mendorong Shinso keluar arena.
"Shinso keluar arena! Midoriya maju ke babak kedua!"
Penonton bersorak ria. [Name] sampai melongo. "Ya itu keberuntungan yang bagus,"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Way to be Hero.
FanfictionKarena Quirk dari [Name] sangatlah sempurna sehingga Villain selalu mengincarnya, membuat dirinya tak pernah keluar dari rumahnya. Merasa anak ini harus dilindungi, Kepolisian meminta [Name] masuk ke SMA U.A. Dan inilah kisah [Name] dan teman kelasn...