Akibat dari Insiden Hosu, murid Yuuei yang melawan Stain harus dirawat di rumah sakit Hosu.
Iida, Todoroki, dan Midoriya berada di ruangan yang sama. Sedangkan [Name], karena dia tak ada luka apapun jadi dia tak dirawat. Saat ini gadis itu tengah menjenguk ketiga pria itu.
"Kau bisa tidur, Midoriya?" tanya Todoroki.
"Tidak terlalu," jawabnya.
"Kurasa memang begitu, aku juga." balas Todoroki.
"Kalian tak bisa tidur? Haduh kalau aku malah enak kalo disuruh rebahan." sahut [Name]. Midoriya terkekeh, "Ya begitulah dirimu, [Name]-san."
"Kalau dipikir-pikir, kita telah melakukan hal yang luar biasa, ya?" ucap [Name]. Todoroki membenarkan.
"Melihat akhir yang seperti itu, bisa hidup saja sudah ajaib." Midoriya menimpali.
"Maa, tuhan masih baik kepada kita," kata [Name].
Midoriya meraba kaki kirinya yang dibalut perban, "Dengan kakiku yang seperti ini, dia bisa saja membunuhku kalau mau."
"Yah, jelas-jelas kita sengaja dibiarkan hidup." sahut Todoroki sambil melihat tangan kirinya yang dibalut perban juga.
Stain melepas kita berarti kita berpotensi menjadi Pahlawan Sejati. Ideologinya kan membunuh Pahlawan Palsu. Batin [Name].
"Dengan semua nafsu membunuh yang menuju padamu, hebat sekali kau bisa menghadapinya." sambung Todoroki, lalu menoleh pada Iida.
"Tidak, bukan begitu. Aku..."
Tiba-tiba pintu terbuka, menampakkan guru Magang Iida dan [Name], juga Midoriya. Manual dan Gran Torino, "Oh, Anak-anak yang terluka sudah bangun, ya?" tanyanya.
"Seperti yang kau lihat, Kakek Mungil." jawab [Name] dengan tampang polosnya.
Midoriya jadi girang adanya Gran Torino disana. Iida juga terkejut.
"Nak, aku punya banyak keluhan padamu." ucap Gran Torino sembari berjalan mendekati Midoriya. Pria hijau itu meminta maaf.
"Tapi sebelum itu, ada yang mau menjengukmu."
Datanglah Anjing besar berjalan masuk ke ruangan itu. "Kepala polisi Kota Hosu, Tsuragamae Kenji."
Pfft! Inu? Aku harus menahan diri, dia kepala polisi.
Hampir saja gadis itu keceplosan.
Todoroki, Iida, dan [Name] berdiri. Sedangkan Midoriya yang kakinya terluka diperbolehkan duduk saja.
"Kalian pasti murid U.A yang mengalahkan Pembunuh Pahlawan, kan?" tanya Anjing Polisi itu. Todoroki membenarkan.
Untuk apa Kepala Polisi sampai repot-repot kesini? Batin [Name].
"Berdasarkan pembunuh pahlawan yang kami tangkap, dia mengalami luka bakar, patah tulang dan juga luka sambaran petir yang serius. Dan membutuhkan penanganan khusus yang ketat, guk." kata Kepala Polisi itu.
Guk? Kawaii.
"Karena kalian murid U.A, kurasa kalian sudah mengerti. Ketika kekuatan super masih menjadi norma, polisi sangat mementingkan kepemimpinan dan standar dan memastikan agar kekuatan tak digunakan sebagai senjata. Lalu, profesi pahlawan muncul untuk mengisi celah itu, guk."
"Pemakaian pribadi sebuah upaya dan kekuatan yang bisa menghentikan tindakan orang lain yang seharusnya tidak boleh dilakukan, namun sekarang diperbolehkan secara resmi, itu semua berkat pahlawan terdahulu yang menaati aturan profesi, guk."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Way to be Hero.
FanfikceKarena Quirk dari [Name] sangatlah sempurna sehingga Villain selalu mengincarnya, membuat dirinya tak pernah keluar dari rumahnya. Merasa anak ini harus dilindungi, Kepolisian meminta [Name] masuk ke SMA U.A. Dan inilah kisah [Name] dan teman kelasn...