happy reading 💅
"Agista, oy!"
Agista membalikkan badannya. Ia melihat Agnes bersama Alessi datang menuju arahnya. Ia berbalik menyapa.
"Eh halo Agnes, Alessi, lama nggak ketemu ya." ujar Agista menyambut keduanya.
"Ye itu mah karena lo yang sibuk. Kita sudah sering berkeliaran kemana-mana." gurau Alessi. Agista tertawa.
"Gue nggak sesibuk itu kali. Ada apa nih?"
Emang pada dasarnya Alessi itu seorang dancer, ia sampai menunjukkan sedikit kebolehannya di depan Agista. Ia menari memutari Agista sebelum menyerahkan sebuah surat kepadanya. "Nih, ada titipan buat lo."
Dahi Agista berkerut melihat kertas berwarna putih polos itu. "Dari siapa?" ujar Agista.
"Fidel mau sweeteighteen dan lo diundang Ta." ujar Agnes menjelaskan. "Datang ya?"
Agista tersenyum kaku. "Fidel? Yah kalau bisa ya."
"Datang lah Ta." bujuk Agnes. "Ajak Royvan sekalian."
Alessi menepuk punggung Agnes. "Heh! Hendra lo kemanain?"
Agnes meringis dan memainkan rambutnya. "Ck, bolehlah cuci mata ke cowok lain."
Di tengah perdebatan Agnes dan Alessi, Agista dirundung masalah yang berbeda. Mana mungkin ia bisa datang ke pesta Fidel yang didominasi anak IPS. Bisa-bisa ia mati kutu di sana.
"Ya nanti gue usahain datang." ujar Agista. Agnes menyela.
"Oh iya Ta, lo doang lho yang diundang dari anak IPA. Soalnya Fidel ogah mengundang orang lain."
Bagus Agnes, perkataannya malah membuat Agista semakin enggan menghadiri pesta ulang tahun itu. Agista mengulas senyumnya.
"Oke Nes. Nanti gue usahain datang."
"Okelah, gue sama Agnes mau menebar undangan lagi. Kita pergi dulu ya."
Kepergian Alessi dan Agnes, ditatap berbeda oleh Agista. Ia beralih menatap surat undangan itu dan menarik napas berat.
"Agista!"
Ia berbalik. "Eh hai!!"
Noel mengulas senyumnya dan langsung mengacak rambut Agista. "Lama nggak jumpa, Ta!"
"Ish, ngapain sih datang langsung merusak rambut gue." ujar Agista menjauhkan tangan Noel dari kepalanya. "Masih ingat gue ya?"
"Masih lah, lo kan satu-satunya cewek yang tak tergantikan dalam hati gue."
Perkataan Noel barusan membuat Agista menjadi tidak nyaman karenanya. "Maaf ya Noel, bukannya gue—"
"Gue paham. Lo nggak suka sama gue kan?" ujar Noel blak-blakan. Agista terkejut, ia terbelalak.
"Tenang aja Ta. Lo memang cewek yang tak tergantikan di hati gue karena lo adalah adik gue. Oke?"
Adik lagi? Batin Agista termangu mendengar penuturan Noel yang sama sekali tak pernah ia duga.
"O-oke." ujar Agista mengiyakan daripada ia semakin terperosok ke dalam jurang rasa bersalah.
"Btw, lo diundang Fidel kagak?"
Agista mengangguk. Noel menjentikkan jarinya. "Nah pas banget tuh. Mau nggak berangkat bareng sama Kakak baru lo ini?"
Agista mengulas senyumnya. "Kak Noel?"
"Iya?" ujar Noel memperlihatkan lesung pipitnya yang samar.
"Tentu saja. Kenapa tidak?"
Noel mengusap rambut Agista sebelum ia berpamitan pergi dari hadapannya. "Ya udah nanti malam gue jemput jam tujuh. Sekarang Kakak mau kencan sama kakak ipar lo. Bye."
KAMU SEDANG MEMBACA
SCIENCE 7 : UNITY IS PRIORITY
Novela JuvenilIni masih tentang kelas XII IPA 7 yang sudah melepas gelar Silvernya dan menyandang gelar Diamond, suatu gelar paling tinggi yang pernah SMA Gemilang berikan. Ini bukan lagi masalah besar, melainkan pertikaian antaranggota yang tak bisa dihindarkan...