[23] Pengkhianat

785 150 123
                                    

allo! siapa yang kangen? wajib spill shipper yaw!

jangan lupa vote, biar aku nggak ngambek :/

jangan lupa komen, biar aku nggak kesepian :(

jangan lupa menikmati cerita ini yaw!!!

bae, baca cerita aku yang lain yaw!

MY PERFECT BF.
MY ANNOYING GF.
MY FIERCE GF.
SIAP, KAK! (baru nih :)

aku tunggu ya baeee

happy reading

~Science 7~

Kembalinya mereka dari aula disambut oleh berantakannya dan rusaknya kondisi ruang kelas. Ketigapuluh tujuh manusia itu terbelalak menatap kondisi kelas yang amat terbengkalai.

"WHAT THE FUCK! SIAPA YANG UDAH MERUSAK BANGKU DAN MENGOTORI KELAS KITA?!"

Azka dan Fian saling pandang mengode, lalu mengangguk. Kemudian dengan sigap mereka mengambil laptop masing-masing. Mereka hendak mengecek CCTV sekolah dan alat pendeteksi panas yang tersedia di ruang kelasnya sebagai satu-satunya saksi bisu. Suatu ketidakbetulan kalau pelaku tidak meninggalkan jejak kejahatan sedikitpun.

"Astaga.."

Runtuhlah pertahanan kaum hawa yang melihat semua kerja keras mereka sia-sia. Para peserta lomba penari pun tak menyangka kalau keadaan akan separah ini.

Naira dengan inisiatifnya langsung menelfon Rea yang ia tahu habis menilai kelas bersama Bu Renata. Beberapa detik kemudian, Naira tersambung dengan kekasih Ketua Osis itu.

"Rea, tadi lo dari kelas gue kan?" ujar Naira mondar mandir di teras.

"Iya Nai, tapi kelas kalian udah gue tutup kok pintunya. Ada masalah?"

"Apa lo melihat seseorang yang mencurigakan disekitar kelas gue?"

"Nggak Nai, soalnya disekitar kelas lo sepi banget. Kan ada penilaian kelas, makanya mereka pada turun."

Naira memejamkan matanya. Perkataan Rea memang benar. "Oke, Re, makasih infonya."

"Sama-sama, Nai."

Nadine menggigit kukunya dengan gemas. "Siapa sih yang berbuat iseng dengan kelas kita?"

"Nggak masuk akal! Nggak ada hujan nggak ada apa kelas kita bisa sekotor ini ada lumpurnya." hardik Stella menggebrak meja.

"Padahal kelas kita di lantai atas. Bagaimana bisa ada yang memberi lumpur seperti ini?" ujar Chlora menyayangkan. Aliza menopang dagunya mencoba mencari misteri dari kejadian ini.

"Nggak masuk akal, ini pasti udah direncanakan!" ujar Naira menendang meja dengan kakinya untuk menyalurkan kekesalan. Stella pun mendukung ucapan Naira.

"Gue yakin pasti ada pengkhianat di sini!"

Mata Stella jelalatan menatap teman perempuan sekelasnya. Terutama pada dancer yang selama ini tidak mau berpartisipasi menghias kelas setelah kejadian itu.

"Apa lo lihat ke arah kita? Lo pikir kita yang melakukan semua itu?" ujar Gwen menyolot, tak suka dengan tatapan yang terarah padanya.

"Mungkin aja! Siapa tahu kalian yang melakukan semua ini!" ujar Alexa tak kalah menyolot. Sementara Yossi terserang vertigo mendadak melihat kondisi kelas yang kotor. Seksi kebersihan itu nyaris pingsan.

"Eh lo nggak usah menuduh ya. Gue tahu kalo kalian nggak suka sama kita. Tapi kalian nggak usah menilai tanpa tahu kebenarannya." ujar Resya emosi, untung saja Alya menenangkan perempuan itu.

SCIENCE 7 : UNITY IS PRIORITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang