Ya kalau pertemanan lawan jenis nggak ada percikan cinta, ya nggak asyik dong!
~Stella~
"Azka, nih."
Agista menyodorkan hoodienya yang berwarna nude kepada Azka. Untuk pertama kalinya, kelas IPA 7 disuguhi pemandangan yang aneh. Bukan Zaga, Satya, Abay, ataupun Royvan yang didekati Agista. Melainkan Azka. Iya, si Azka.
"Buat apa?" balas Azka mengusap rambutnya yang basah. Agista meletakkan begitu saja hoodie di meja Azka.
"Buat baju lo yang basah tadi."
Agista berdehem. Azka menatap sekitarannya yang mendadak hening karena interaksinya dengan Agista. Ia mengerutkan dahinya.
"Kalian lihat apa?" ujar Azka menegur dengan datar. Mereka langsung berlagak kembali beraktivitas padahal masih ingin melihat interaksi mereka.
"Nggak papa." balas Stella memutar badannya perlahan. Ia langsung mengambil cermin dari tas dan merefleksikannya hingga ia bisa melihat interaksi Azka dan Agista di belakang.
"Nggak usah berlebihan." ujar Azka menolak. Ia mendorong hoodie tersebut kepada Agista. "Cuma refleks aja nolongin temen." balas Azka datar namun penuh kejujuran. Seorang manu
Mereka semua langsung bersorak. Sahutan cie cie pun terdengar. Mereka merasa, interaksi Agista dan Azka bak drama saja. Drama Korea itu lho yang romantisnya kebangetan. Ngomongnya sih nolongin temen. Tapi sebenarnya ada hal lain. Iya nggak tuh?
"Aw pepet terus Ka!"
"Akhirnya ada lagi mangsa pasangan satu kelas."
"Azka nggak boleh diem-diem suka ya, ntar gue malah yang suka. Ahay!"
"Cowok kayak Azka masih ready stok nggak sih?"
"Temen apa demen sih Ka?"
"Lisa lo kemanain bro?!"
Agista mendengus kecil. "Ayolah teman-teman, gue sama Azka nggak ada hubungan apa-apa."
"Oho, siapa yang bilang lo sama Azka ada hubungan Ta?" ujar Gwen jenaka. Ia dan gengnya tertawa.
Agista mengedarkan pandangannya, berusaha mencari bantuan siapapun yang bisa menyelamatkannya. Namun mereka semua malah menggodanya tanpa tahu apa-apa. Yeah walaupun beberapa diantaranya tidak peduli.
"Hei semua orang tahu kali kalau lo didekap Azka dan diselamatkan dari siraman air." ujar Fify tertawa ria. Agista mendelik.
"Aelah, jadian aja dah kalian." kompor Fariz. Walaupun sebenarnya ia tahu, Azka tidak mungkin suka kepada Agista. Azka kan punya macan betina bernama Lisa.
"Ah ya sudah kalau nggak mau sih." balas Agista mengambil hoodienya dan kembali ke bangkunya yang tak jauh dari Azka. Hanya berjarak setengah meteran.
"Eh Ta, kesambet apa sih Azka mau susah payah nolongin lo?" ujar Hendra berbisik. Sebagai teman satu geng dengan Azka, tak pernah sekalipun Hendra melihat lelaki itu menaruh rasa peduli kepada sekitarnya. Terlebih pada seorang perempuan.
"Entah, gue juga nggak tahu sih." ujar Agista mencuri pandang ke arah Azka. "Gue rasa, cowok itu habis kepentok tembok, makanya mendadak baik sama gue."
Sementara itu, Izly hanya terbungkam diam. Ia mencermati perilaku Azka yang benar-benar mengguncang ekspetasinya. "Gue rasa kan, Azka menolong lo itu sebagai teman dan bukan bermaksud suka atau apa."
"Gue juga merasa begitu Ca, tapi temen-temen kita kelewat lebay dengan mengatakan hal yang bukan-bukan." ujar Agista jadi kesal sendiri.
"Sabar aja Ta, lagian, Azka sudah punya Lisa bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SCIENCE 7 : UNITY IS PRIORITY
Teen FictionIni masih tentang kelas XII IPA 7 yang sudah melepas gelar Silvernya dan menyandang gelar Diamond, suatu gelar paling tinggi yang pernah SMA Gemilang berikan. Ini bukan lagi masalah besar, melainkan pertikaian antaranggota yang tak bisa dihindarkan...