[31] Permainan Waktu

442 101 36
                                    

happy reading :'

~Science 7~

Dua hari setelahnya, pelajaran Bu Letty pun bermula. Guru muda dengan semangat enerjik itu selalu mengawali pembelajaran dengan penuh suka. Meskipun fisika termasuk materi yang butuh pemahaman tingkat tinggi yang artinya tidak disukai beberapa siswa, Bu Letty tetap menebarkan semangat positif untuk belajar. Tugas guru yang pertama; menumbuhkan kecintaan peserta didik pada mata pelajaran.

"Selamat pagi teman-teman semua. Apa kabar hari ini? Kalian sehat semua, bukan?"

Kelas XII MIPA 7, salah satu kelas beruntung yang diajarkan Bu Letty fisika selama 3 tahun berturut-turut, membalas sapaan beliau dengan ramah. Mereka tahu bagaimana guru itu memperlakukan anak didiknya.

"Sehat Bu."

"Mari kita mulai pembelajaran kita. Silakan buka buku kalian. Jika ada yang sudah mengerjakan latihan soal, diperbolehkan angkat tangan."

Hampir dua jam pelajaran dihabiskan untuk belajar fisika. Tersisa 15 menit dari waktu biasa untuk mengakhiri pembelajaran. Bu Letty memiliki inisiatif untik mengisi 15 menit terakhir dengan refleksi.

"Baiklah teman-teman semua, sebelum kegiatan pembelajaran berakhir. Saya ingin menginformasikan bahwa beberapa minggu lagi, tepatnya kurang dari dua bulan kita akan mengadakan penilaian akhir semester ganjil yang artinya waktu kalian bersenang-senang di SMA tinggal sedikit."

Bu Letty berjalan ke tengah kelas setelah mengambil spidol dari meja guru. Perkataan Bu Letty yang terasa dalam maknanya sukses membuat mereka terbungkam.

"Jadi teman-teman, setelah melewati bangku SMA ini, apa tujuan kalian nanti? Apakah berkuliah atau bekerja? Atau kalian memilih jalan lain?"

Pertanyaan itu. Pertanyaan amat sakral dan keramat bagi anak kelas 12. Kebanyakan belum bisa menjawab. Gejolak pikiran dialami mereka. Kalau dahulu saat kecil ditanyai besar mau jadi apa, mereka bisa menjawab lantang apa keinginan mereka. Misalnya, mereka ingin menjadi dokter. Namun saat sudah kelas 12, mereka kebingungan saat ditanyai cita-cita. Mereka cenderung menghindar.

"Oleh karena itu, di hari yang cerah dan indah ini, sebagai refleksi saya ingin kalian mengutarakan rencana kalian setelah lulus SMA Gemilang nanti."

Mereka semua terkejut, menahan napas. Bu Letty menyunggingkan senyuman simpul. Lalu beliau berbalik, menuliskan sebaris kalimat di papan tulis.

"Tulis keinginan disertai dengan alasan kalian ya. Misalnya, saya ingin menjadi guru fisika. Kenapa? Karena fisika itu pelajaran favorit saya. Saya ingin mendalami lebih lanjut tentang fisika. Bagi saya fisika adalah belahan hati saya Bu. Begitu juga boleh."

Beberapa ada yang mual mendengar ucapan Bu Letty barusan. Fariz sebagai oknum yang tidak terlalu suka fisika, paling ekspresif ketika ada orang yang bilang ingin mendalami materi fisika. Jujur ia ingin cepat-cepat berpisah dari fisika.

Bye bye fisika!

"Baik, apa kalian pahan dengan maksud saya, teman-teman semua?"

Seketika keadaan menjadi ricuh. Ini lebih menegangkan daripada kuis dadakan dari Bu Renata. Ini juga lebih mengerikan dari pelajaran Bu Trisila. Atau juga hukuman Bu Esa dan Pak Mukhlis.

"Paham Bu."

Hanya beberapa yang menjawab Bu Letty karena mereka langsung membuat kalimat dalam otak, ada juga yang menulis karena takut nanti tidak bisa berbicara apa-apa.

"Baik, siapa yang ingin mengutarakan keinginannya terlebih dahulu?"

Aliza langsung mengangkat tangan tanpa ragu. Satya menatap takjub kepada wanitanya itu. Aliza selalu begitu, mau jadi yang pertama, bukan yang kedua.

SCIENCE 7 : UNITY IS PRIORITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang