Part 33

770 64 2
                                    

Waktu menunjukkan pukul 4 pagi. Hujan masih terus mengguyur pekarangan rumahnya dengan sangat deras.

Kyra tak perduli, ia tak bisa tinggal di rumah itu lebih lama. Ia memutuskan untuk pergi dari rumah.

Semua berjalan mulus, ia meminta bantuan seorang pelayan untuk meminjamkan bajunya supaya ia bisa bebas dari rumah itu. Awalnya pelayan itu tak ingin membantu Kyra, tetapi setelah melihat keadaan Kyra, pelayan itu mau membantunya.

Kyra tak perduli kini badannya sudah basah kuyup diguyur hujan. Ia hanya bisa menggenggam lengannya untuk membuatnya sedikit hangat.

Ia terus berjalan tanpa arah. Ia tak tahu kemana ia harus pergi di pagi buta seperti ini. Ia berjalan ditemani pikiran - pikiran yang terus mengusiknya. Menangis tak berhenti seperti langkah kaki yang terus membawa raganya menjauh dari rumah.

Sesekali ia menyeka wajahnya, mengisyaratkan betapa masih perih hatinya saat ini.

Aku tidak tahu mengapa rasanya sesakit ini. Jika aku mengetahui bahwa semua akan menjadi seperti ini. Mungkin aku tidak akan mengikuti egoku untuk menikah dan mencintai Cassian.

☆☆☆

Langit pun mulai terang. Kyra yang sudah lemas hanya bisa menyandarkan tubuh di bangunan yang tak bertuan. Segala bentuk frustasi yang tengah ia rasakan rasanya cukup untuk membuatnya tidak bisa berfikir jernih. Yang ada dikepalanya saat ini adalah menjauh dari Cassian.

Alih menjauh, suara pria itu semakin mendekat, bahkan penglihatan Kyra yang mulai kabur bisa melihat seorang pria yang berlalu mendekatinya, memanggil namanya, " Kyra....."

Cassian langsung memeluk Kyra yang dingin dan pucat pasi. Kyra tak sempat melihat Cassian secara jelas karena ia langsung tak sadarkan diri saat Cassian memeluknya.

Tanpa banyak bicara, Cassian menggendong Kyra dan membawanya ke mobil. Ia tak melepaskan tubuh istrinya, bahkan sesampainya di rumah. Ia berdiri disamping tempat tidur tak sejengkalpun meninggalkan Kyra yang tengah diperiksa dokter.

" Ibu Kyra baik - baik saja Pak Cassian, hanya saja ibu Kyra terserang kedinginan yang sangat hebat. Biarkan untuk saat ini ibu Kyra selalu ada di tempat yang hangat dan nyaman. Setelah infusnya habis, Pak Cassian bisa menghubungi saya lagi" jelas sang dokter.

Cassian mengangguk paham, berterimakasih pada dokter yang kemudian meninggalkan mereka.

Cassian menatap istrinya penuh kecewa. Ia tak menyangkan Kyra bisa keluar dari rumahnya dengan cara itu dan berakhir seperti ini.

Kau pasti sangat tersakiti. Batinnya menyalahkan dirinya.

Cassian mendekati Kyra, memastikan tubuh wanitanya tertutupi selimut secara sempurna dan mengelus lembut rambut Kyra, " Maafkan aku" ucapnya dengan tulus.

Ia kemudian memeluk Kyra dan memberikan kehangatan tubuhnya, setidaknya itulah yang ia bisa lakukan untuk saat ini.

☆☆☆

Cassian terbangun saat ponselnya berbunyi, ia memastikan untuk bergerak perlahan melepaskan pelukannya dari Kyra agar istrinya tak terbangun.

Gwen. Nama itu yang tengah memanggil. Cassian beranjak dari kasur dan mengangkatnya dengan suara perlahan.

" Ada apa Gwen?"

" Maaf aku sibuk" jawabnya lagi.

" Aku akan segera kesana ketika urusanku selesai"

" Ya jaga dirimu baik - baik dan anak kita"

Panggilan pun berakhir. Cassian menatap ponselnya untuk beberapa saat kemudian menoleh kebelakang dan melihat Kyra yang sudah mulai berusaha bangun.

KyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang