Part 41

967 67 13
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Mata Kyra masih terbuka menatap keheningan malam di balkon kamarnya. Tempat yang jauh dari pemukiman, hanya ada suara jangkrik dan burung malam yang menemaninya.

Cassian meletakkan kain selimut di punggung Kyra yang terlihat kaget dengan kedatangan Cassian. " Anak kita pasti akan kedinginan jika kau tidak mengenakannya"

" Apa kau tidak ingin istirahat?" Tanya Cassian lagi.

Kyra menggeleng pelan, " Aku belum mengantuk" ia kemudian mencoba menarik nafas dan menatap Cassian, " Maaf karena tidak memberitahumu tentang anak kita sebelumnya"

Cassian meraih tangan Kyra dan menatap Kyra penuh sayang, " kau tidak perlu minta maaf. Akulah yang seharusnya menjagamu apapun kondisimu. Aku senang aku masih bisa menemanimu disaat kau tengah mengandungnya"

Mata Cassian mulai berkaca - kaca, perlahan ia mengusap matanya sambil menatap perut Kyra yang masih rata. " Mendengarmu tengah mengandung anak kita, adalah sebuah hadiah luar biasa yang Tuhan berikan kepadaku. Aku tidak akan pernah lelah untuk memperjuangkan kalian"

Kyra memeluk Cassian erat, menangis melepas rindu di pelukan sang suami. " I miss you Kyra. I miss you so much" ujar Cassian membalas pelukan yang ia rindukan.

" Aku juga merindukanmu Cass" jawab Kyra masih dalam tangisnya.

Mereka pun menghabiskan malam bersama, melepas rindu satu sama lain. Tak henti - hentinya Cassian mengecup kening dan perut Kyra seraya bersyukur ia bisa kembali melihat istri dan calon anaknya.

Tak ada yang mereka pikirkan malam itu, hanya mereka dan moment kebersamaan, menikmati waktu berdua yang mungkin saja akan sulit mereka lakukan dikemudian hari.

—-

Mata Kyra terbuka perlahan ketika sinar matahari masuk kedalam kamarnya dan menyilaukan matanya. Cassian yang membawa nampan berisikan sepotong roti dan susu masuk ke kamar, meletakan nampan pad nakas disamping tempat tidur.

" Kapan kau bangun? Mengapa aku tidak tahu?" Tanya Kyra masih setengah sadar kebingungan saat Cassian sudah rapih dan wangi mengenakan kaps polo hitamnya.

" Kau tidur nyenyak sekali. Apa saking rindu tidur dengan ku kau sampai seperti ini?" Goda Cassian sambil tersenyum.

" Entahlah sejak aku hamil, rasanya sulit sekali untuk bangun lebih awal"

Cassian kembali melengkungkan bibirnya, meraih tangan Kyra, dan mengecup punggung tangannya, " Tidak apa. Lakukan apapun yang membuatmu nyaman kau bisa tidur seharian jika kau lelah"

Kyra menggenggam balik tangan Cassian, " Tidak. Aku ingin hari ini kita habiskan waktu bersama. Rasanya anakmu ingin bersama ayahnya pada hari ini"

Cassian mengusap rambut Kyra gemas, " anak kita atau dirimu?" Godanya lagi membuat kedua pipi Kyra memerah.

" Habiskan makananmu, setelah itu kita bisa berjalan sebentar disekitar sini"

Kyra mengangguk semangat. Ia memakan habis semua sarapan yang khusus disiapkan Cassian, disisi lain Cassian hanya menatap Kyra yang sedang tanpa menghilangkan senyumannya dari wajahnya. Betapa ia sangat bahagia bisa melihat Kyra lagi.

Aku berharap aku bisa setiap hari melihatnya seperti ini.

Gemma menyeruput kopinya sambil menatap pemandangan dari balkon rumahnya. Saking menikmati suasana, ia bahkan tak menyadari Levi sudah duduk disampingnya.

" Apa kau tidak sarapan?" Mulai Levi.

" Minum kopi sambil melihat pasangan itu saja sudah membuatku kenyang pagi ini" ujarnya yang masih tersenyum melihat kebersamaan Kyra dan Cassian dibawah sana.

" Aku senang mereka bisa kembali bertemu"

" Apalagi denganku. Melihat wajah kakakku yang menyebalkan setelah Kyra pergi, benar - benar membuatku jengkel. Dia tak pernah tersenyum selepas itu setelah istrinya pergi"

Gemma tertawa mendengar celotehan Levi tanpa sadar kini kedua mata Levi menatapnya dalam. Ia meraih tangan Gemma dan menggenggamnya, " Bukankah sudah cukup kita membantu mereka? Mengapa kita tak bicarakan soal kita? Bagaimana kalau aku membuatmu menjadi adik ipar Kyra?"

Deg.

Pertanyaan itu membuat Gemma bingung. Ia tersenyum singkat membalas Levi, " Lev... kau tahu, jawabanku belum berubah. Aku ingin bersamamu seutuhnya saat aku sudah menerimamu sepenuhnya"

Levi menghela nafas, ia mengangguk tersenyum pada Gemma, " Aku akan terus menunggumu"

Di sudut lain, Kyra dan Cassian memperhatikan Gemma dan Levi dari jauh, " Aku harap mereka akan benar - benar bersama" ujar Kyra.

" Jika Levi dan Gemma bisa berbahagia bersama aku akan mendukungnya" respon Cassian datar. " Mengapa kau nampak tak semangat untuk membicarakannya?"

" Apa ada yang salah? Aku hanya akan mendukung mereka jika mereka bahagia bersama. Benarkan?"

" Iya juga. Ah ya, sebenarnya ada yang ingin ku tanyakan padamu"

" Tanya ?" Tanya Cassian lagi sambil merapikan rambut Kyra. " Bagaimana kau bisa menemukan aku di rumah sakit?"

" Hmm.. itu ya?" Jawab Cassian sambil mengingat.

" Anak buahku mengatakan bahwa kau ada di sini. Mereka meyakinkan bahwa kau tidak keluar dari kota ini. Jadi aku meminta seluruh rumah sakit , imigrasi dan polisi di Bangkok untuk menghubungiku saat namamu ada. Jadi aku menunggu di kota ini dari seminggu yang lalu. Kemudian tadi polisi mengatakan bahwa ada perempuan yang dilarikan ke UGD berkewarganegara Indonesia. Jadi aku langsung datang dan menemukanmu"

Kyra mendengarkan Cassian penuh haru, ia tak menyangka pria yang ia yang juga memberi luka pda hatinya, mengeluarkan segala cara untuk menemukannya. " Sebegitu besarkah kau ingin bertemu dengan anak ini?"

Cassian menatap Kyra tajam, menggnggam tangannya, " Menemukan kalian"

" Aku tidak hanya kembali untuk anak ini, tetapi juga untukmu. Aku tak pernah bisa melepasmu"

Kyra langsung memeluk Cassian erat," Kalau begitu, jangan lepaskan kami lagi"

Kedua pasang sijoli itu memeluk erat satu sama lain. Memberi isyarat pada seluruh semesta bahwa kini mereka tak ingin lagi dipisahkan.

Sampai sebuah ponsel Cassian berdering, ia langsung mengangkatnya saat nama sang ayah yang memanggilnya.

Kyra hanya menatap wajah Cassian yang semakin lama - semakin menegang. Raut wajah Cassian seketika berubah saat ia menutup ponselnya. " Ada apa Cass?"

Cassian terdiam sejenak. Ia memejamkan matanya menggenggam ponselnya kencang, " Seseorang meracuni Gwen"

Kyra menutup mulutnya, tak percaya apa yang baru saja ia dengar. Ia segera memberi isyarat pada Gemma dan Levi untuk menghampiri mereka. Selagi menunggu Levi datang, Kyra hanya bisa mengusap punggung Cassian mencoba membuatnya tenang.

" Ada apa ?" Tanya Levi bingung.

" Seseorang meracuni Gwen. Dia kritis" jelas Cassian yang masih shock

" Kembalilah Cass... kau harus menemaninya" pinta Kyra yang hanya ditatapi kosong Cassian.

" Bagaimana aku bisa meninggalkanmu disini..."

" Kau tidak perlu khawatir. Aku ada ditempat yang aman. Aku aman bersama Gemma disini"

Gemma memgangguk mengiyakan, " Kyra benar Cass. Aku akan meminta banyak penjaga disini. Kalian pergilah"

Cassian memejamkan matanya dan menghela nafas, " Aku akan kembali kepadamu. Tunggu aku" ujarnya memeluk Kyra erat dan mengecup keningnya sebelum akhirnya ia pergi.

Kyra hanya bisa menatap sendu suaminya yang perlahan menghilang dari pandangannya entah mengapa firasatnya mengatakan, akan sangat lama untuknya memeluk suaminya lagi.

KyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang