Part 47

539 43 2
                                    

Cassian lantas mengikuti perintah Juan, ia berlari secepat mungkin kearah jendela disaat 6 orang itu menembakinya dan Juan secara brutal, ia berhasil melewati beberapa tembakan dan melompat keluar berlari menuju atap gedung, tepat dimana sebuah helikopter sudah menunggunya.

Seorang anak buah Juan menarik tangan tangan Cassian untuk masuk ke helikopter. Mereka terdiam sejenak saat melihat Cassian hanya berlari seorang diri, mereka bukan tidak mengerti, mereka tahu apa artinya itu. " Jalan sekarang" ucapnya.

Helikopter itu segera mengudara. Pasukan penembak bersiap dipintu untuk menembaki siapa saja yang menganggu.

Cassian dibawa menepi, lengannya terus mengeluarkan darah terkena tembakan yang berhasil menembus kulitnya. Anak buah Juan segera membantu Cassian dan mengikat lukanya, " Kita akan segera menuju rumah sakit secepatnya"

" Tidak.. bawa aku ketempat istriku berada"

Pria itu mengangguk. Ia segera berbicara pada pilot.

" Maaf... karena aku tidak bisa membawa Juan" ujar Cassian lagi.

" Kami tahu, seberapa sulitnya menjatuhkan Tuan Yu dikediamannya. Tuan Juan sudah menjalankan tugasnya dengan baik"

Cassia memejamkan matanya ia menghela nafas dengan sangat berat. Melihat pengorbanan Juan dan kejadian hari ini, ia sadar bahawa keadaab mungkin tak akan bisa sama. Tapi setidaknya saat ini yang ingin ia lakukan adalah menemui Kyra dan mengatakan bahwa semua sudah baik - baik saja.

***

Kyra masih terbujur lemas diatas tempat tidur, dokter dengan seksama memeriksanya. Disisi lain, Hermawan tak bisa menyembunyikan rasa cemasnya.

5 jam lalu, seseorang meminta Hermawan datang untuk menemui putrinya. Ia segera bergegas saat mengetahui kabar Kyra. Sembari menunggu, ia pun mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Kyra berhasil diselamatkan oleh orang - orang Cassian. Mereka nyatanya jauh lebih pintar dari pada Billy dan orang - orangnya. Tahu keadaan Yu sedang terancam, Billy pun tak bisa tenang, ia tahu cepat atau lambat keponakannya pasti akan mengejarnya. Ia memilih untuk lari bersama orang - orangnya dan membiarkan Kyra sendiri dalam keadaan terikat.

Beruntung, orang - orang Cassian datang tepat waktu. Mereka berhasil membawa Kyra sebelum keadaannya semakin lemah. Kyra dan calon bayinya berhasil selamat.

Disela keheningan saat itu, Levi datang seorang diri dan memberikan hormatnya pada mertua sang kakak, " Paman" panggilnya berusaha menyapa terlebih dahulu.

Levi hening untuk beberapa saat, sebelum akhirnya ia berani mengatakan " Aku sangat menyesal tentang apa yang terjadi pada Kyra. Maaf karena kami tidak bisa melindunginya dengan baik"

Hermawan menatap Levi teduh. Menepuk pundak Levi, " Apa yang terjadi memang sudah digariskan. Sebesar apapun usaha kalian untuk melindungi putriku, jika memang ia harus melalui ini semua, makan hal ini pasti akan terjadi."

" Jangan salahkan dirimu maupun keluargamu. Aku tidak ingin mendengarnya. Lebih baik kita doakan agar semuanya segera membaik"

Hermawan kembali menatap putrinya, " Apa kau sudah mendapat kabar dari Cassian?"

Levi terdiam, mimik wajahnya berubah semakin murung, " Kami kehilangan kontak dengannya"

Hermawan memejamkan matanya dan menghela nafas. Dalam hati, meski ia tahu sang menantu menyakiti putrinya, ia mengerti betul Cassian adalah orang yang baik. ia hanya berharap menantunya dapat kembali dengan selamat.

Kyra perlahan membuka matanya, melirik pelan ke arah Hermawan. Bibir tipisnya perlahan memanggil sang ayah.

Mendengar putrinya bersuara, Hermawan dan Levi dengan sigap melihat Kyra dan bernafas lega. " Kyra..."

" Bagaimana keadaan anakku?"

Hermawan tersenyum mencoba menenangkan putrinya yang baru sadar, " Anakmu baik - baik saja nak.. tetapi kau tidak boleh terlalu lelah atau stress, keadannya sangat lemah saat ini"

Kyra menghela nafas lega, jemarinya yang manis mulai mebelai lembut perutnya, " Anak mama kuat. Terimakasih nak" ucapnya lirih.

" Kyra apa kau membutuhkan sesuatu sekarang?" Tanya Levi yang sedari tadi tak berhenti mengucap syukur melihat sang kakak ipar sudah sadar.

Kyra menggeleng perlahan menjawab pertanyaan Levi.

" Kalau begitu akan ku panggilkan suster untuk mengecek keadaanmu" ujar Levi yang kemudian pergi meninggalkan kamar Kyra.

" Tadi Zoe dan Maxi datang kesini. Menunggumu sadar, tapi Zoe kelihatan sangat lelah jadi ayah minta mereka untuk kembali menemuimu nanti" jelas Hermawan sebelum putrinya bertanya.

" Apakah Ibu Zoe baik - baik saja?"

Hermawan mengangguk, " Ya, tetapi mungkin berita ini cukup mengejutkan untuk kesehatannya"

Tak lama rombongan suster dan dokter datang memasuki kamar Kyra. Mereka dengan sigap melakukan pengecekan keadaan Kyra secara keseluruhan.

Hermawan dan Levi diminta untuk menunggu di luar, kali ini keadaan lebih dapat diatasi, baik Hermawan maupun Levi dapat lebih tenang menunggu saat ini.

Keheningan keduanya pecah saat seseorang datang, dengan wajah yang lusuh dan baju yang terdapat bercak darah di area lengannya.

Levi langsung mempercepat langkahnya mendekati Cassian dan membantunya berjalan. " Kau selamat.." ujar Levi.

Cassian langsung memberikan hormatnya pada sang ayah mertua yang juga terlihat khawatir menatap Cassian, " Cassian kau baik - baik saja?"

Cassian mengangguk, " Tuhan masih memberikan aku kesempatan. Aku baik - bakk saja ayah"

" Tapi lenganmu terluka" ujar Hermawan lagi makin khawatir.

" Mereka membantu menahan pendarahannya. Aku tidak bisa menunggu lebih lama untuk melihat Kyra"

Hermawan hanya bisa menghela nafas mendengar menantunya itu, " Nak, utamakan dirimu dahulu, bagaimana jika lukanya menjadi lebih parah"

" Paman Hermawan benar, kita ke pergi ke UGD dulu, lukamu harus di bersihkan. Aku akan menelfon Gary untuk membawakanmu baju baru. Kau tidak mungkin menemui Kyra dalam keadaan seperti ini" kali ini Levi menunjukkan sisi protektifnya.

" Adikmu benar, Kyra baik - baik saja. Anak kalian juga baik - baik saja. Kau hanya akan membuatnya khawatir dengan datang seperti ini"

Tak ada yang bisa Cassian lakukan selain menuruti adik dan mertuanya, ia pun setuju untuk tak menemui Kyra kali ini. " Baiklah, tapi ku mohon beritahu aku jika sesuatu terjadi"

" Kau tidak perlu khawatir. Aku sudah meminta 20 orang penjaga untuk mengawasi di lantai ini. Mereka sudah ada di pos masing - masing. Paman Hermawan dan Kyra akan baik - baik saja. Lagi pula kita masih ada di bangunan yang sama. Kau tidak perlu khawatir, ayo kuantar kau ke UGD"

Cassian mengangguk, ia tak pernah meragukan taktik seorang Levi. Ia tahu betul adiknya pasti sudah memastikan keamanan Kyra kali ini. Ia pamit pada Hermawan dan berjalan dengan keadaan yang mulai lemas

***

KyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang