Part 14 - Dia lagi -

686 44 0
                                    

2 hari berlalu. Kyra mengusap wajahnya setelah terbangun dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Ia beranjak dari kasur untuk segera mandi dan bergabung dengan Zoe untuk sarapan.

Hal yang paling ia suka lakukan akhir - akhir ini adalah menenangkan diri dibawah shower. Menbiarkan segala pikirannya terbawa oleh air yang mengalir. Keputusan yang ia telah buat memang bukan main - main. Siapapun pria itu akan menjadi pasangannya dalam waktu yang lama bahkan mungkin seumur hidupnya.

Apa aku sudah memutuskan hal yang tepat?

Kyra mematikan kran shower, mengeringkan tubuhnya dan bersiap bergabung di ruang makan.

Kyra menghentikan langkahnya saat ia melihat siapa sosok yang ada di meja makan. Seorang pria paruh baya yang menyapanya dengan senyuman hangat. Kyra berlari ke arahnya dan memeluk ayahnya dengan erat.

" Ayah...."

Ayah Kyra tentu menyambut putrinya yang sudah ia tak temui selama beberapa bulan belakangan. " Kau tampak lebih bahagia disini nak" ujar Hermawan ayah Kyra.

" Ayah kapan sampai disini?" Tanyanya bingung sambil melepas pelukannya. " Tadi malam sebenarnya ayah sudah sampai , tapi sepertinya kau pulang larut malam"

Kyra kemudian tersara ia bahkan hampir lupa untu menyapa Zoe dan Maxi yang sudah lebih dulu duduk di meja makan dan tersenyum menatap dirinya. " Ah maaf aku sangat senang hampir membuatku lupa mengucapkan selamat pagi" cengir Kyra.

" Ah kau ini seperti sama siapa saja. It's okay Kyra. Kami tahu kau sangat merindukan ayahmu" ujar Zoe tak melunturkan senyumannya.

Mereka kembali melanjutkan sarapan bersama. Rasanya pagi itu nampak berbeda dari oagi - pagi sebelumnya. Wajah Zoe nampak lebih senang dari biasanya, seakan bibir pucat yang cukup sering menghiasi wajahnya kini berubah menjadi merah merona. Begitu juga dengan wajah Hermawan dan Maxi yang sepertinya mereka sudah mendengar kabar baik itu dari Cassian.

Tidak ada Cassian pagi ini, tentu saja pria itu lebih memilih sibuk dengan urusan kantornya. Sebuah kesempatan yang bisa membuat Kyra bernafas lega, setidaknya ia tak akan merasa canggung jika tidak ada Cassian disini.

Setelah sarapan selesai, Kyra memilih untuk menghabiskan hari liburnya untuk berkeliling ibu kota dengan sang ayah. Kyra tersenyum lebih sering dari biasanya saat ia dengan leluasa bisa menggandeng tangan ayahnya.

Mereka menaiki busway dan pergi ke kota tua. Hermawan ingin sekali pergi ke tempat ini bersama putrinya, ke tempat dimana ia bertemu dengan mendiang istrinya.

" Ayah ingat betul. Waktu kami belum menikah, ayah mengajak ibumu kesini. Ia nampak sangat cantik dengan dress cream sederhananya"

" Sangat bahagia rasanya saat ia mengatakan ia mau menikah dengan ayah"

Kyra melihat ayahnya yang menatap sebuah museum bekas peninggalan Belanda dengan tatapan penuh ingatan manis. Seakan memori itu masih terus hidup sampai saat ini.

" Dan sekarang.. ayah harus bersiap melepas putri ayah" ujarnya kemudian menatap putrinya.

" Ayah... sudah tau?"

Hermawan tersenyum dan kembali menatap museum Yang ada dihadapan mereka. " Cassian datang kemarin menemui ayah. Lucunya anak itu dengan percaya diri memintamu secara langsung padaku dan memintaku untuk datang kesini"

Kyra hanya bisa memejamkan matanya. Entah apalagi yang Cassian lakukan.

" Kau tidak perlu malu. Ayah sebenarnya cukup kaget setelah mendengar dari Zoe kalau kau dan Cassian sudah menjalin hubungan. Ayah pikir kau masih terpaku dengan kasih kakak kelasmu di SMA"

KyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang