Part 24 - Rumah Baru -

821 52 6
                                    

Kyra melepaskan pelukan Cassian, " Aku akan buatkan sarapan untuk kita" ujarnya datar. Ia beranjak dari kasur dengan gulungan selimutnya, memakai piyama tidurnya dan keluar dari kamar tanpa melihat Cassian sedikitpun.

Cassian mengusap wajahnya kasar, baru semalam ia merasa senang karena akhirnya berbaikkan dengan Kyra. Tapi sekarang ia harus kembali merasakan dinginnya Kyra. " Apa aku salah bicara ujarnya"

☆☆

Kyra menyiapkan beberapa bahan yang sudah ia cuci dan siap untuk ia olah. Ia memotong wortel yang ada dihadapannya menjadi bagian terkecil. Ia tak bisa konsentrasi. Sesekali ia mengusap air mata yang mulai membasahi pipinya.

Teringat akan ekspresi Cassian saat membahas Gwen. Teringat jelas bagaimana Cassian menunjukkan bahwa ia masih peduli terhadap wanita itu. Bahkan, setelah ia menyatakan cintanya, ia masih belum bisa melepaskan Gwen.

Pisau yang ada ditangan Kyra pun tak sengaja menggores sedikit ujung jari Kyra. Entah mengapa rasa goresan itu rasanya tak sebanding dengan rasa sedih dan kesal yang ia rasakan hari ini.

" Kalau kau melukai jarimu seperti ini, mungkin aku akan memintamu berhenti memasak dan membiarkan chef andalanku saja yang memasak" ujar Cassian meraih tangan Kyra memeriksa lukanya.

" Akan aku hubungi Gerry untuk memanggil seorang dokter untukmu" ujarnya lagi kali ini nampak khawatir.

Kyra menarik tangannya, " Tidak perlu. Aku bisa mengobatinya sendiri" ia kemudian beralih dan mengambil kotak p3k yang ada di kopernya. Kotak yang selalu ia bawa dimanapun ia berada.

" Kau perlu bantuan?" Tanya Cassian yang masih menatap Kyra. Ia gemas karena ia tak bisa melakukan apapun.

Kyra terdiam ia hanya fokus mengobati jarinya dengan obat merah kemudian membungkusnya dengan plester.

Cassian semakin gemas karena Kyra mengabaikannya dan justru kembali ke dapur tanpa melihatnya sedikitpun. Berbeda dengan Kyra yang mengenakan piyama, Cassian sudah rapih dengan kemeja dan celana kainnya, khas pakaian pekerja kantoran.

Ia kembali mendekati Kyra. Meraih tangannya dan memaksa tubuh yang lebih kecil darinya itu berbalik menatapnya. Kini ia mengerti bahwa Kyra benar - benar tersakiti dengan sikapnya. " Apa aku salah bicara?"

" Lepaskan aku Cass" rengek Kyra. Cassian tetap menahannya.

" Kyra tolonglah, bicara padaku. Aku tidak tahu dibagian mana aku menyakitimu. Ku mohon jangan seperti ini"

Kyra hanya bisa menggeleng, menatap pria yang ada dibadapannya tak percaya, " Aku.. tidak mengerti Cass, semalam kau bilang kau mencintaiku. Tapi mengapa sulit untukmu meninggalkan sepupumu itu? Apa yang semalam kau katakan hanya bualan?" Tangisannya kembali pecah.

Cassian menghirup nafas. Wanitanya kini sangat terlihat menggemaskan saat sedang cemburu. Tapi ia sadar, Kyra memang butuh kepastian setelah apa ia dan Gwen lakukan selama ini. Wajar jika Kyra seperti itu.

Cassian mengusap lembut rambut Kyra, menghapus air matanya dan membuat Kyra menatapnya. " Kyra... satu hal yang perlu kau ingat. Hubungan sepupu diantara aku dan Gwen tidak akan pernah bisa hilang. Tapi hubungan kami berdua dalam hal pria dan wanita sudah berakhir. Aku bisa pastikan itu"

" Ucapanku semalam bukan bualan. Itu kenyataan. Aku mencintaimu itu faktanya"

Kyra terdiam, tak ada perubahan raut wajah," Apa kau masih meragukanku?" Tak ada jawaban dari Kyra.

" Baiklah.. apa yang kau ingin aku lakukan? Aku akan melakukan apapun untuk membuatmu percaya Kyra"

Mata indah itu akhirnya menatap Cassian, " Bisakah kau berhenti menemuinya?"

KyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang