Part 49

498 38 2
                                    

Kyra terus mengelus perutnya mulai terasa keram. Menginjak usia kehamilannya yang sudah berada di umur 9 bulan, Kyra semakin sering mudah lelah. Tak jarang Cassian pun sering memilih untuk berada di rumah menjaga Kyra takut sesuatu akan terjadi padanya.

Setelah kejadian 5 bulan lalu, Cassian selalu ada untuk Kyra kapanpun itu. Tak sedikitpun ia membiarkan orang tak dikenal mendekati istrinya. Terdengat sanga protektif memang, tetapi setelah apa yang terjadi membuat Cassian tak mau ambil resiko.

Terlebih, semenjak kejadian itu, Kyra juga tak lepas dari trauma yang dialaminya setelah mengalami rentetan kejadian yang mengerikan. Trauma ini membuat Kyra sering terbangun pada malam hari dan takut jika seseorang tak dikenal terlalu mendekat padanya. Hal ini juga menjadi alasan Cassian tak bisa membiarkan Kyra sendiri. Ia selalu memastikan seorang pelayan dan seorang penjaga untuk menemani Kyra saat ia tak berada di dekat istrinya.

Sisi baiknya, Cassian semakin menujukkan cintanya pada Kyra yang begitu besar, ia tak peduli seberapa lelahnya setiap malam, ia selalu memeluk Kyra dengan erat saat istrinya kembali dihantui mimpi buruk. Setiap pagi, ia selalu mengajak Kyra jalan - jalan sebentar, untuk membuat Kyra lebih tenang. Setiap bulan, Cassian juga tak pernah absen untuk menemui dokter kandungan saat waktunya Kyra menjalani kontrol. Kini, siapapun yang melihat pasangan ini akan sangat iri, betapa Cassian terlihat sangat mencintai Kyra. Meski Cassian juga tidak sadar ada trauma lain yang belum Kyra selesaikan.

Kyra berjalan masuk ke kamar setelah ia menyelsaikan rutinitas malamnya di kamar mandi. Perlahan ia masuk dan melihat Cassian yang sudah merebahkan badannya diatas tempat tidur, melihat layar ponselnya. Sesekali Cassian nampak tersenyum dan serius menatap ponselnya.

Pemandangan menurut sebagian orang adalah hal biasa, tapi tidak dengan Kyra. Rasa curiganya hadir, dadanya rasanya terasa sakit, ia melirik Cassian tidak senang, " Apa kau masih menghubungi Gwen?" Pertanyaan yang langsung dilontarkan Kyra tanpa basa basi.

Cassian menatap Kyra bingung, " Gwen? Kenapa kau tiba - tiba membahasnya?"

" Tidak boleh?"

Cassian menghela nafas sembari memejamkan mata, " Kyra, aku tidak ingin bertengkar denganmu hanya karena ini. Aku tidak sedang menghubungi Gwen. Mengapa kau selalu saja berfikir aku menghubunginya saat aku memegang ponselku?"

Cassian beranjak dari kasur dan menghampiri Kyra. Tak banyak kata, ia memeluk Kyra erat mencoba menenangkan Kyra yang mulai kembali cemas. " Semua tidak seperti yang kau takutkan Kyra. Aku tidak menghubungi wanita manapun untuk urusan cinta. Percayalah padaku"

Itulah yang selalu dikatakan Cassian saat Kyra mulai mencurigainya, tak ada yang tahu betul memang apakah yang dikatakan Cassian benar atau tidak. Setidaknya itu yang ada di pikiran Kyra saat ini.

Semua yang telah ia alami, walaupun sudah terlewat Kyra tak menyangkal bahwa itu selalu membekas di kepalanya. Ia tahu betul apa yang ia alami bukan tanpa alasan, trauma yang ia rasakan nyata, dan kini mulai merubah pandangannya terhadap sang suami.

***
5 bulan kemudian.

Cassian nampak sangat senang bermain bersama Juan kecil yang juga nampak nyaman bermain di kolam renang bersama sang ayah.

Juan Theodore Smith. Bayi yang masih berumur 5 bulan hasil buah cinta Cassian dan Kyra kini menjadi bocah yang tampan dan menggemaskan. Kehadirannya membuat Kyra maupun Cassian mengucap syukur berulang kali dan membuat kehidupan mereka terasa lengkap setiap harinya.

Kyra tersenyum menatap Cassian dan Juan yang tengah asyik bermain air. " Ayo, sudah waktunya Juan naik" ujar Kyra yang sudah memegang handuk siap untuk mengeringkan Juan.

" Tak bisakah ia bermain lebih lama bersamaku. Sangat sulit menemukan waktu untuk bermain dengannya seperti ini" protes Cassian.

" Berarti itu menjadi masalahmu. Sekarang berikan ia padaku, ia akan kedinginan jika terlalu lama dalam air"

Dengan berat hati Cassian memberikan Juan pada Kyra yang langsung menyelimuti Juan dengan handuk dan membawanya ke dalam rumah.

Tanpa menunggu lama, Kyra langsung membawa Juan ke kamar mandi dan memandikannya. Pemandangan yang membuat Cassian tersenyum, impiannya selama ini kini bisa ia lihat setiap hari.

" Apa kau akan diam disana menatap kami dan menjadi kedinginan?" Tanya Kyra yang masih sibuk dengan Juan.

" Apa kau tidak berniat memandikan aku juga?" Goda Cassian mendekati istrinya. Kyra hanya bisa menggeleng, " Lihat ayahmu. Ibu rasa dia benar - benar menjadi bayi sepertimu"

" Rasanya, setelah kita memiliki Juan. Kau terlalu sibuk dengannya. Haruskah kita menghabiskan waktu bersama?"

" Apa sekarang kau cemburu pada putramu sendiri? Sudah mandi sana. Aku akan siapkan baju dan sarapan untuk kita"

Cassian tak berkata lagi, ia memilih untuk menuruti istrinya daripada berdebat untuk kesekian kalinya.

Setelah mandi, masih mengeringkan rambutnya Cassian turun ke bawah. Dilihatnya meja yang sudah penuh dengan makanan dan juga disisi lain, ada Kyra yang sedang menyusui sang putra.

Cassian mendekati Kyra dan mengusap rambutnya. " Terimakasih ya, kau sudah susah payah mengurusku dan juga Juan"

Kyra tersenyum manis, " Tidak perlu berkata seperti itu. Sekarang kau makanlah" ujar Kyra lagi. Cassian mengangguk, ia melangkah menuju meja makan dan mengambil sarapannya.

Tanpa disangka, Cassian justru kembali dengan piringnya dan duduk disamping Kyra. Ia memotong beberapa roti dan menyuapi Kyra membuat tatapan bingung diwajah istrinya.

" Kau selalu lebih mendahulukan aku dan Juan. Makanlah, aku akan makan setelahmu"

Kata - kata itu nyatanya mampu membuat senyuman di wajah Kyra. Ia memakan roti pemberian suaminya.

" Bagaimana keadaan perusahaan? Kau terlihat sangat lelah"

" Ya... begitulah. Seperti katamu, kali ini aku akan bermain lebih aman. Jadi aku mengincar daerah yang minim menimbulkan konflik. Memang tidak mudah, aku harus bekerja lebih keras untuk menghidupi projekku disana. Tapi setidaknya, tidak begitu banyak musuh yang berarti"

Kyra menghela nafas, menatap Cassian dengan penuh rasa takjub. Kali ini Cassian lebih banyak mendengarkan Kyra, tetapi masih ada satu hal yang membuat Kyra tidak suka.

Ponsel Cassian berbunyi, ia menatap sejenak nama di layar ponsel itu dan mengangkatnya jauh dari posisi Kyra.

Kyra menghela nafas lagi, ia tahu siapa yang memghubungi suaminya. Hal ini sudah menjadi isu dirumah tangganya. Namun ia tak tahu bagaimana ia dan Cassian akan menyelesaikannya.

Tak lama Cassian masuk kembali, dan kembali duduk di samping Kyra.

" Aku akan menidurkan Juan di kamar" ujar Kyra yang kemudian beranjak tanpa mendengarkan Cassian yang memanggilnya.

Kyra menutup pintu kamar Juan dan menidurkan di dalam kotak bayi bernuansa biru. Ia kemudian menepuk dadanya yang kembali terasa sesak dan mencoba menenangkan dirinya.

Benar saja, tak lama Cassian mengetuk pintu dan melihat Kyra yang sedang kembali dalam masa kecemasannya.

" Kyra... kau.. baik - baik saja?" Tanya Cassian lagi.

Tanpa menjawab pertanyaan Cassian, Kyra memilih keluar dari kamar putranya dan beralih ke kamarnya bersama Cassian yang hanya berada disamping kamar Juan.

Tentu saja melihat keadaan istrinya yang sedang tidak baik - baik saja Cassian mengikutinya, dan kembali bertanya.

" Apakah kau masih akan terus menemuinya?" Tanya Kyra kali ini menatap Cassian nanar.

KyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang