" Mau ayah potongkan apel lagi?" Tanya Hermawan pada putrinya yang baru bisa duduk diatas ranjang setelah tidur panjangnya.
" Tidak, sudah cukup ayah" jawab Kyra dengan nada tidak selesai, seakan ucapannya tertahan saat ia akan menanyakan sesuatu.
" Tanyalah jika kau ingin bertanya nak" ujar Hermawan langsung. Ia tahu betul karakter putrinya yang sama sekali mudah ia baca.
" Apa... Cassian... baik - baik saja?" Tanya Kyra akhirnya. Hermawan hanya tersenyum menatap putrinya, " Jika kau ingin bertanya tentang suamimu sejak awal tanyakan saja, mengapa harus takut"
" Dia baik - baik saja, tadi dia sempat datang tapi ayah memintanya untuk pergi ke UGD dulu" mendengar jawaban ayahnya, ekspresi wajah Kyra berubah khawatir, " Bagaimana keadaannya?"
" Lengannya terkena tembakan, tapi Levi bilang semuanya sudah aman. Cassian diberi obat tidur supaya ia bisa istirahat, tubuhnya sangat lemah saat ini"
Kyra menghela nafas dengan berat, ia kemudian mengusap perutnya yang mulai terasa membesar, " Papamu luar biasa nak" ujarnya dengan nada kecil.
Ya, Kyra sudah tahu apa yang terjadi, memang belum semua tetapi yang ia ingat, sikap acuh Cassian memiliki alasan tersendiri, yang pasti pria itu hanya memliki satu alasan, yaitu melindunginya dan anak mereka.
Lantas mata Kyra tertuju pada sosok yang sedang berdiri menatap kedalam dari luar pintu. Kyra tahu betul siapa sosok itu, ia meminta Hermawan untuk membuka pintu dan membiarkan orang itu masuk.
Hermawan yang juga sudah mengetahui siapa orang itu hanya tertawa kecil, ia melangkah mendekati pintu dan membukanya.
Mata Cassian terbelalak saat tiba - tiba Hermawan berdiri dihadapannya, " kau tidak masuk?"
Cassian terdiam sejenak sambil menundukkan kepalanya, " Entahlah ayah, aku takut kehadiranku semakin membuat Kyra memburuk"
Hermawan menghela nafas, ia mencengkram pundak menantunya dengan penuh yakin, " Apa aku akan membiarkan seorang pengecut menjadi menantuku?"
Cassian menatap Hermawan, " Hadapi yang harus kau hadapi. Jika kau benar mencintainya, perbaiki semuanya"
Kata - kata yang membuat Cassian semakin yakin untuk menemui Kyra kali ini. Setelah apa yang ia lakukan, ia merasa sangat bersalah bahkan tak bisa untuk hanya sekedar melihat wajah Kyra. Tetapi ayah mertuanya benar, ia harus menghadapi apa yang harus ia hadapi.
Sambil membawa sebuah bucket bunga ditangannya, Cassian perlahan memasuki kamar dan menatap Kyra yang tenga terdiam duduk juga menatapnya.
Cassian tak bisa berkata - kata, langkahnya terhenti 3 langkah dari tempat tidur Kyra. Kakinya seakan terpaku melihat wajah Kyra lagi, ia tak peduli tak ada senyuman yang menyambutnya, ia sudah sangat bahagia bisa melihat Kyra.
Kyra menahan tangisnya mentap Cassian, " Apa kau hanya diam saja disana?"
" Aku terlalu bahagia untuk bertemu denganmu lagi" ucap Cassian.
Tanpa banyak kata lagi, Cassian melangkah cepat mendekati Kyra dan memeluk wanitanya erat, " Aku pikir aku tidak akan melihatmu lagi" bisik Cassian.
" Aku sangat senang kau bisa kembali" jawab Kyra membalas pelukan hangat itu.
Cassian mencium kening Kyra berkali - kali, mengeluarkan segala kerinduan yang ia pendam selama beberapa bulan ini. Kini ia bisa kembali memeluk Kyra tanpa ancaman. " Semuanya sudah berakhir. Aku tidak akan lagi menjauh darimu"
" Kau terus mengatakannya tapi kau tetap berakhir meninggalkan aku" rajuk Kyra membuat Cassian melepaskan pelukannya, melihat Kyra dengan tatapan bersalah, " Aku tahu. Aku minta maaf. Aku tidak ada pilihan lain"
" Kau selalu punya pilihan Cass, hanya saja kau selalu milih untuk menutupi semua dariku"
Cassian diam tak bisa berkata, karena apa yang dikatakan istrinya benar.
"Cara yang kau pilih tidak hanya menyangkitkan untukmu, tetapi juga untukku. Aku bahkan sudah berfikir untuk tidak menemuimu lagi meski aku memiliki darah dagingmu"
" Kau tahu Cass, yang terpenting dalam sebuah hubungan bukanlah keamanan, atau kenyamanan. Tetapi komunikasi. Tidak akan ada keamanan dan kenyamanan tanpa adanya komunikasi"
Cassian mengangguk mengerti, semua yang dikatakan Kyra benar, ia terlalu gegabah dalam mengambil keputusan, ia lupa bahwa kini ia tak hidup untuk dirinya sendiri tetapi ada jiwa lain yang perlu ia hormati dan hargai.
" Aku akan terima semua ceramahmu, yang terpenting aku bisa memelukmu lagi" ujarnya kemudian kembali memeluk Kyra erat, " Aku mencintamu Kyra"
Kata itu. Terdengar sangat tulus dan penuh sayang. Kyra tahu betul seberapa besar arti kalimat itu. Kalimat yang sudah Cassian tunjukkan kemarin, meski dengan cara yang menyakitinya.
Kali ini Kyra yang melepaskan pelukan itu, ia sangat gemas ingin melihat keadaan lengan Cassian yang sudah diperban rapih dan tertutup, " Kasian sekali kau harus melewati ini semua"
Cassian menatap perban itu, sembari mengingat apa yang terjadi, " Ya, aku hanya mendapat luka ini karena pengorbanan Juan"
Kyra langsung terdiam, tak ingin menatap Cassian. " Bagaimana dengannya?" Tanya Kyra takut.
Cassian menghela nafas, ia tahu jawabannya pasti akan sangat membuat Kyra sedih, " Dia mengorbankan nyawanya untukku. Dia tak selamat dalam penembakan itu"
Kyra mencengkram kuat tangan Cassian dan menunduk sedih, perlahan Cassian mendekatkan kepala Kyra pada dadanya, membiarkan Kyra meratapi kesedihannya, " Aku minta maaf, aku tak bisa membawanya kembali. Tapi aku sudah meminta anak buahku untuk menemukan jasadnya, sehingga aku bisa memberikan tempat terbaik untuknya"
" Bawa aku kesana ketika semua sudah membaik"
Cassian mengangguk, " Pasti"
Rasa sedih luar biasa tak bisa diceritakan kepada siapapun, Kyra mungkin tidak mencintai Juan, tetapi Juanlah yang selalu menolongnya disaat hatinya terluka, bahkan disaat terakhir hidupnya, keinginan Juan hanyalah untuk melindunginya. Sunggu cinta yang dimiliki Juan benar - benar berharga, membuat Kyra disisi lain merasa bahagia, bahwa ia dicintai pria yang hebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kyra
RomanceKyra. Seorang gadis biasa yang sudah menyimpan perasaannya pada seorang pria yang mempunyai sejarah perselingkuhan dalam keluarganya. Akankah Kyra bahagia setelah memilih jalan hidupnya? Edisi generasi 3 dari Unwanted wife dan Marry my brother. Up W...