Part 44

1.4K 104 44
                                    

Hatinya terasa tercabik, entah berapa kali ia harus melihat ini semua. Rasanya hari ini, Cassian sudah memperjelas semuanya. Nama Kyra tak benar - benar pernah ada di hati Cassian.

Kyra mundur secara perlahan , air matanya jatuh merasakan perihnya hati saat ini dan tak sengaja menyenggol pintu yang menyebabkan suara.

Dua sijoli itu memberhentikan aktivitasnya, dan melihat Kyra yang sedang menatap mereka nanar.

" Kyra...." panggil Cassian membuat mata nanar itu menatap pria yang menurut sejuta wanita telah berdosa itu.

" Kau tetaplah disini. Aku akan bicara pada Kyra" ujar Cassian dingin melangkah keuar ruangan tempat dimana Kyra berdiri. Ia kemudian menutup ruangan dan menatap Kyra yang sudah dibanjiri air mata.

" Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Cassian dingin, kaku, bagai orang yang tak pernah ia kenal.

Kyra hanya diam dan menunduk. Hatinya yang terasa perih membuatnya tak bisa berkata banyak lagi.

Perlahan, Kyra mengeluarkan foto USG yang menjadi alasan utamanya datang ke tempat ini. " Ini...." ujarnya begetar.

" Aku hanya ingin memberimu foto anak kita. Tapi sepertinya kau tak lagi menginginkan kami" lanjut Kyra. Cassian diam sejenak sebelum ia mengambil foto usg itu dan menatapnya.

" Aku... sudah melihat semuanya"

Kyra menghirup nafas dan menatap Cassian, " Kau mencintainya."

" Itu adalah foto terakhir yang akan ku berikan padamu. Setelah ini, kau bisa melupakan kami dan bahagia bersama Gwen seperti yang seharusnya"

Kyra menghapus air matanya dan kembali menangi. Ia berbalik arah dan berjalan perlahan, memunggungi Cassian yang hanya terdiam menatap foto ditangannya.

Kyra perlahan keluar dari kantor Cassian dengan perasaan hancur lebur. Pikiran yang terus mengaung dikepalanya tanpa sadar membuat fisik Kyra akhirnya jatuh juga. Kyra merasa kepalanya sangat pening, belum lagi rasa keram perut yang begitu hebat.

Perlahan ia terjatuh dan dunia seakan menjadi gelap dalam sekejap.

***

Zoe masih tak bisa tenang, ia terus menunggu dengan sabar kabar dokter yang tengah memeriksa Kyra.

" Mom bukankah lebih baik menunggu dirumah saja? Aku akan menunggu disini sampai paman Hermawan datang" ujar Levi khawatir.

" Apa yang harus ku katakan pada Hermawan tentang putrinya yang selalu tersakiti oleh anakku sendiri" ujar Zoe hanya menatap kosong.

Levi merangkul sang ibu, mencoba sedikit menenangkannya, " Mom... semuanya akan baik - baik saja. Kyra pasti baik - baik saja"

Maxi pun datang sambil berjalan cepat, ia lantas memeriksa keadaan Zoe yang sudah terlihat sangat lelah, " Bagaimana keadaan Kyra?"

" Dokter masih memeriksanya" jawab Levi. Maxi kemudian menatap kembali istrinya, " Zoe, ayo kita kembali kau sudah sangat lelah"

Zoe tak merespon Maxi dan masih diam tak bergeming.

" Apa dad tau dimana Cassian?"

Maxi menggeleng, " Aku tidak tahu, tapi aku yakin dia sedang bersama Gwen saat ini"

Levi menghirup nafas dan mengepalkan tangannya, " Pria itu, bahkan aku malu menyebutnya sebagai kakakku"

Tak lama, suara pintu terdengar, seorang dokter keluar dari kamar dan menghadap Levi, " Pasien Kyra dan kandungannya baik - baik saja. Hanya keadaannya sangat lemah. Saya hanya meminta disaat seperti ini untuk tidak menambah beban pikiran. Akan sangat berbahaya jika stressnya berlanjut"

KyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang