Part 27 - Hamil? -

714 50 2
                                    

Deg.

Kyra tidak bodoh. Ia tahu apa dan siapa yang wanita ini bicarakan. " Ha..mil?"

" Apa yang kau bicarakan nona?" Tanya Kyra lagi mencoba meyakinkan apa yang baru saja ia dengar.

Namun wanita itu seakan tersadar bahwa apa yang ia katakan itu berbahaya. Ia berbalik dan justru meninggalkan Kyra yang kini tak bisa bergerak. Masih terlalu terkejut akan apa yang ia dengar.

Hamil.

Jelas ia mendengar itu. Ia pun juga tahu siapa yang wanita itu bicarakan. Tak ada wanita lain di kehidupan suaminya. Hanya ada satu nama. Gwen.

Kaki Kyra seketika melemas, menahan tumpu tubuhnya pada meja dihadapannya, memijit sedikit kepalanya yang terasa pening. Tak ingin menjadi pusat perhatian, Kyra memilih pergi ke toilet. Secepatnya.

Kyra mencoba mengatur nafasnya dan mengusap bahunya sampai ia tenang. Cara yang selalu ia lakukan saat sesuatu yang sangat mengejutkan tiba - tiba.

Apa yang ia dengar barusan pasti menjadi momok yang mengejutkan bagi semua orang. Siapa yang tidak terkejut saat mendengar sang suami sudah menghamili perempuan lain? Terlebih perempuan itu adalah mantan kekasihnya.

Inikah alasannya ia tak bisa melepaskan Gwen?

Kyra terus mencoba menenangkan hatinya yang mulai terasa perih. Pikiran yang mulai menggelar begitu banyak perkataan. Benarkah Gwen hamil?

Melihat dan merasakan bagaimana manisnya sikap Cassian akhir - akhir ini, bisakah Kyra percaya begitu saja?

Kyra kemudian teringat wajah ayahnya ketika mereka sedang berbincang di belakang rumah menghadap sawah dengan pemandangan matahari yang mulai menghilang.

Sambil menyeruput kopinya sang ayah berkata, " Suatu saat kau pasti akan menemui begitu banyak orang berdusta. Sampai kau tidak tahu siapa lawan siapa teman. Yang satu perlu kau ingat, cari tahu dulu apapun sebelum kau percaya sesuatu. Agar kau tidak tersesat dan menyesal"

Nafas Kyra mulai menenang tak ada lagi getaran yang ia rasakan. Kyra memejamkan matanya mencoba mayakini dirinya, sebelum ia percaya ia harus cari tahu kebenarannya. Entah dengan apapun caranya.

Perlahan Kyra keluar dari toilet, menatap dirinya pada kaca besar diatas wastafel.

Aku percaya suamiku. Batinnya.

Kyra menghirup nafas dan menghelanya, ia kemudian terkejut saat melihat Cassian yang sudah berdiri menyandarkan tubuhnya pada dinding, menatap Kyra khawatir.

" Kyra kau baik - baik saja?" Tanya Cassian dengan nada tergesa gesa.

Kyra mengangguk perlahan, " Ya.. aaku hanya sedikit pening"

Cassian melepaskan jasnya dan langsung mengenakannya pada Kyra, " Badanmu dingin sekali, kau harus kenakan jas ini. Kita pulang sekarang"

Dengan sigap Kyra menahan tangan Cassian, " Tapi acaranya belum selesai. Kau juga belum menemui Tuan Yamato"

" Bagaimana aku bisa tenang jika kau seperti ini. Aku masih bisa bertemu dengannya di lain waktu. Kau yang lebih penting saat ini"

Cassian menggandeng Kyra dan membantunya berjalan, melihat sikap manis Cassian malam ini, semakin membuat dirinya yakin bahwa apa yang dikatakan wanita itu tidak benar. Tetapi rasa penasarannya belum hilang. Aku akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

☆☆☆

Akhirnya Kyra bernafas lega saat ia selesai menyiapkan bekal makan malam untuk Cassian. Sudah 1 minggu ini Cassian selalu melewatkan makan malamnya, hal inilah yang akhirnya membuat Kyra berinisiatif untuk membuatkan bekal suaminya. Setidaknya nutrisi lengkap sudah ia masukkan kedalam menu makanannya hari ini.

KyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang