Chapter 12 : Serangan?

1.5K 201 65
                                    

Boboiboy milik Monsta hanya meminjam karakternya saja.

Alur cerita murni dari author

Rate : T 15+

Genre : action, superhero family sibling friend sad angst.

Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, hanya karangan Semata.

==


"Jadi kelas pertama kalian di lab?" tanya Gempa menatap Ice.

"Iya, guru tiba tiba mengadakan tes dadakan padahal niatnya aku mau tidur di kelas," keluh Ice.

"Hari ini ada tes di lab komputer ya kak?" tanya Thorn di balas anggukan oleh Gempa.

"Mapel hari ini olahraga wah aku bersemangat sekali!" seru Blaze.

"Ah aku tidak suka olahraga lebih menyenangkan meneliti di lab kimia," keluh Solar.

"Kau payah dalam olahraga makanya tidak suka," balas Blaze.

"Aku tidak payah ya aku hanya tidak suka badanku jadi berkeringat apalagi setelah olahraga ada pelajaran lagi, bau keringat semua satu kelas tidak nyaman apalagi gak di kasih jatah istirahat," keluh Solar.

Jarak antara sekolah dan rumah mereka cukup dekat walau tidak sedekat sekolah dasar mereka, paling tidak masih bisa di tempuh dengan berjalan kaki selama 20 menit.

Menghabiskan waktu dengan mengobrol di perjalankan sebelum berpencar ke kelas masing masing.

Halilintar dan Ice berada di kelas Ipa 1

Gempa dan Thorn berada di kelas Ipa 2

Taufan di kelas Ipa 3

Blaze dan Solar berada di kelas Ipa 4

Mereka tak bisa memilih mau bersama siapa karena pihak sekolah sepakat mengacak para elemental di kelas yang berbeda dan sialnya Taufan sendiri. 

"Hei lebih cepat sedikit," ucap Gempa mempercepat langkahnya.

Gerbang sekolah masih terbuka biasanya mereka akan berpisah ketika masuk ke kelas yang sebenarnya berjajar tapi karena kelas Ipa 1, 2 dan 4 tidak berada di kelas akhirnya mereka berpisah di lapangan.

"Aku emm-" ucapan Taufan terputus.

"Ada apa?" tanya Solar.

"Tidak jadi," balas Taufan lagi dan berjalan pergi menaiki lantai 2.

Pintu kelasnya tertutup tapi Taufan yakin kalau masih ada waktu 5 menit lagi sebelum bel berbunyi.

Tanpa penuh kecurigaan dia mendekati pintu itu dan membukanya.






BYURR!

Dan langkah pertamanya disambut dengan tumpahan air dari atas, badannya langsung mematung tak bergerak ketika mulai merasakan bajunya bahkan mungkin seluruh tubuhnya basah.

"Siapa sih yang naro ember di atas ada ada aja," ucap seseorang duduk dengan tenang memperhatikan Taufan yang basah.

"Yah lantainya jadi basah baru juga dipel," ucap seorang siswi dengan nada dibuat kecewa.

"Lain kali jangan membuat masalah," keluh Rey sinis.

Taufan terdiam sementara namun mulai berusah mengembangkan senyum hangatnya.

"Maaf lain kali aku akan berhati hati," ucap Taufan.

"Cikh berhentilah tersenyum itu menjijikan," decak siswa lain.

🌪Garis Tanpa Batas🌪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang