Chapter 29 : Strategi Halilintar

1.6K 226 180
                                    

Boboiboy milik Monsta hanya meminjam karakternya saja.

Alur cerita murni dari author

Rate : T 15+

Genre : action, superhero family sibling friend sad angst.

Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, hanya karangan Semata.

==

Daun  yang awalnya menggantung di ranting itu terlepas ketika  terguncang angin kuat membuat setidaknya 10 pohon disana berguguran daun daunnya, namun hanya beberapa saat sampai seseorang muncul secara tiba tiba, oh bukan tiba tiba dia keluar dari angin angin transparan itu.

Mimik wajahnya sulit berekspresi matanya memandang ke arah tangannya.

"Aku keterlaluan sepertinya," gumamnya.

Menghembuskan nafas sejenak dia bersadar pada salah satu pohon disana.

'Cacat.'

Perkataan itu menggema dalam pikirannya, memang sepertinya dia sudah keterlaluan sampai bisa membuat orang sesabar Gempa marah padanya, tidak ada yang salah dari perkataan penguasa elemental tanah itu.

Dia cacat dan itu fakta.

Tapi kenapa rasanya sakit ya, diucapkan dengan penuh penekanan ditatap dengan pandangan menjijikan.

Tentu saja siapa yang akan mau menerima orang tidak berguna yang hanya menyusahkan.

Namun perasaan sakit itu terganti dengan ingatan lainnya, membuat Taufan merasa bangga pada dirinya sendiri diantara keadaan ini.

"Aku berhasil, setidaknya dengan ini mereka akan mendapatkan perlindungan tambahan," batinnya.

Retakka akan lebih sulit mendekati apalagi menguasai mereka. Setidaknya rasa sakit ini mendapatkan apa yang dia harapkan.

"Semoga mereka tidak menyadarinya," lirihnya.

Rasa sakit di bahunya kembali terasa mungkin infeksinya mulai terlihat dia harus segera pergi dari sini.

"Dengan begini urusanku selesai," monolog Taufan.











"Oh siapa bilang..."

Suara seseorang membuat Taufan tersentak dia membalikan badannya, pemuda dengan atribut petir itu menatapnya intens.

"Kau masih berurusan denganku, Beliung."

==

Suara dentingan rantai menarik pehatian remaja yang baru terbangun.

"Ini dimana?" gumamnya pelan.

Tunggu apa yang terjadi?

Kenapa tangan dan kakinya terantai di ruangan gelap dengan penerangan lampu remang remang.

"Ini mimpi atau apa?" bingungnya.

Dia yakin beberapa saat lalu dia membantu kakaknya menggotong kakaknya yang lain ke tandu dan mereka kembali ke markas dan dia terlelap karena mengantuk.

"Masa iya aku di culik," monolognya lagi.

Remaja itu menggeleng dia tidak mau banyak banyak berpikir negatif, dia mencoba tenang berusaha membekukan rantai yang melilit tubuhnya.

Tunggu...

Kekuatannya tidak bekerja, tidak terjadi apa apa.

"Gawat," desisnya.

🌪Garis Tanpa Batas🌪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang