Chapter 8 : Gagal

1.3K 199 29
                                    

Boboiboy milik Monsta hanya meminjam karakternya saja.

Alur cerita murni dari author

Rate : T 13+

Genre : action, superhero family sibling friend sad angst.

Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, hanya karangan Semata.

==

DEG!!

"Akh!" Rintihan seseorang mengalihkan pandangan seluruh orang.

"Kak Hali ada apa?" tanya Gempa panik melihat kakaknya tiba tiba merasa sakit sampai terduduk.

"A-aku tidak tahu dadaku tiba tiba terasa sakit seperti habis merasakan hantaman kuat," ucap Halilintar pelan.

Clak..

Setetes air berhasil mengenai tangan kiri Halilintar.

Halilintar mengangkat kepalanya dan melihat Gempa menatapnya dengan khawatir namun kenapa dia...

"Gempa kau menangis?" tanya Halilintar melihat air mata itu turun dengan perlahan.

"A-aku tidak tahu kak Hali..isk.. a-aku kenapa menangis...hiks... aku tidak tahu kenapa kak perasaanku tiba tiba sesak," lirih Gempa pelan.

"Kalian kenapa?" panik Yaya karena dua remaja ini tiba tiba merasa sakit dan menangis.

"Thorn malah kepikiran kak Taufan," jawab Thorn.

"Perasaanku juga sedang tidak baik," jawab Solar.

"Aku juga," balas Blaze di beri anggukan oleh Ice.

"Te-tenanglah kalian aku yakin Taufan baik baik saja lagipula di bumi jarang terjadi bahaya kan?" ucap Yaya menenangkan.

"Semoga saja perasaan kita tidak benar," lirih Solar.

==

Dia yang dulunya hanyalah sebuah kekuatan yang pada periodenya di gunakan berbeda beda, tidak peduli baik atau buruk karena waktu itu dirinya hanya bertugas sebagai sebuah alat pemusnah.

Namun kini dia menjadi dirinya sendiri mempunyai tanggung jawab sendiri, dan menerima resiko dari apa yang dia lakukan sendiri.

Kepulan asap mulai menyebar di langit biru, warnanya begitu hitam hingga menarik perhatian orang orang yang jauh dari luar wilayah jangkauan, beberapa diantara mereka mulai memanggil tim bantuan.

Seseorang mengerjapkan matanya perlahan, rasanya seluruh tubuhnya sakit dan sulit untuk digerakan.

Dia berusaha berdiri namun tidak bisa, dia berusaha berpaling dan baru menyadari bahwa badannya terhimpit oleh sebuah ban besar.

Terlihat jelas noda merah membasahi kepala dan tangannya.

Dia menatap ke sekitar pandanganya menjadi rabun entah mengapa namun dia masih bisa menebak siapa yang ada di depannya yang terbaring tidak sadarkan diri tertimpa puing dari badan bus yang terpisah 5 meter darinya.

"Re-reza!" lirihnya pelan.

Dia berusaha melihat ke kanan dan ke kiri semua teman temannya terkapar tak sadarkan diri di mana mana.

Dia gagal!

Matanya terasa panas dia mulai terisak dengan lirih.

"A-aku gagal... hiks...Maafkan aku... hisk.. Aku gagal menjadi pelindung kalian.. Hiks.. Aku minta maaf."

🌪Garis Tanpa Batas🌪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang