Chapter 6 : Turnamen

1.4K 213 86
                                    

Boboiboy milik Monsta hanya meminjam karakternya saja.

Alur cerita murni dari author

Rate : T 13+

Genre : action, superhero family sibling friend sad angst.

Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, hanya karangan Semata.

==

Seseorang berjas putih mencatat sesuatu di kertas dokumennnya sesekali memperhatikan pasien yang sedang dia tangani.

"Dari luka yang saya perhatikan luka ini di sebabkan oleh goresan peluru memang agak dalam tapi tidak berbahaya," ucap sang dokter.

"Iya benar dokter tapi tidak ada infeksi serius kan?" tanya Gempa khawatir.

"Mungkin akan ada rasa nyeri dan perih untuk 1 hari ini tapi bisa di atasi dengan obat kami seandainya kakak anda bisa bekerja sama," ucap dokter itu tertawa pelan.

"Hah.. Kak Taufan gak sakit kok," ucap Gempa pada kakaknya yang daritadi menghindari obat pereda nyeri.

"Gak gak gak aku gak mau di suntik!" tolak Taufan mentah mentah.

Bahkan 2 suster itu kesulitan menenangkan sang manik sapphire.

"Kaya di gigit semut kok kak," pujuk Gempa.

"Iya kak Semut, semut purba," sahut Solar.

"Ahh aku baik baik saja gak perlu di suntik," rengek Taufan.

"Cuma sebentar ya ampun kak susah amat sih di suntik," geram Gempa.

"Gak mau!" teriak Taufan.

"Kalau bukan pasien sudah ku bius daritadi," batin salah satu suster yang sudah lelah.

"Tidak ada cara lain, adik adikku pegang dia jangan sampai lepas!" perintah Gempa tegas.

Segera Blaze, Ice (karena perintah Gempa mutlak harus nurut), Thorn, dan Solar memegang kaki dan tangan Taufan.

"Kalian ngapain ya ampun jangan dengarkan Gempa aku lebih tua darinya!" teriak Taufan.

"Demi kebaikan kak Taufan," ucap Blaze.

"Aku mulai ya," ucap suster tersebut merasa pasien mulai tidak banyak bergerak.

"Ahh jangan bunuh aku!" teriak Taufan.

"Kak, mereka nyembuhin kakak bukan bunuh kakak jangan ngada ngada deh," keluh Gempa.

Suster tersebut menetralkan area suntik dengan memberikan alkohol dan mulai mengeluarkan suntikannya, Taufan menatap horror pada suntikan itu semakin meronta.

Namun pandanganya tiba tiba mengelap ternyata Halilintar menutup kedua mata Taufan dengan tanganya agar Taufan sedikit tenang.

"Jangan berisik atau aku banting kamu sampai pingsan," ucap Hali datar.

Taufan berusaha bernafas dengan teratur.

"Tarik nafas," intruksi suster itu dan mulai menyuntikan suntikan berisi obat pereda nyeri ke dalam tubuh pasien.

"Agh-" Jeritan Taufan ditutup oleh Hali.

"Nah sudah beres gak sakit kan kaya di gigit semut," ucap sang suster tersenyum

"I-iya kaya di gigit semut... Semut purba," tawa garing Taufan tetap tidak menyukai yang namanya suntikan.

Setelah selesai baru semua saudaranya melepaskannya dan Taufan berusaha mengatur nafasnya.

🌪Garis Tanpa Batas🌪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang