QnA bagian 2

729 93 69
                                    

Maaf telat update, lumayan panjang juga ternyata bikin bagian ini, jadi selamat membaca.

Ku bagi QnA ini jadi 2 kaya nya bakal jadi 5000 kata lebih kalau cuma 1, gpplah terakhiran ini ya, jadi selamat menikmati vren 💕

==

Pintu rumah bertingkat 2 itu terbuka, menampakan remaja dengan seragam sekolahnya lengkap dengan topi hitam berornamen warna kuning emas yang dipakai terbalik.

Suasana masih sangat pagi untuk pergi ke sekolah, ditangannya terdapat satu plastik besar.

"Buang sampah dulu," gumam Gempa berjalan beberapa langkah ke depan pagar rumah yang terdapat tempat sampah.

Menaruh sampah itu, dan berniat untuk kembali ke rumah, masih ada 5 saudara yang harus dia bereskan.

Maniknya teralih pada kotak surat yang ada di sebelah kanannya, "Apaan nih kok sampai kaya dipaksa masuk?" bingung Gempa, melangkah mendekat dan membuka kotak surat itu.

Tepat ketika kotak surat itu terbuka tumpukan surat berhamburan keluar, "Ini apa? Surat penggemar Solar dan kak Hali?" monolog Gempa.

Menatap surat yang lumayan banyak itu, apa para fans saudaranya tidak tahu situasi kalau semua saudaranya masih dalam keadaan berduka bahkan setelah 3 bulan berlalu.

"Harus ku apakan ini?" Gempa mulai memunguti surat itu satu persatu.

Ingatannya terputar sekitar 5 bulan lalu, saat semuanya belum separah ini.

"Kak Hali liat aku nemu banyak surat peminat kakak di kotak surat," ujar Gempa.

"Mau dibalas?" tanya Gempa lagi.

Saat itu Halilintar hanya menatap datar semua surat penggemar yang berkisaran 10 buah itu. "Tenggelamkan," ucap Hali dingin.

Gempa mendengus, semua surat itu benar-benar dimasukan ke air sampai kertas itu tidak berbentuk lagi.

"Apa aku tenggelamkan juga," ujar Gempa.

Ketika memungut tiga surat terakhir, Gempa baru sadar ada tulisan disudut surat itu.

'Tenggelamkan surat ini maka dirimu yang akan ku buat tenggelam.'

Mematung sejenak Gempa mulai mengamati surat yang ada di sini, mereka semua bertanda QnA, yang artinya surat yang harus dibalas.

"Siapa yang mengirim surat-surat ini." Gempa jadi merinding, segera dirinya mengambil semua surat itu, dan membawanya masuk ke dalam rumah.

.


.



.

Enam orang berwajah bak pinang dibelah 6 itu menatap satu sama lain, dengan ekspresi berbeda, ada Ice, Gempa, dan Halilintar yang memandang curiga. Blaze, dan Thorn yang memandang bingung, serta Solar sendiri yang terlihat antusias.

"Jangan-jangan surat ancaman dari musuh," ujar Gempa.

"Apa itu kupon potongan harga tanaman?" tanya Thorn.

"Pasti ini semua dari fansku," ujar Solar bangga.

Halilintar mengambil salah satu surat, ada tulisan di ujung kanan surat 'To Halilintar.'

'Mau ku peluk?'

Wajahnya yang datar berubah bersemu merah, apa ini tidak ada hujan dan angin tiba-tiba dirinya diberi pertanyaan seperti ini.

🌪Garis Tanpa Batas🌪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang