Chapter 27 : Alasan

1.4K 207 109
                                    

Boboiboy milik Monsta hanya meminjam karakternya saja.

Alur cerita murni dari author

Rate : T 15+

Genre : action, superhero family sibling friend sad angst.

Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, hanya karangan Semata.

==

BBZZTT!!!

listrik itu berhasil menancap namun sasarannya malah berpindah pada Golem Gempa dan ledakan pun terdengar.

Gempa yang melihat itu terheran, apa Halilintar meleset hingga mengenai golemnya, tapi Halilintar satu satunya elemental dengan ahli berpedang yang baik mana mungkin bisa meleset.

Kepulan debu dan menyatu dengan angin kuat mengaburkan pandangan sampai perlahan menipis diiringi sebuah suara.

"Ketahuan ya..."

Hening menyapa ketika Gempa, Solar, dan Thorn mendengar suara itu.

Itu bukan mereka ataupun Halilintar, bukan juga Blaze dan Ice yang masih mengevakuasi para penduduk.

Tapi suara itu persis seperti mereka...

"Kenapa, kau melakukan semua ini?!" Kali ini suara datar Halilintar yang mereka dengar.

Angin itu berhenti bergerak dengan liar menghilang menyisakan dua sosok yang sejak tadi tidak terlihat jelas.

Mereka melihat pedang itu tepat di sebelah kanan leher sosok berjubah yang kini terlihat jelas siapa sosok itu.

"Ti-tidak mungkin, bagaimana bisa?" kaget Gempa mundur beberapa langkah.

"Kak Gempa apa yang terjadi ke-kenapa kak Taufan tiba tiba ada di sana?" bingung Thorn.

"Ini bohong kan," ucap Solar kehilangan kata katanya.

Ekspresi mereka kaget bukan main melihat sosok yang sejak tadi menjadi incaran tebasan pedang Halilintar.

Tapi kali ini apa sang pemiliknya pun masih bisa berniat membunuhnya.

"Kenapa di hentikan, ayo sedikit lagi," tantang sang manik biru sapphire itu tersenyum remeh di hadapan lawannya.

Ketika merasakan ada getaran di pedang sebelah lehernya, Halilintar menatapnya datar namun tanganya benar benar bergetar.

"Ka-kau benar benar harus menjelaskan semua ini, kenapa? Siapa lagi kali ini yang menguasai tubuhmu? Reverse!" gertak Halilintar.

"Ckckck bukan bukan." Taufan berjalan mundur di menatap Halilintar yang kini tak bisa berbuat apa apa.

Suasana hening pun turut ada padahal beberapa menit lalu masih terdengar suara keributan dan serangan.

"Ini beneran aku, tidak, kali ini tidak ada siapapun yang menguasaiku, ini murni keinginanku sendiri, coba lihat sendiri pasti kau juga bisa membedakan kan ketika aku di kuasai ataupun tidak," balasnya merentangkan tanganya.

Halilintar menatap manik sapphire itu, menatap rambut itu, Halilintar tak mau mengakui kalau tatapan itu memang milik Taufan, benar benar milik adiknya, karena dia tahu tatapan milik reverse tidak seperti itu walaupun manik itu tidak berwarna merah darah.

"Bohong!"

Suara di sebrang menarik perhatian Halilintar dan Taufan, berjarak 10 meter sang penyuka tumbuhan itu menatap Taufan dengan mata berkaca kaca.

🌪Garis Tanpa Batas🌪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang