Chapter 14 : Penyelidikan

1.3K 196 39
                                    

Boboiboy milik Monsta hanya meminjam karakternya saja.

Alur cerita murni dari author

Rate : T 15+

Genre : action, superhero family sibling friend sad angst.

Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, hanya karangan Semata.

==

Sedikit takut..

Taufan membuka pintu kelas dengan perlahan, syukurlah tidak ada air yang tumpah dari atas.

Mungkin ini memang lebih baik, datang lebih awal di pagi hari jam di tangannya saja baru menunjukan pukul 06.00.

Ya sekalian saja karena hari ini jadwal piket kelas.

15 menit berlalu Taufan sudah selesai membereskan meja, membuang sampah, dan menghapus tinta di papan tulis.

Dia melihat ke luar jendela, lapangan sekolah masih sepi hanya 1 sampai 3 siswa yang berjalan melewati lapangan.

Taufan menaruh kepalanya di atas meja dengan tasnya sebagai bantal percayalah kalau dia masih sangat mengantuk.

Dia teringat percakapan tadi malam yang membuatnya tak bisa tidur dengan tenang.

.

.

"APA! Bagaimana bisa dia mati!" tanya Taufan hampir berteriak.

"Apa kami belum memberitahu hasil misi kemarin?"

"Aku tidak tahu, hanya mendapat informasi kalau kalian mengejar para tahanan dan power sphera?" tanya Taufan bingung.

"Ya dan salah satu dari tahanan yang kabur adalah Retakka," balas Halilintar.

"Lalu bagaimana dia bisa mati?" tanya Taufan.

"Dengarkan dulu penjelasan kami, saat pengejaran itu kami memfokuskan mengejar kapal angkasa tapi Kapten Kaizo bilang dia akan mengurus hal itu dan meminta kami menuju koordinat yang diberikan, dan yang kami temukan adalah jasad Rettaka yang sudah kaku bahkan kulitnya berubah menjadi warna hijau dan mulai membusuk," jelas Gempa.

Taufan jadi merinding membayangkan kondisi Retakka saat di temukan.

"Lalu?"

"Setelah diotopsi ternyata ada racun dengan dosis tinggi pada darahnya yang menyebabkan tubuh Retakka membusuk," ucap Halilintar.

"Tidak masuk akal, alien sepertinya mati hanya karena racun. Lagipula siapa yang bisa meracuni si botak itu?"

"Retakka ada rambut kak," balas Gempa.

"Biarin ah tok Kasa aja manggil Retakka gitu, lagian gak sudi memanggil seorang penjahat dengan nama terhormat," balas Taufan.

"Itu kudanya kak yang botak," balas Gempa.

"Kenapa kalian jadi bahas kuda botak?" sela Halilintar.

"Intinya kami masih menyelidiki bagaimana racun itu bisa ada dalam tubuhnya, mungkin nanti kita akan ke Tapops," jelas Halilintar.

"Entahlah, apa kalian yakin tentang hal ini?" tanya Taufan.

"Semoga saja kak aku tidak mau berurusan dengannya lagi, sudah kak tidur masih jam setengah 3," ucap Gempa mematikan lampu dan mereka bertiga kembali ke kasur mereka.

Dan masalahnya adalah Taufan tak bisa tidur setelah mendengarkan semua itu, dan pada akhirnya dia terjaga sampai subuh dengan segelas kopi yang sebenarnya adalah milik Solar.

🌪Garis Tanpa Batas🌪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang