Chapter 28 : Ikuti Permainannya

1.5K 201 202
                                    

Boboiboy milik Monsta hanya meminjam karakternya saja.

Alur cerita murni dari author

Rate : T 15+

Genre : action, superhero family sibling friend sad angst.

Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, hanya karangan Semata.

==

Mengapa tejadi?
Realita telah berbunyi...
Haruskah aku di sini bagai terbang tinggi...
Namun di hempas kembali ke bumi.

Tlah lama ku cari...
Kesempatan yang sangat berarti..
Ada tekad menyala ku tetap bertahan...
Sekarang smuanya terasa redup perlahan...


Tapp!!

Manik kuning emas itu tersentak saat nyanyian di dalam radio itu terhenti, di lihat siapa pelaku yang sudah mengacaukan ketenangannya.

Ada Halilintar yang menatapnya datar dengan tangan masih memegang tombol off di radio itu.

"Apa sih kak Hali, jangan ganggu aku," keluh Gempa, moodnya sedang buruk untuk berkata lembut.

"Aku tidak akan menganggumu jika kau tidak megangganguku juga, tapi tolong kira kira kenapa kau memutar lagu ini dengan volume full, lagu apa pula ini kaya yang habis putus cinta," decak Halilintar.

Gempa hanya diam melihat kakinya masih di baluti perban, sudah bisa berjalan tapi tidak bisa lama dan tidak bisa berlari.

"Nyalain lagi kak," decak Gempa.

Halilintar menyeringit bingung entah sejak kapan Gempa punya hobi baru jika dia sedang dalam mood buruk, Gempa akan memutar lagu dengan nada galau atau selow tapi dengan voluma full yang mengalahkan volume musik dangdut.

"Baik, tapi aku kecilkan volumenya kau mau kena marah laksamana," ucap Halilintar mengecilkan volume radio baru menyalakan radio.

Aku dilema 
Rasanya percuma
Apakah semuanya kan sia-sia 
Atau tetap ku tempuh saja...

Kesana kesini semuanya tanda tanya 
Pilihanku akankah jadinya berbahaya
Mungkin waktu akan menemukan jawabannya
Sampai berhasil jua...

Jatuh bangun bagiku itu sudah biasa
Tapi kali ini ku jadi gundah gulana 
Mungkin waktu akan menemukan jawabannya
Sampai berakhir jua...


"Kak Hali, apa semua ini benar, apa kak Taufan benar benar membenci kita?" tanya Gempa pelan.

"Harusnya aku tahu, kalau perbuatanku dulu memang tidak bisa dimaafkan, pasti kak Taufan tersiksa hidup denganku," lirihnya.

Halilintar menepuk bahu Gempa ikut duduk di sisi kasur milik Gempa.

"Kalau Taufan mau membenci kita mau bagaimana lagi, kita juga akan membencinya, itu keinginannya kan?" tanya Halilintar memegang dadanya.

Gempa menggeleng tidak setuju, setelah semua yang terjadi walau Taufan membuatnya terluka, tidak akan mudah membencinya lagi kali ini.

"Aku tidak mau ini terjadi.."

"Ini semuanya tidak akan berakhir dengan cepat Gempa, sepertinya kali ini kita tidak memiliki kesempatan," lirih Halilintar.

"Ada! Tidak mungkin kita tidak memiliki kesempatan!"

🌪Garis Tanpa Batas🌪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang