Chapter 17 : Mulai Lelah

1.4K 206 23
                                    

Boboiboy milik Monsta hanya meminjam karakternya saja.

Alur cerita murni dari author

Rate : T 15+

Genre : action, superhero family sibling friend sad angst.

Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, hanya karangan Semata.

==

Remaja bernetra emas madu itu meregangkan tangannya sembari menuruni anak tangga, sesekali ia menguap karena rasa kantuknya masih ada tapi dia tak mau tidur lagi lagipula sebentar lagi dia harus mandi untuk bersiap ke sekolah.

Matanya membulat saat melihat pintu belakang rumah yang terbuka lebar padahal dia yakin baru dirinya yang bangun pagi ini.

"Rumah kemalingan! Yang hilang apa ya tv masih aman, kristal kristal juga masih numpuk di lemari kaca, terus maling nyuri apa?" batin Gempa mengecek isi rumah dan tak menemukan apapun yang hilang.

Dia melihat sebuah gelas di meja yang dikerubuni semut, artinya bekas air itu manis.

"Masa iya maling masuk cuma numpang minum susu?" batin Gempa meletakan gelas itu di wastafel.

Dak.. Dak..

Terdengar suara pintu diketuk dengan pelan, Gempa sedikit bingung siapa yang berkunjung pagi pagi buta seperti ini.

Gempa berjalanan mendekati pintu itu dan membukannya, dan tentu saja terkejut dengan siapa pelaku yang membuka pintu itu.

"L-loh kak Taufan!"

"Kak Taufan darimana? Kenapa ini?" bingung Gempa melihat kakak keduanya yang berantakan dengan piayama birunya.

Taufan terdiam tak menatap Gempa dia berjalan melewati Gempa dengan langkah tertatih tatih.

Gempa yang tak suka diabaikan menutup pintu dan mengerjar kakaknya.

"Kak kenapa? Darimana? Isshh Kak!"

Baiklah diabaikan oleh Halilintar itu sudah biasa tapi diabaikan oleh Taufan, ada yang gak beres? Gempa menahan tangan Taufan.

"Jawab kak!"

"isk..."

Gempa tersentak saat mendengar suara tangisan yang ditahan, apa dia menggengam tangan Taufan terlalu keras?

"Ma-maaf kak, Gempa gak maksud-"

Brug..

"Huwaa!! Maafkan aku! Aku tak bisa menyelamatkanmu! Aku harus apa!"

Gempa tak tahu harus apa saat Taufan tiba tiba memeluknya dengan erat dan meracau.

"Isk.. Maaf...aku salah, dari awal aku selalu salah... Isk.. Maaf," gumam Taufan semakin pelan hembusan nafasnya sangat berat.

Gempa yang mendengar terdiam tak mengerti, bagaimana tidak Taufan ternyata ada di luar dan saat datang dia menangis, ada apa?

Sampai Gempa menyadari suara isakan itu sudah tak ada namun tubuh sang kakak tiba tiba menjadi berat.

"Kak? Kak Taufan?" Gempa sadar kalau Taufan pingsan dipundaknya.

Darimana kakaknya ini wajahnya tampak putih pucat bahkan keringat dingin membasahinya.

"Kak Taufan kenapa?" bingung Gempa memeluk tubuh Taufan yang sedikit sedikit panas itu.

"Kak Hali!"

🌪Garis Tanpa Batas🌪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang