Chapter 42 : Pemenang Di Akhir

1.5K 209 155
                                    

Boboiboy milik Monsta hanya meminjam karakternya saja.

Alur cerita murni dari author

Rate : T 15+

Genre : action, superhero family sibling friend sad angst.

Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, hanya karangan Semata.

==

Rasanya saat ini dirinya sudah menemukan alasan untuk tetap bertarung sejauh ini, beban atas berpecahnya Boboiboy, segala hal yang membuatnya sampai dititik ini seakan menjadi kekuatan baru untuk dirinya.

Mata kanannya yang semula bercahaya kembali seperti semula, pengelihatan disebalah kanan dan kiri seakan terasa kontras saat disebelah kanan hanya terdapat sinar garis berwarna biru yang merambat kemana-mana.

Trak!

Gempa tercekat dia merasakan sesuatu yang aneh, seperti ada sesuatu yang tersambung entahlah.

"Apa yang terjadi?" batin Gempa.

"Eh!"

Tunggu Gempa mendengar suara Thorn yang kebingungan, dipandang sang adik yang tercekat, dia menatap Gempa namun tidak berbicara.

"Aku bisa mendengar suara batin kak Gempa, ini nyata atau tidak."

Tunggu!

"Thorn! Aku bisa mendengarnya juga!" suara lain datang itu milik Blaze.

"Apa yang terjadi?" tanya Solar bingung.

"Tenanglah, aku hanya menggabungkan tahap istimewa Gempa dengan kalian." Suara Taufan mengintruksi kebingung mereka.

"Bagaimana bisa?" tanya Ice bingung.

"Ada banyak keistimewaan dari tahap ini, aku rasa ini salah satunya," balas Taufan.

"Tapi bukankah Retakka sudah mengambil tahap istimewamu?" Halilintar menyahut.

"Selama aku masih hidup aku rasa tahap istimewa itu dapat kembali lagi, makanya Retakka sangat berniat untuk membunuhku," lirih Taufan.

"Bagus! Kalau begini kita bisa mendapat peluang mengalahkan Retakka!" seru Solar.

"Tapi bagaimana dengan angin yang menjadi perisainya?" tanya Gempa.

"Aku akan berusaha membuka celah," balas Taufan.

"Tapi—"

"Aku tidak bisa bertarung karena kekuatan anginku masih ada di Retakka, jadi aku hanya bisa membuka celah angin," lirih Taufan.

"Taufan jangan bilang kau—" Maripos menggantung kalimatnya.

Taufan terdiam dia menatap Maripos dengan tenang, "Aku masih ingin hidup Maripos," ujar Taufan.

"Memang dulu aku berpikir tidak mengapa aku mati karena aku juga sudah mengambil hak Boboiboy, tapi setelah semua kebenaran itu aku memilih egois untuk ingin tetap hidup," tukas Boboiboy.

🌪Garis Tanpa Batas🌪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang