Chapter 30 : Bagaimana Aku Bisa Mengerti

1.6K 224 135
                                    

Boboiboy milik Monsta hanya meminjam karakternya saja.

Alur cerita murni dari author

Rate : T 15+

Genre : action, superhero family sibling friend sad angst.

Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, hanya karangan Semata.

==

Matahari sudah tak lagi berada di atas puncak, langitpun tidak lagi sepanas tadi, warnanya pun perlahan berubah mengikuti alunan kicauan burung.

Tok Aba menaiki anak tangga dan masuk ke dalam salah satu kamar yang ada di sana.

"Gempa," panggil tok Aba.

Tidak ada, kemana anak itu bukannya tadi dirinya melihat Gempa masuk ke dalam rumah setelah membawa Blaze bersama Ice.

"Cari siapa tok?" tanya Blaze yang baru datang dari arah tangga.

"Gempa mana ya, apa dia masih ikut Halilintar?" tanya tok Aba.

"Emm bukan tok, kak Gempa ada di Tapops-U di kamarnya yang kedap suara," balas Blaze.

"Kenapa Gempa ada di sana?" tanya tok Aba heran.

"Tok, kalau kak Gempa gak ke sana, mungkin para tetangga bakal komplen sama volume musik yang di putar kak Gempa nanti," balas Blaze.

"Eh kakakmu mendengarkan musik sekeras itu?" bingung tok Aba tapi memang beberapa bulan terakhir Gempa sering sekali meminjam radionya.

"Kak Gempa jadi cepat galau tok kalau keadaan belum membaik, ya udahlah tok daripada nanti kak Gempa ngamuk gak jelas," balas Blaze.

"Oh iya cucu atok sudah sadar, atok sampai lupa menanyakan kabarmu, apa ada yang sakit?" tanya tok Aba mengusap pelan pipi Blaze.

"Enggak kok cuma ini benjol dikit ketimpuk es tapi aku baik baik saja," balas Blaze.

"Cucu atok ini kuat ya," balas tok Aba.

"Hehe iya dong tok, emm tapi sampai kapan semua ini harus berlanjut, Blaze capek tok kalau keadaannya kaya gini terus," ucap Blaze tiba tiba raut wajahnya berubah murung.

Tok Aba menatap cucunya ini sendu, tentu saja siapa yang mau ada perpecahan lagi diantara cucu cucunya ini, dan yang dia dapatkan adalah bahwa salah satu cucunya memilih untuk balas dendam bahkan sampai melukai saudaranya yang lain.

Tapi tok Aba tak bisa jika dia harus membenci cucunya, tok Aba terlalu menyayangi mereka, yah karena mereka adalah cucunya sendiri.

"Apa kau membenci Taufan?" tanya tok Aba.

"Ya aku ingin membencinya setelah semua yang dia lakukan pada kami, tapi sampai sekarang mau seberapa keras aku berusaha membencinya, aku malah menyakiti diriku sendiri, aku tak bisa membencinya tok, selama ini dia menjadi kakak yang baik untukku," lirih Blaze.

"Kenapa dia harus jadi sosok yang aku sayangi jika pada akhirnya dia pergi," lirih Blaze semakin menjadi.

"Ke-kenapa argh! Sialan aku tak bisa menghentikannya dan sekarang malah jadi kacau," keluh Blaze.

"Sudah tenang saja, atok yakin Taufan tidak seburuk itu, dia masih menjadi kakak yang baik untuk kalian," ucap tok Aba memeluk pelan elemental api itu berusaha menenangkannya.

"Hiks...aku ingin ini semua segera berakhir tok, padahal yang aku inginkan hanya berlibur dan bermain bersama sama, Ke-kenapa sulit sekali rasanya," isak Blaze.

🌪Garis Tanpa Batas🌪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang