Chapter 41 : Antagonis Sebenar

1.5K 221 224
                                    

Boboiboy milik Monsta hanya meminjam karakternya saja.

Alur cerita murni dari author

Rate : T 15+

Genre : action, superhero family sibling friend sad angst.

Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, hanya karangan Semata.

==

"Jadi kau sudah pulih bukan? Kau sudah bisa mengambil misi untuk besok?" tanya alien berpangkat komandan.

"Iya aku memang sudah pulih, tapi komandan apa tidak bisa aku meminta cuti untuk beberapa hari saja?" tawar Boboiboy.

"Sebenarnya aku bisa saja memberikan cuti tambahan, tapi mengikut buku aturan para anggota Tapops yang sudah pulih harus segera melaksanakan misi, aku akan mencoba meminta cuti untuk kalian setelah kalian melaksanakan dua atau tiga misi nanti," balas Kokoci.

"Baik komandan," balas Boboiboy pelan, segera dirinya keluar dari luar ruangan komandan.

Menelusuri lorong markas Tempur-A yang menjadi markas cadangan ketika markas Tapops masih diperbaiki, Boboiboy memandang ke arah luar, pemandangan gunung dan pos pos Tempur-A yang dikelilingi kabut, serta kapal angkasa yang terus melintas di sekitar markas.

Memandang samar pantulan dirinya yang terlihat tak seperti biasanya, tanganya sedikit memukul kaca itu mengusap pelipisnya yang terus berkedut.

"Aku ingin beristirahat, aku lelah, rasanya aku ingin kabur ke suatu tempat," lirihnya.

.



.



.

Memegang penghargaan sebagai superhero galaxy tentu adalah sebutan yang sangat membanggakan, apalagi julukan itu diberikan pada anak SMA yang berusia 15 tahun.

Di usia mudanya ini Boboiboy berhasil mengalahkan alien legendaris seperti Borara, dan Retakka yang bahkan tidak semua anggota senior Tapops mampu lakukan.

Membuatnya menanggung beban sebagai superhero yang harus selalu siap menyelamatkan semua orang, jika kalian merasa Boboiboy menikmati semua itu jawabannya tidak sepenuhnya.

Beberapa kali dirinya hampir terbunuh apa itu suatu hal yang mudah dilupakan? tentu tidak, sering kali dirinya terbangun ditengah malam, memori tentang pertarungan yang membuatnya hampir mati, serta batinnya selalu merasa terguncang, bagaimana kalau dia tidak selamat? 

Setelah semua pengorbanan itu yang Boboiboy dapatkan adalah apresiasi dari semua orang, ya semua orang kecuali sang ayah yang terlampau sibuk sehingga hanya bisa berkata 

'jalankan tugas dengan baik.' 

'Jangan lupa berdikari.'

'Ingat tanggung jawabmu.'

Apa tak ada kata yang lebih mengapresiasikan dirinya, setidaknya berikan kata...

'Ayah bangga padamu.'

'Kamu hebat sekali.'

Tidak ada satupun, apakah pengorbanan ini tak cukup membuat ayahnya bangga?

"kalau begitu untuk apa aku melakukan semua ini? Semuanya sia - sia! Aku hanya membuat diriku perlahan mati!" decak Boboiboy.

Kalau boleh jujur Boboiboy ingin sekali mengundurkan diri dari Tapops, dia mulai lelah untuk terus berusaha menahan jiwannya untuk tetap kuat, membuat batinnya terus berusaha baik - baik saja, mimpi buruk tentang serangan yang hampir melayangkan nyawanya membuatnya sering terbangun dalam keadaan berkeringat dingin.

🌪Garis Tanpa Batas🌪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang