𝐉𝐚𝐬𝐦𝐢𝐧𝐞 𝟗

466 62 25
                                    

🌺ꦽꦼ̷•ˑ˒ Flower ⃡⃝💐──────────ꓸ᭄



"Mingi-yaaaa..."
"Enggak San,"
"Yaaa... Mingiii... pleasee??"
"Gak boleh, mama papa Yunho bilang aku harus langsung pulang."
"Mingiii.. sekali iniii aja. Ya?"
"Gak bisa San,,"
"Heh! dibilang gak bisa juga, maksa mulu!"

TAKKKK!!!

Mingi terkekeh pelan saat Yeosang yang baru saja membereskan peralatannya kini dengan ringannya menjentikkan jari tepat di atas dahi San. Sebenarnya salah San sendiri. Sedari tadi ia tengah berusaha membujuk Mingi untuk menemaninya membeli novel. Aneh-aneh memang. Padahal bisa sendiri.

"Aihh Sang,, nanti gua anter Mingi pulang ke rumah kok.. Yaa?? Gii.. boleh ya?"
"Gak bisa San, lagian kan ada Wooyoung."
"Nanti Wooyoung pulang telat kalau ikut. Papanya ada di rumah." San menunduk, sembari menghela napas.

Mingi mengernyit samar. Apa hubungannya?

"Haihhh,,, ya udah gua temenin. Entar sama Jongho sekalian."
"Wah? tumben baik Sang!"
"Gak punya ahlak lu! ini semata-mata gua gak pengen lu kesasar aja."
"Serah dah! makasih hehe."
"Yunho biasanya udah bubar sekarang. Kalau lu mau langsung pulang, hati-hati."
"Iya. Duluan ya." Mingi melenggang pergi sembari memakai tas di sebelah punggungnya.

"Kayaknya Mingi belum tau soal keluarga Wooyoung," ucap Yeosang selang beberapa saat setelah Mingi menghilang di balik pintu.
"Kok lu yakin?"
"Dia keliatan bingung pas lu bilang soal papanya yang ada di rumah. Kita cerita apa Wooyoung aja ya?"
"Bagusan Wooyoung aja yang cerita. Kalau dia gak mampu, ya kita. Mau gak mau Mingi harus tau juga."

Yeosang mengangguk-angguk. "Ngomong-ngomong gua penasaran soal Mingi. Kok bisa dia ada di rumah Yunho? Yunho lagi belum cerita apa-apa."
"Nunggu Mingi cerita sendiri aja."
"Nunggu orang tertutup cerita itu sama keselnya kayak nunggu jatah gua makan ramen. Lama."
"Wah!!! gak bener lu nyamain Mingi sama ramen."
"Ya gak gitu konsepnya!"
"Meh."

•••

"Mingi!!!"

Mingi sontak menghentikan langkahnya. Ia menoleh, melihat orang yang baru saja memanggilnya meski sebenarnya ia sudah tau itu suara siapa.

"Kenapa hyung?" tanya Mingi saat Wu kini berhenti di depannya.
"Kamu pulang sama Yunho kan?"
"Iya."
"Hyung sekalian antar ya?"
"Eh? gak usah. Kita bisa naik bus."
"Gak papa. Lagipula Hyung lagi kosong kok. Masa iya Hyung biarin teman sendiri pulang naik bus? gak papa, udah sore juga. Bus pasti susah dapatnya kalau jam segini. Hyung antar ya?"
"Ya udah, makasih."
"Okee!" Wu meneruskan langkahnya berikut Mingi sambil sesekali mengecek apa pintu-pintu yang mereka lewati sudah terkunci atau belum.

"Mingi?" tanya Wu sambil terus berjalan.
"Hm? kenapa Hyung?"
"Kamu yakin gak mau ketemu kakak Hyung? Hyung akan mengatur jadwalnya."

Mingi tersenyum tipis. "Tak perlu, Hyung. Aku tak apa."
"Hyung hanya khawatir Mingi. Bukan hal mustahil jika traumamu kembali. Lebih baik dicegah. Dia tak akan keberatan untukmu."
"Makasih Hyung, mungkin lain kali. Tapi sungguh. Aku tak apa. Lagipula keluarga Yunho memperlakukanku dengan baik, itu juga sudah cukup untuk membuatku pulih, kurasa."
"Bagaimana dengan teman-temanmu? apa kau kesulitan?"
"Tak ada Hyung. Mereka baik."

Wu menghentikan langkahnya sejenak. Ia menarik bahu Mingi pelan, membuatnya menghadap padanya lalu menatapnya lekat.

"Kau sudah seperti adikku sendiri Mingi. Hyung bahagia jika memang kau sudah pulih. Tapi jika kau mulai merasa hal yang tak baik, jangan takut untuk bercerita. Hyung akan membantumu, Ya?"
"Tentu Hyung, makasih."

Wu mengusak rambut Mingi pelan lalu meneruskan langkahnya menyusuri koridor menuju kelas tari. Sepertinya Kai terlalu semangat mengajar hari ini, sampai-sampai telat 15 menit dari waktu bubar yang seharusnya.

Jasmine | Yungi✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang