𝐉𝐚𝐬𝐦𝐢𝐧𝐞 𝟏𝟏

437 55 34
                                    

🌺ꦽꦼ̷•ˑ˒ Flower ⃡⃝💐────────────ꓸ᭄



Ckkklllkkk...

Pelan, Mingi membuka pintu berdebu di depannya ini. Entah sudah berapa lama ia tak masuk kesini lagi. Ia hanya, rindu. Perasaan yang sama dengan yang selalu ia rasa setiap hari.

Kaki panjangnya melangkah berat, memasuki ruangan pengap nan gelap dengan banyak ingatan akan masa lalunya, entah itu baik maupun buruk.

Kedua matanya menyapu seisi ruangan. Persis seperti terakhir kali ia kemari. Seprai yang berantakan, gorden yang menutupi hampir seluruh jendela, serta seutas tali tambang yang menggantung tetap di tempatnya dulu.

Sebuah senyum terukir di atas bibir Mingi sembari menatap tali tambang di depannya.

"Mama, Mingi pulang." Lagi, Mingi menatap seisi kamar ibunya. Saksi bisu atas kematian Ny.Song dulu.
"Mama, apa mama sedih sekarang? apa Mingi masih membuat mama sedih?"

Sebuah helaan napas berat terdengar memenuhi seisi ruangan. "Jika iya, Mingi minta maaf. Mingi salah, mama patut marah."

Jemarinya perlahan mengusap kasar tali tambang di depannya. Air matanya menitik ringan beriringan dengan bayangan Ny.Song yang terus melintas di kepalanya.

"Mama, jika Mingi bilang Mingi menyesal apa mama akan kembali? Mingi rindu mama,,"

Isakan kecil lolos dari bibir Mingi. "Mama, apa mama semarah itu sampai tak ingin bertahan untuk Mingi? kenapa mama pergi? apa kesalahan Mingi sudah terlalu besar? mama, Mingi minta maaf.."

Kedua kelopak matanya perlahan tertutup, mengingat kembali apa yang pernah ia dengar dari seseorang yang memenuhi pikirannya saat ini.

"Mingi, pejamkan matamu sayang. Ini sudah malam. Kau harus tidur, biar mama bernyanyi untukmu ya nak."

"Ya Tuhan! sayang, tanganmu terluka! jangan takut, mama akan segera mengobatinya."

"Sayang, kenapa kau menangis? apa seseorang melukaimu? jangan takut, mama ada disini. Mama tak akan pergi."

"Mingi, suatu hari nanti kau pasti akan tumbuh menjadi laki-laki yang kuat. Saat itu mama pasti sudah tua. Mama akan bangga melihatmu tumbuh, nak."

"Mingi, hidup itu tak akan selalu mudah, ada kalanya itu susah dan rumit. Tapi jangan khawatir, mama akan selalu ada bersamamu."

"Mama dimana,, Mingi butuh mama,," jemarinya meremat tali tambang di depannya erat. "Mama,,,,"

"Jangan lukai Mingi!!"
"Menjauh darinya sialan! apa kau akan merusak masa depan anakmu sendiri?! hentikan!!"
"Jangan ambil Mingi! aku akan menggantikannya!"
"Berhenti disana sialan!"
"MINGI!!!!"

Brukkkkk!!!!!

Kedua kakinya melemas saat teriakan Ny.Song kembali berdengung di kepalanya. Tangannya menggapai ranjang di depannya lalu bersandar padanya. Mingi mendongkakkan kepalanya, berusaha membuat air mata di pelupuknya tetap disana.

"Mama,,"
"Jangan khawatir sayang, kau aman sekarang. Mama tak akan meninggalkanmu."
"Mingi ingin mati."

Gagal. Betapa bodohnya ia mengatakan hal sekasar itu di depan ibunya sendiri. Air mata yang sedari tadi ia tahan kini berjatuhan dengan lolosnya, membasahi pipi serta dagunya.

"Mingi,, berikan pisau itu nak, kau bisa terluka."
"Tidak! bukankah memang itu yang papa inginkan? mama juga kan?"
"Sayang,, mama mohon,, jangan lakukan ini semua. Mama masih menyayangimu. Mama tak akan melukaimu. Kemarilah!"
"TIDAKK!!!"
"MINGI JANG- MINGI!!!"

Dadanya kian terasa sakit serta sesak. Betapa banyak ucapan yang tak seharusnya ia katakan pada manusia sebaik ibunya itu.

Jasmine | Yungi✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang