𝐉𝐚𝐬𝐦𝐢𝐧𝐞 𝟏𝟎

510 56 32
                                    

🌺ꦽꦼ̷•ˑ˒ Flower ⃡⃝💐──────────ꓸ᭄



"Mingiiii cepatlah!! aku lapar!!"

Sudah lebih dari 10 menit Yunho berdiri di depan pintu kamar mandi di kamarnya. Padahal sudah dari awal Mingi katakan padanya untuk lebih dulu turun ke bawah jika ia memang sudah lapar. Tapi anak ini tetap berdiri dengan tangan yang tak henti mengetuk keras pintu kamar mandi sambil terus berteriak.

"Mingiii kenapa kau lama sekali? jangan bilang kau ketiduran di kamar mandi!" Yunho semakin kesal saat Mingi tak merespon apapun. Apa jangan-jangan Mingi memang ketiduran saat mandi? "Mingi! jika kau tak ingin membukanya, aku akan masuk!"

Lagi, tak ada jawaban. Karena sudah tak sabar, dengan tergesa-gesa Yunho meraih kenop pintu hendak membuka pintu di depannya ini.

Brakkkk!
Bugghh!!!

"Akhhhh,,,"

Mingi terbelalak. Ia baru saja selesai mengganti pakaiannya dan berjalan keluar. Namun tepat setelah ia membuka pintunya, didapatinya Yunho yang jatuh terjembab sambil mengelus dahinya sendiri.

"Yunho, kau sedang apa?" tanya Mingi tanpa berpikir untuk membantu Yunho berdiri.
"Yak!! aku jatuh!"
"Bukankah sudah kubilang untuk turun lebih dulu?"
"Aihhh kau ini! bantu aku berdiri!" Yunho merengut, menatap Mingi kesal.

Sambil sedikit terkekeh, Mingi membantu Yunho berdiri. "Kau ini memang keras kepala. Masih sakit?" tanya Mingi sambil mengusap kening Yunho yang nampak memerah.
"Iya! kamu sih Gi! kenapa gak biarin aja aku masuk? malah main buka-buka pintu segala! kan aku udah bilang aku mau masuk! sakit tau!!"

Mingi mengerjap-erjap mendengar penuturan Yunho. Iya, dia memang sempat mendengar ocehan Yunho selama ia di kamar mandi. Tapi tak jelas.

"Ya sudah, aku minta maaf ya?"

Yunho mendengus kesal. Kepalanya ini masih sakit, Mingi membuka pintunya terlalu keras, dan itu tepat menghantuk dahinya. Terlebih setelahnya ia jatuh ke lantai.

Mendapati Yunho yang masih kesal, mungkin memang sakit juga, Mingi menyingkap pelan poni Yunho lalu mengecup dahinya lembut. "Masih sakit?" tanyanya sembari menatap Yunho lekat.

Yunho tersenyum aneh setelah Mingi mengecupnya. Entahlah bagaimana mendeskripsikan senyumnya itu. "Iyaa,," ucap Yunho. Ia tak bohong. Memang masih sakit, hanya saja ia suka saat Mingi mengecup dahinya.

Mingi menarik kepala Yunho pelan lalu kembali mengecup dahinya, namun kini lebih lama dari sebelumnya. "Sudah?" tanyanya kembali.

"Huum! sudah kok! makasihhh!!!"
"Kakinya sakit gak? biar aku gendong."

Yunho baru saja akan mengeluarkan kalimatnya sebelum Mingi menjatuhkan tubuh Yunho di atas punggungnya sendiri lalu berjalan keluar kamar. Sudahlah tak ada salahnya juga.

"PAGIIIII!!!!!" teriak Yunho saat Mingi mulai melangkahkan kakinya di lantai pertama.
"Pag-eh Yun?" Tn.Jung segera menghampiri Yunho dan Mingi. "Kamu ini kalau malas jangan sampai masuk ke tulang sumsum! turun dari kamar aja digendong!"

TAKKK!!

"Akh Pa! sakit!!"

Yunho mengusap dahinya yang baru saja mendapat jentikkan jari yang lumayan keras dari Tn.Jung.

"Iiihh bukan malas! Yunho abis jatuh tadi, jadi Mingi bantu gendong."
"Palingan jatuh gara-gara kamu ceroboh. Sini mana kaki yang sakit? biar papa benerin!"
"Enggak enggak! gak mau! entar patah kaki Yunho!" Yunho memberontak dalam gendongan Mingi saat Tn.Jung hendak menggapai pergelangan kakinya.
"Heh, gak baik ngelawan orang tua. Katanya sakit, sini papa benerin! kalau kakinya gak sembuh gimana?"
"Gak mau! yang ada kaki Yunho malah patah kalau papa yang lihat. Gaakk gak mau!!!!"
"Makanya jangan kebanyakan tingkah!" Tn.Jung menepuk kaki Yunho yang menjuntai pelan. "udah Gi, turunin aja. Ini Yunho cuma modus. Jangan percaya!" bisik Tn.Jung. Niatnya memang berbisik, tapi Yunho sendiri bisa mendengarnya.
"Apaan sih pa?! beneran kok tadi Yunho jatuh!"

Jasmine | Yungi✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang