𝐄𝐩𝐢𝐥𝐨𝐠𝐮𝐞

925 49 87
                                    

🌺ꦽꦼ̷•ˑ˒ Flower ⃡⃝💐────────────ꓸ᭄



Mingi menatap dinding dingin di sampingnya ini. Sudah terhitung 2 minggu sejak ia masuk ke dalam penjara. Kesehatannya mulai menurun. Mungkin karena ia jarang memakan makanan yang diberikan penjaga, juga karena tidurnya yang selalu terganggu tahanan di sel lain. Tubuhnya mulai terlihat sangat kurus, persis seperti saat dulu ia melewati masa-masa sulitnya.

Sebuah senyum tipis terukir di bibir Mingi saat diingatnya masa-masa dulu ketika ia tinggal di rumah Yunho. Menyenangkan. Mingi tak pernah menyesal melakukan ini semua. Meski memang hanya sementara, ia bahagia ia pernah merasakan lagi hangatnya memiliki keluarga.

Selepas ia bebas dari penjara nanti, mungkin saja Yunho sudah memiliki keluarga sendiri. Ia harus bahagia karena itu. Yunho memiliki kehidupan yang lebih baik darinya. Dan selamanya harus seperti itu. Ia akan selalu tersenyum untuk semua kebahagiaan Yunho, meski dirinya bukan bagian dari itu semua.

  Jeppp!!!!

Mingi sedikit tersentak saat lampu sel serta lorong di depannya padam. Terdengar bunyi ribut dari beberapa tahanan yang terkejut.

  Wiiiiuuuuu..

Alarm keamanan berbunyi nyaring. Mingi tak tau apa yang sedang terjadi. Ia harap itu bukanlah sesuatu yang buruk.

  Brugghhh!!! pakk!! brugghhhh!! dorrr!!!

Mingi beranjak dari atas tempat tidurnya, lalu berjalan mendekati jeruji selnya setelah suara-suara gaduh tadi semakin keras. Kedengarannya seperti banyak orang yang berkelahi. Bahkan jika pendengaran Mingi tidak salah, ia mendengar banyak sekali bunyi tembakan.

  "PENYUSUP!!!! PENYUSUP!!!"

  Dorrr!!!

  "Akh.."

Sontak Mingi menarik tubuhnya menjauhi jeruji, lalu berbaring di atas tempat tidurnya, dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut tipis disana. Ia takut ada bahaya yang datang menghampirinya.

  "SIAPA KAU?!"
  "PENYUSUP!!"
  "BERHENTI DIS-"

  Dor!! Dor!! Dorr!!!

Mingi menutup kuat telinganya, tak ingin mendengar lebih banyak lagi bunyi tembakan. Ia sudah cukup takut sekarang.

  Ssyyyysstttttt brakkkk!!!

Napas Mingi tersenggal-senggal saat didengarnya bunyi laser yang diikuti oleh bunyi bising yang terdengar seperti beberapa besi yang jatuh.

  Tap! Tap! Tap!

Mingi meremat selimutnya kuat saat suara tapak kaki terdengar mendekatinya.

  Ssrrkkkkk...

  "Siap-"
 
Mingi terbelalak saat selimutnya ditarik oleh seseorang. Ia baru saja akan berteriak sebelum seseorang yang kini berada di depannya menutup mulutnya.

  "Ssshhh.." ia menempelkan jari telunjuknya di depan bibirnya yang tertutup masker.

Mingi berusaha mengenali siapa orang di depannya ini. Seluruh wajahnya tertutup kain hitam, membuatnya tak bisa menebak siapa orang ini.

  "Ayo keluar dari sini!" ia membangunkan Mingi lalu merangkul pundaknya.

  "T-tapi-"
  "Waktu kita tidak banyak."

Orang tadi menarik pergelangan Mingi, lalu berlari keluar dari dalam sel. Perasaan Mingi benar-benar tak karuan saat ini. Ia bahagia bisa keluar dari jeruji besinya. Tapi ia juga khawatir. Ia tak tau siapa yang sedang membawanya berlari ini. Bagaimana kalau ia malah akan melakukan hal jahat lainnya? Mingi harap apapun itu, setidaknya bisa lebih baik.

Jasmine | Yungi✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang