BROKEN HEART

119 33 18
                                    

Dapur, beberapa menit sebelumnya

"Ada masalah apa lagi sih, Tante?" tanya Dava ketus, kesal karena Lili telah mengganggunya.

"Jangan ketus gitu dong! Tante kan cuma menyelamatkan kamu dari kekhilafan. Kalo sampai khilaf, kamu sendirikan yang repot," goda Lili, yang disusul dengan gelak tawanya.

Dava tidak menjawab.

Dari tempat Lili berada, dia dapat melihat raut wajah Dava yang tidak enak dipandang, melalui layar monitornya. Melihat itu, Lili mengambil napas panjang untuk mengendalikan tawanya.

"Dava, Tante cuma mau mengingatkan. Jangan berbuat lebih dulu sama Ayaka! Kalo sampai khilaf, terus dia tahu kamu udah dijodohkan dan tahu kamu belum membatalkan perjodohanmu itu. Bisa dipastikan, Ayaka akan kecewa dan akan membencimu." Lili memberi nasihat, setelah tawanya reda.

Ya, Dava memang telah dijodohkan dan Lili, sangat mengetahui masalah perjodohan itu. Lebih tahu dibanding Dava. Bahkan, Lili mengetahui siapa yang dijodohkan dengan Dava. Wanita itu juga mengetahui bahwa Dava dan Ayaka berpacaran.

Ya, Dava yang tahu bahwa Lili mengetahui hubungan spesialnya dengan Ayaka, menelepon Lili tak lama setelah jadian dengan Ayaka. Dia lalu meminta Lili untuk tidak memberitahu orang tua mereka dulu. Khususnya Hendra.

Namun, Lili tetap memberitahu Hendra secara diam-diam karena dia memang diminta untuk selalu melaporkan segala sesuatu yang berkaitan dengan Dava dan Ayaka pada Hendra. Khususnya, perkembangan perubahan sikap Dava pada perempuan dan perkembangan hubungan Dava dengan Ayaka dan saat ini, Lili sedang menggoda Dava agar membatalkan perjodohannya. Dengan begitu, cowok itu akan segera mengetahui siapa yang dijodohkan dengan dirinya.

"Setelah masalah perjodohanmu selesai, baru kamu boleh berbuat lebih sama Ayaka. Namun, hanya ciuman dan enggak boleh lebih dari itu!" Nasihat Lili masih berlanjut, sedangkan Dava hanya mendengarkan tidak menjawab.

"Akan tetapi, sampai sekarang kamu masih belum juga menyelesaikan masalah perjodohanmu itu. Kamu juga belum ngasih tahu kak Mili sama kak Hendra tentang hubungan spesial kalian. Ya, Tante tahu kekhawatiranmu. Namun, kamu enggak boleh begini terus, Dava. Kamu harus segera menyelesaikannya.

Atau, kamu perlu bantuan Tante buat membujuk kak Hendra agar membatalkan perjodohanmu? Dengan begitu, hubungan spesial kalian tetap bisa berlanjut, tanpa harus sembunyi-sembunyi seperti seorang pen—"

"Tante, cukup!" Lili tidak sempat menyelesaikan kalimatnya karena Dava tiba-tiba memotong ucapannya.

"Haaah .…" Dava menghela napas panjang, sebelum mulai menjawab. Kini, gilirannya untuk bicara.

"Terima kasih karena Tante udah baik dan perhatian kepada kami berdua. Namun, mengenai masalah kami, itu bisa kami selesaikan sendiri. Termasuk masalah perjodohanku itu."

Drap! drap! drap!

Dava langsung menoleh ke pintu masuk dapur, ketika mendengar derap langkah kaki. Dari suaranya yang semakin pelan, dia menduga bahwa orang itu—yang Dava duga adalah Ayaka dan memang Ayaka—pasti pergi menjauh dari dapur. Setelah itu, Dava tersadar. Dia baru saja mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak dikatakan di rumahnya. Apalagi saat Ayaka sedang ada di rumah, dalam keadaan sadar. Tidak tidur atau pingsan.

Kini, Dava kembali was-was. Takut Ayaka marah dan kecewa padanya.

Tanpa babibu lagi, Dava pun langsung memutus panggilan Lili sepihak dan langsung pergi menyusul Ayaka. Namun, ketika dia baru keluar dari dapur, Lili kembali menelepon ponsel Ayaka. Membuat Dava terpaksa menghentikan langkahnya, tetapi bukan untuk mengangkat panggilan tersebut melainkan untuk mematikan ponsel Ayaka.

BSC (Brother Sister Complex) (terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang