STATUS GANDA

227 39 5
                                    

"Apa mama sama papa bakal merestui hubungan spesial kita?" tanya Ayaka. Dia takut, kedua orang tua mereka tidak merestui hubungan spesialnya dengan Dava.

"Aku yakin, mereka berdua pasti merestui hubungan spesial kita. Lagi pula, kita ini saudara tiri. Namun, untuk berjaga-jaga kita rahasiakan dulu hubungan spesial ini dari orang lain. Sampai aku memberitahu mama sama papa terlebih dulu."

Keraguan terdengar jelas dari ucapan Dava, membuat Ayaka ikut ragu juga dan Dava dapat melihat keraguan pada Ayaka.

"Kamu tenang aja. Aku pasti berusaha bikin mereka merestui hubungan spesial kita," ucap Dava meyakinkan, sambil mengelus lembut puncak kepala Ayaka.

Mendengar itu, Ayaka tersenyum. Dia lalu berkata, "Iya. Aku juga akan berusaha bikin mereka merestui hubungan spesial kita," balasnya. Dava ikut tersenyum mendengarnya.

Dava lalu menyalakan mesin mobilnya. Bersiap untuk pulang ke rumah. Namun, saat Dava hendak menjalankan mobilnya, tiba-tiba Ayaka mencoleknya. Dava pun menoleh ke arah Ayaka.

"Masih memikirkan soal restu orang tua kita?" tanya Dava, ketika melihat wajah Ayaka yang kebingungan.

"Enggak. Aku cuma bingung mau manggil kamu apa. Honey atau darling ya?"

"Jangan! Aku enggak mau dipanggil honey, atau darling," tolak Dava.

"Karena aku udah nyaman sama panggilan Onii-chan. Lagi pula, kalo ada teman kita yang dengar kamu manggil aku pakai panggilan kayak gitu, bisa-bisa hubungan spesial kita ketahuan." Dava menambahkan.

"Ya udah deh. Lagian aku juga udah terbiasa manggil kamu Onii-chan," timpal Ayaka, pasrah dengan ketidakpekaan Dava.

Huuuh, kan bisa dipakai pas lagi berduaan. Biar lebih mesra gitu. Dasar, enggak peka! batin Ayaka kesal.

Setelah obrolan singkat mereka selesai, Dava menjalankan mobilnya pulang ke rumah.

***

Dapur, pukul 04.00 pagi

Ayaka tengah memasak untuk sarapan hari ini. Namun, sarapan kali ini istimewa. Ayaka tidak hanya memasak nasi goreng kesukaannya. Dia juga memasak bakso, makanan kesukaan Dava dan yang paling istimewa adalah Ayaka sendiri yang membuat baksonya.

Sebelumnya, Ayaka juga tidak pernah masak makanan lain untuk sarapan selain nasi goreng. Baru kali ini dia memasak makanan lain. Meski masih memasak nasi goreng juga.

Ayaka melakukan itu, bukan karena habis 'ehem-ehem' dengan Dava lho ya! Ayaka hanya sangat senang karena harapannya terwujud.

Kurang dari satu jam, Ayaka menyelesaikan semua masakannya. Setelah itu, Ayaka menata semua masakannya di meja makan.

"Akhirnya selesai," ucap Ayaka. Dia lalu melepas apronnya, kemudian mengembalikannya ke dapur.

"Sekarang, waktunya mandi." Setelah berkata begitu, Ayaka pergi ke kamar mandi yang bersebelahan dengan kamarnya.

***

Ayaka kini sudah siap untuk berangkat sekolah. Penampilannya sudah rapi dan dia terlihat cantik. Akan tetapi, bukan berarti Ayaka akan berangkat jam segitu. Gerbang sekolahnya saja baru buka pukul 05.45 pagi. Sedangkan saat ini masih pukul 05.20 pagi.

Kelewat rajin? Mungkin iya. Ayaka itu punya kebiasaan bersiap lebih awal. Jadi wajar, jika jam segitu dia sudah rapi dan siap berangkat.

Sekarang, Ayaka sudah berada di depan pintu kamar Dava. Berniat untuk membangunkan kakak tirinya—sekaligus pacarnya—agar dia bisa menghabiskan lebih banyak waktu di pagi hari bersama Dava. Alias, modus Ayaka untuk berduaan dan bermesraan dengan Dava.

BSC (Brother Sister Complex) (terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang