Dapur, pukul 06.30 malam
Menghabiskan waktu bersama pacar saat malam minggu, rasanya benar-benar membahagiakan. Ya, meski hanya memasak bersama di dapur rumah sendiri, tetapi tetap saja membahagiakan. Meski begitu, Ayaka ingin sekali kencan bersama Dava di luar.
"Haaaah …." Memikirkan hal itu, Ayaka hanya bisa menghela napas panjang. Dia tidak ingin hubungan spesialnya dengan Dava ketahuan, karena keinginan kecilnya itu. Bukan hanya menghela napas saja, raut wajah Ayaka juga berubah karena memikirkan hal yang sama.
Sialnya atau beruntungnya? Dava yang sedari tadi berdiri di samping kanan Ayaka, menyadari hal itu. Dia pun bertanya, dengan berkata, "Kamu kenapa, Ay?"
Mendengar itu, Ayaka langsung menoleh. Dia lalu tersenyum. Kemudian, berkata, "Enggak kenapa-napa kok, Onii-chan.” Ayaka pun kembali keaktivitasnya, yaitu melanjutkan membuat onigiri[8].
Ya, malam ini Dava dan Ayaka tengah berlatih membuat onigiri. Sekarang, mereka berdua sudah mahir setelah sepuluh menit latihan dan gagal beberapa kali.
"Haaaah .…” Kini, giliran Dava yang menghela napas panjang.
Dava lalu meletakkan onigiri yang belum jadi di piring saji. Kemudian, dia mencuci kedua tangannya dengan air bersih yang mengalir dari kran di dapurnya. Tak lupa, Dava mengeringkan kedua tangannya dengan saputangan bersih yang sudah disiapkan sejak tadi.
"Ay, coba noleh sini! Aku punya hadiah buat kamu," ucap Dava, begitu kedua tangannya sudah dirasa kering.
Penasaran, Ayaka langsung menoleh ke arah Dava tanpa curiga. Dava pun langsung mencubit kedua pipi Ayaka gemas, begitu wajah pacarnya itu sudah menghadap ke arahnya.
"Ini hadiah, karena kamu udah menyembunyikan sesuatu dari aku." Setelah berkata begitu, Dava menarik kedua pipi Ayaka ke arah yang berlawanan. Menciptakan raut wajah lucu, pada wajah Ayaka.
"Onii-chan, lepas! Sakit tahu!" protes Ayaka. Mendengar itu, Dava menghentikan perbuatannya, dengan melepas cubitan kedua tangannya pada kedua pipi Ayaka.
"Onii-chan, apa-apaan sih?! Kenapa tiba-tiba nyubit pipi aku coba?!" Ayaka masih tidak terima dengan perbuatan Dava.
"Salahmu sendiri, enggak mau jujur sama aku."
"Emang nyatanya aku enggak kenapa-na—"
"Jangan nyoba buat berbohong sama aku, Ay!" Dava langsung memotong ucapan Ayaka, membuat Ayaka tidak menyelesaikan kalimatnya.
"Haaaah .…" Lagi-lagi, Dava menghela napas panjang.
"Aku emang enggak tahu, kamu lagi memikirkan apa saat ini. Akan tetapi, aku tahu kamu lagi menyembunyikan sesuatu dari aku dan aku enggak suka lihat aktingmu itu, Ay. Karena itu, kumohon! Jujurlah padaku!" Ada kesedihan di dalam ucapan Dava. Tampak jelas dari nada bicara Dava. Tepatnya, ketika Dava mengucapkan dua kalimat terakhirnya. Juga dari tatapan mata Dava.
Ayaka pun terpaksa harus berkata jujur. Namun, Ayaka tidak langsung menjawab. Dia mengalihkan pandangan terlebih dulu pada onigiri yang belum jadi, yang sedari tadi ada di tangannya.
"Sebenarnya .…” Ayaka menggantungkan ucapannya untuk mengambil napas. Dia lalu menoleh ke arah Dava lagi. Membuatnya bertatapan dengan Dava untuk yang ke sekian kali. "Sebenarnya, aku pengin kencan sama Onii-chan."
Setelah berkata demikian, Ayaka memalingkan wajah kembali ke onigiri yang sedang dibuatnya. Dia lalu berkata, "Namun, kurasa itu ide—"
"Bagus." Lagi-lagi, Dava memotong ucapan Ayaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
BSC (Brother Sister Complex) (terbit)
Ficção AdolescenteSudah terbit, oleh penerbit Samudera Printing. Part masih komplet. _______________________________________ Blurb: Kehidupan Dava Aldiano Nova berubah setelah kehadiran Ayaka Putri Handini. Yang tak lain adalah adik tirinya. Awalnya, Dava berat h...