KEJUTAN TAK TERDUGA

2.9K 128 68
                                    

Drrrt! Drrrt!

Getaran dengan diiringi nada dering ponsel Aku Tak Pantas Untukmu dari D'paspor menggema dalam sebuah kamar dan berhasil membangunkan seorang lelaki berusia tujuh belas tahun yang tengah tertidur lelap.

Siapa sih nelepon jam segini?! batin remaja itu, kesal karena tidurnya terganggu.

Dengan malas, dia mengambil ponsel yang diletakkan di meja belajarnya. Remaja itu lalu menyentuh dan menyeret ikon hijau berbentuk telepon pada layar ponselnya ke atas untuk mengangkat panggilan tersebut tanpa memastikan siapa si penelepon terlebih dulu.

"Halo?" ucapnya, dengan mata masih terpejam.

"Ah, maaf sudah mengganggu tidurmu, Dava. Papa cuma mau bilang, bahwa Papa …," jawab Hendra, si penelepon yang tidak lain adalah ayah dari remaja tersebut.

Namun, orang yang dipanggil Dava itu, tidak terlalu mendengarkan apa yang dikatakan Hendra. Dia masih terlalu mengantuk untuk diajak mengobrol. Wajar saja karena Dava ditelepon pukul 02.00 dini hari.

"Hm …," gumam Dava, tak peduli. Dia hanya ingin cepat melanjutkan tidurnya.

Dava lalu menutup panggilan telepon, setelah obrolan dengan Hendra selesai. Kemudian, dia kembali melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda.

***

Ting! Tong!

Bunyi bel rumah memaksa Dava untuk kembali ke dunia nyata. Sebelum bangun dari tempat tidur, Dava terlebih dulu melihat jam wekernya.

Sudah pukul 09.00 pagi. Namun, bagi Dava pukul 09.00 pagi itu masih dini hari. Rasanya dia ingin tidur kembali karena hari ini adalah hari Minggu.

Namun, bel rumah kembali berbunyi, membuat Dava terpaksa bangkit dari tempat tidurnya. Dengan malas, Dava keluar dari kamar. Lantas, ia berjalan ke pintu depan dan membuka pintu tersebut.

"Ya, ada perlu apa?" tanya Dava, bingung.

Ia mengernyitkan dahi ketika melihat sosok seorang gadis berambut panjang dengan fisik loli[1]—tubuh pendek, dada rata, dan berwajah anak SD. Namun, manis dan imut yang sama sekali tidak Dava kenali.

"Onii-chan[2], apa kamu belum dapat info dari papa, bahwa aku akan datang kemari?" Gadis itu justru balik bertanya, membuat Dava semakin bingung.

"Tunggu, lo siapa ya? Dan, lo tadi manggil gue apa?" tanya Dava, lagi.

"Onii-chan itu panggilan untuk kakak laki-laki dalam bahasa Jepang. Aku adalah Ayaka. Adik kamu. Apa papa tidak memberitahumu, jika aku akan tinggal bersama Onii-chan mulai hari ini?"

"Ha?!"

Dava melongo mendengar jawaban lawan bicaranya. Lalu, tiba-tiba dia teringat akan obrolannya dengan Hendra semalam.

"Bentar ya, gue balik ke dalam dulu. Ada urusan." Setelah berkata demikian, Dava masuk kembali ke rumah dan menutup pintunya.

Dava lalu menghampiri sebuah telepon rumah yang tidak jauh dari pintu depan. Kemudian, dia menekan beberapa tombol sebelum menempelkan gagang telepon di telinga kanannya.

Nada sambung terdengar, telepon pun diangkat.

"Ya, halo! Ada apa, Dava?" tanya orang di seberang telepon yang tidak lain adalah Hendra.

"Pa, aku mau nanya. Semalam, Papa bilang apa? Dan, kenapa sekarang tiba-tiba ada cewek loli datang, terus ngaku-ngaku sebagai adik aku?" semprot Dava.

"Memangnya kamu tidak mendengar apa yang Papa bilang semalam?"

Dava nyengir. Meski dia tahu ayahnya tidak akan bisa melihat cengirannya itu.

"Hehehe, enggak. Habis salah Papa juga, nelepon pukul 02.00 dini hari," elak Dava, tetapi ucapannya ada benarnya juga.

"Itu karena Papa lupa memberitahumu lebih awal. Baiklah, Papa kasih tahu lagi. Papa sudah menikah lagi dan cewek loli yang kamu maksud itu adalah adik tirimu. Dia anak dari istri Papa yang sekarang dengan suaminya yang dulu. Ibunya Indonesia, ayahnya Jepang," jelas Hendra panjang lebar.

"Ha?!" Sekali lagi, Dava dibuat melongo. Dia sama sekali tidak menduga jika ayahnya sudah menikah lagi. Parahnya, Dava sebagai anak kandung tidak diberitahu terlebih dulu.

"Kapan Papa menikah lagi?"

"Satu minggu yang lalu."

What the fuck! Bokap macam apakah ini? Kenapa enggak ngasih tahu gue, sebagai anak kandungnya?! jerit Dava di dalam hati.

"Oh iya, satu hal lagi. Mulai hari ini, adik tirimu akan tinggal bersamamu."

Seketika tubuh Dava mendadak lemas. Sejenak ia memejamkan mata. Menarik napas dalam-dalam. Kemudian, mengembuskannya secara perlahan.

Setelah pembicaraan selesai, Dava menutup telepon. Dia lalu membuka kembali pintu utama. Kemudian, mempersilakan adik tirinya untuk masuk ke rumah. Sekarang yang bisa Dava lakukan hanyalah berharap, semoga adik tirinya itu tidak terlalu merepotkan dirinya. Semoga saja.

______________________________

[1] Anak kecil, tapi di sini loli yang dimaksud adalah gadis remaja dengan fisik seperti anak kecil.

[2] Salah satu panggilan untuk kakak laki-laki dalam bahasa Jepang.

BSC (Brother Sister Complex) (terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang