RENCANA LICIK & PENGKHIANATAN ( 3 )

222 40 3
                                    

Entah kenapa, perasaan Dava tiba-tiba menjadi tidak enak. Dava khawatir dengan Ayaka, yang tengah pergi bersama Rose tadi. Apalagi Ayaka juga memberitahunya, Rose juga mengajak Tania. Membuat Dava cemas, karena tidak tahu apa yang direncanakan Rose kali ini.

Bukan Dava saja yang khawatir, Viona pun merasa khawatir. Tepatnya, Viona mengkhawatirkan Tania. Dia takut, Rose akan melakukan sesuatu yang buruk pada kakaknya.

Sebenarnya, Viona tadi melarang Tania untuk pergi bersama Rose. Namun, Tania hanya terkekeh melihat kekhawatiran Viona yang menurutnya tidak berdasar dan Tania pun tetap pergi bersama Rose.

Kekhawatiran mereka berdua terbukti, ketika Dava menerima telepon dari Rose, satu jam setelah kepergian Ayaka.

"Ya, ada apa?" tanya Dava datar.

Kebiasaan Dava jika mengobrol bersama Rose, selalu datar. Baik raut wajah dan nada bicaranya, tidak kalah datar dengan Tembok Besar China.

"Ayaka … Ayaka masuk rumah sakit," jawab Rose panik di seberang telepon sana, membuat Dava ikut panik.

Namun, Dava mencoba untuk tetap tenang.

"Ayaka ada di rumah sakit mana?"

"Rumah Sakit Bandung Raya. Lo tahu, kan?"

"Iya. Gue langsung ke sana."

Dava langsung mematikan panggilan Rose, begitu tahu keberadaan Ayaka. Dia pun cepat-cepat mengambil motor sport-nya dan langsung tancap gas menuju Rumah Sakit Bandung Raya.

***

Lobi Rumah Sakit Bandung Raya, pada waktu yang sama

Rose menyeringai, setelah obrolannya dengan Dava selesai.

Rose senang, mendengar Dava panik saat tahu Ayaka masuk ke rumah sakit. Meski nada bicara Dava terdengar tenang. Namun, Rose tahu bahwa Dava sedang panik.

Seringai Rose semakin lebar. Tanda, dia semakin senang karena rencananya berjalan lancar.

Untuk saat ini.

Akan tetapi, saking senangnya, Rose tidak menyadari bahwa ada penguntit yang terus mengawasi gerak-geriknya.

***

Setelah tiga puluh menit perjalanan, Dava akhirnya sampai di Rumah Sakit Bandung Raya. Rumah sakit milik Herman, sahabat Hendra.

Dava terlebih dulu memarkirkan motor sport-nya pada parkiran rumah sakit, sebelum masuk ke rumah sakit tersebut. Lantas, Dava pun masuk ke lobi rumah sakit dan berhenti di depan meja resepsionis untuk mengetahui ruangan tempat Ayaka dirawat.

"Maaf, Sus. Bisa kasih tahu saya, di mana ruangan pasien yang bernama Ayaka Putri Handini?" Dava bertanya sopan, pada suster yang duduk di belakang meja resepsionis.

"Tunggu sebentar ya!"

Setelah berkata demikian, suster itu memeriksa daftar pasien yang ada pada komputernya.

"Ayaka Putri Handini ada di lantai satu, kamar nomor satu."

Dava langsung menuju tempat yang dimaksud dan berhenti tepat di depan kamar pasien yang berangka satu. Kemudian, Dava membuka pintu ruangan tersebut dan mendapati Ayaka yang tengah tertidur pulas di brankar rumah sakit. Sedang dijaga oleh Rose, yang duduk di kursi di samping brankar.

Rose menoleh, ketika mendengar pintu terbuka.

"Dava, akhirnya kamu datang juga," ucap Rose, senang melihat kedatangan Dava. Dia pun berdiri dari duduknya dan menghampiri Dava.

BSC (Brother Sister Complex) (terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang