KEJUTAN TAK TERDUGA ( 2 )

161 26 9
                                    

"Ukh!" Ayaka terbangun dari tidurnya. Dia mengerjapkan kedua matanya agar dapat melihat lebih jelas. Langit-langit tempatnya berada adalah pemandangan pertama yang Ayaka lihat.

"Baru bangun?" Pandangan Ayaka langsung tertuju pada pintu begitu mendengar suara itu. Terlihat sosok Dava yang tengah berjalan ke arahnya dengan sepiring nasi goreng dan segelas air mineral di nampan. Jangan lupakan juga senyum meneduhkan di wajah cowok itu.

"Ini kamarku?" tanya Ayaka ketika melihat interior ruangan yang sama dengan kamarnya.

"Ini memang kamarmu, Ay," jawab Dava setelah berada di samping tempat tidur Ayaka.

Dava meletakkan nampan di meja belajar Ayaka. Kemudian, mengambil piring berisi nasi goreng lalu duduk di kursi belajar gadis itu setelah terlebih dulu menggesernya ke samping tempat tidur Ayaka.

"Makan dulu, habis itu mandi," ucap Dava.

Ayaka tidak merespons. Raut wajahnya mendadak muram begitu ingat bahwa Dava sudah dijodohkan dengan perempuan lain. Dava menangkap hal itu. Dia pun tersenyum.

"Tadi aku menelepon papa, lalu memintanya untuk pulang karena aku ingin membicarakan soal pembatalan perjodohanku, sekaligus memberitahu papa tentang hubungan spesial kita."

Ayaka pun langsung menoleh ke arah Dava. "Onii-chan, serius? Enggak bohong, kan?" tanya Ayaka memastikan.

"Aku enggak bohong dan tentu saja serius," jawab Dava sambil tersenyum, membuat wajah Ayaka kembali cerah.

Ya, tadi setelah membawa Ayaka yang masih tertidur ke kamar gadis itu, Dava menelepon Hendra kemudian memintanya untuk segera pulang. Dava mengatakan, ingin membicarakan soal perjodohannya. Selain itu, dia juga berniat memberitahu Hendra tentang hubungan spesialnya dengan Ayaka saat Hendra ada di rumah.

Namun, Ayaka muram kembali. Dia pun kembali menatap langit-langit kamarnya. "Kalo papa enggak mau membatalkan perjodohan Onii-chan gimana?" tanya Ayaka lesu.

"Kawin lari."

"Ha?!" Ayaka melongo, sambil menoleh ke arah Dava lagi.

Kawin lari? Serius? Namun, sepertinya itu bukan ide yang buruk. Itulah yang dipikirkan Ayaka.

"Kalo papa enggak mau membatalkan perjodohanku, aku bakal bawa kamu pergi untuk kawin lari," jelas Dava.

"Lalu, kalo papa mengancam enggak menjadikan Onii-chan pewaris HEAL COMPANY gimana?"

"Bodo amat, yang penting aku tetap bersama kamu."

Ayaka tersenyum mendengar ucapan Dava. Sungguh, dia sangat senang memiliki Dava yang tulus mencintainya.

"Onii-chan," panggil Ayaka manja.

"Iya?"

"Suapi aku, boleh?"

Dava tersenyum, sedikit menyeringai. "Tentu saja boleh. Dari mulut ke mulut juga boleh. Mau?"

Seketika, Ayaka blushing.

"Onii-chan, mesum!" teriak Ayaka. Dia lalu melempar bantal ke wajah Dava. Kemudian, cepat menyembunyikan wajahnya yang memerah di balik selimut, sedangkan Dava hanya tertawa karena telah berhasil menjahili Ayaka.

***

Minggu, pukul 10.30 malam

Dava cepat turun ke lantai bawah berjalan menuju pintu depan. Setelah sampai, Dava membuka pintu tersebut untuk menyambut kedatangan kedua orang tuanya.

Tadi, sesaat sebelum Dava tidur Hendra meneleponnya. Memberitahu Dava bahwa dia bersama Mili sudah ada di depan rumah. Tepatnya, di depan pintu rumah.

Pintu terbuka, Hendra pun langsung memeluk Dava. Kemudian, dia memerhatikan setiap jengkal tubuh anak laki-lakinya itu. Melihat apakah ada luka di tubuh Dava.

BSC (Brother Sister Complex) (terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang