KU INGIN MEMILIKIMU ( 2 )

410 40 7
                                    

Bingung.

Itulah yang Dava rasakan, setelah tahu Ayaka menyukainya. Bukan sekadar suka sebatas saudara, melainkan suka merujuk ke cinta pada lawan jenis. Karena hal itu juga Dava bingung. Dia tidak tahu harus bersikap seperti apa pada Ayaka.

Lalu, bagaimana perasaan Dava pada Ayaka? Belum pasti. Dibilang suka, ya suka. Namun, Dava tidak tahu suka yang seperti apa.

Kendati, Dava masih tak ingin berpacaran. Meski sudah bisa percaya pada perempuan dan mau menerima kehadiran mereka, tetapi Dava masih trauma. Dia takut salah memilih pasangan seperti Hendra. Selain itu, ada masalah lain yang membuat Dava harus berpikir dua kali, ketika ingin berpacaran.

Namun, di sisi lain Dava tidak ingin melihat Ayaka murung. Dava ingin Ayaka kembali ceria, seperti saat mereka pertama kali bertemu. Jujur saja, Dava rindu dengan Ayaka yang manja padanya. Akan tetapi, ia tak tahu apa yang harus ia lakukan.

Apa yang harus gue lakukan sekarang? batin Dava bertanya. Bingung. Ya, Dava tidak tahu harus berbuat apa.

Dava pun memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya. Dia lalu pergi ke kamar mandi, untuk mandi sebelum berangkat sekolah.

***

Selasa, pukul 06.00 pagi

Sarapan kali ini, terasa sangat hening. Ralat! Memang hening, karena tidak ada yang berbicara sejak tadi. Ayaka diam saja dari tadi, karena dia memang masih jadi pendiam. Dava juga ketularan. Jadi pendiam juga.

Ayaka merasa tidak nyaman dengan suasana sarapan kali ini. Terasa sangat canggung. Ayaka lalu berpikir, semalam ada kejadian apa yang membuat pagi ini terasa begitu canggung. Namun, Ayaka tidak menemukan jawaban atas pertanyaannya.

Haaaah … suasananya canggung banget, keluh Ayaka di dalam hati. Dia pun mengambil inisiatif untuk memulai obrolan.

"Onii-chan, kenapa dari tadi diam aja? Apa Onii-chan sakit?"

Ditanya seperti itu, Dava berhenti sejenak mengunyah nasi goreng buatan Ayaka dan terpaksa berinteraksi dengan adik tirinya. Padahal, Dava berharap agar Ayaka tidak mengajaknya bicara dulu. Ya, setidaknya untuk pagi ini. 

"Gue baik-baik aja kok. Hehehe," jawab Dava kikuk. Dia pun cepat-cepat menyelesaikan sarapannya. Sempat tersedak, karena terlalu terburu-buru.

"Gue udah selesai. Gue menyiapkan kendaraan dulu ya. Gue tunggu lo di luar." Setelah berkata begitu, Dava cepat-cepat pergi keluar rumah. Meninggalkan Ayaka yang menatapnya bingung.

***

Setelah menyelesaikan sarapannya, Ayaka menyusul Dava. Sesampainya di halaman rumah, Ayaka menemukan Dava yang tengah bersandar pada badan BMW hitam, mobil milik kakak tirinya itu.

"Eh, motor Onii-chan mana?" tanya Ayaka bingung.

Biasanya motor tersebut selalu ada di halaman depan rumah. Sebab, Dava lebih suka mengendarai motor dibanding mobil. Bahkan, bisa dibilang hampir tidak pernah memakai mobil. Alasannya, karena motor bisa bergerak lebih leluasa dan lebih cepat sampai di tujuan.

"Kan, udah ada mobil, kenapa harus pakai motor?" ujar Dava. Ayaka pun heran mendengarnya. Tumben banget Dava pakai mobil.

Apalagi hari ini cuacanya juga cerah dan Dava biasanya akan mengendarai mobil saat hujan saja. Itu pun dengan catatan, dia pergi bersama orang lain. Jika pergi sendiri, ya meski hujan tetap pakai motor.

"Emang motornya kenapa?" Ayaka bertanya lagi.

"Motornya enggak bisa dipakai. Bannya bocor. Belum gue bawa ke bengkel buat ditambal. Jadi, sekarang pakai mobil dulu," dusta Dava, karena alasan sebenarnya memakai mobil adalah agar terhindar dari adegan peluk-pelukan.

BSC (Brother Sister Complex) (terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang