KU INGIN MEMILIKIMU

536 44 16
                                    

Minggu, pukul 08.00 malam

Tania tengah duduk termenung di kursi belajarnya. Niat awalnya adalah untuk mengerjakan tugas Fisika yang akan dikumpulkan besok. Akan tetapi, Tania masih belum juga menyentuh tugasnya. Padahal, sudah setengah jam yang lalu, dia membuka buku tugasnya itu.

Sedari tadi, Tania sedang memikirkan obrolannya bersama Dava saat di mobil tadi pagi. Jadi, dia tidak konsentrasi untuk mengerjakan tugasnya. Gara-gara hal itu juga, Tania membatalkan kencannya bersama Dava. Ya, Tania tadi membatalkan kencannya. Tepatnya, ketika mobil Dava baru keluar dari kemacetan, tiba-tiba Tania membatalkan perjalanan mereka ke Taman Bunga Begonia.

Tania mengatakan pada Dava, dia ingin belajar Bahasa Inggris karena mata pelajaran itu akan mengadakan ulangan besok pada jam pertama. Tania berkata jujur. Namun, alasan utama Tania membatalkan kencannya, karena dia terganggu oleh benaknya sendiri. Pun Tania tidak tega melihat ekspresi cemas Dava, yang mengkhawatirkan Ayaka. Tania pun memutuskan untuk membatalkan kencannya yang berharga dengan Dava.

"Haaah … apa iya Ayaka cemburu sama gue, karena gue banyak menghabiskan waktu bareng Dava?" Tania mulai bermonolog.

"Kalo benar iya, apa gue harus mundur buat ngejar cinta Dava?"

Setelah berkata begitu, Tania bangkit dari kursi dan langsung terjun ke tempat tidurnya. Dia pun menenggelamkan wajahnya di tempat tidurnya itu, lalu membatin.

Udah lama gue suka sama Dava. Gue cinta sama Dava. Meski gue enggak mau maksa Dava buat nerima cinta gue, bukan berarti gue bakal nyerah karena ada orang lain yang juga ngejar cinta Dava. Masalahnya saingan cinta gue itu Ayaka, yang statusnya adalah adik tiri Dava.

Tiba-tiba, Tania bangkit dari tidurannya. Dia lalu mengambil posisi duduk. Kemudian, berkata, "Terus kenapa kalo Ayaka itu adik tiri Dava? Kesempatan tetap ada, kan? Pokoknya gue enggak boleh nyerah. Gue harus perjuangkan perasaan ini. Kalo berhasil, ya syukur. Kalo enggak, berarti Dava bukan jodoh gue," ucapnya, menyemangati dirinya sendiri.

Malam ini, Tania memutuskan untuk tidur lebih awal, karena lelah berkonflik dengan dirinya sendiri. Untuk tugasnya, bisa Tania buat di kelasnya besok.

***

Senin, pukul 12.00 siang

Tania cepat keluar dari kelas, begitu mendengar bel istirahat berbunyi. Namun, dia tidak pergi ke kantin seperti biasanya.

Tania melangkahkan kakinya menuju wilayah kelas sepuluh. Tepatnya, ke sebuah tangga yang ada di sana, yang menghubungkan lantai dasar—yang ditempati kelas 10 MIA dengan lantai satu yang ditempati kelas 10 IIS.

Setelah sampai di depan tangga, Tania langsung menaiki tangga tersebut. Kemudian, Tania pergi ke kelas 10 IIS1. Dia ke sana, karena ada urusan dengan salah satu penghuni kelas tersebut. Siapa lagi kalau bukan Ayaka.

Namun, sesampainya di kelas 10 IIS1, Tania tidak langsung masuk untuk menemui Ayaka. Dia menunggu di depan kelas, sampai kelasnya sepi.

***

Kelas 10 IIS1, pada waktu yang sama

"Ay, ke kantin yuk?" ajak Viona.

Viona baru saja selesai mencatat materi dari guru yang ditulis di whiteboard dan ingin segera istirahat. Mungkin tepatnya, ingin segera membantu Ela. Namanya juga anak rajin.

"Enggak ah. Aku belum selesai mencatat," tolak Ayaka.

Viona pun heran mendengarnya. "Tumben belum selesai, biasanya kamu cepat nulisnya." Viona mengutarakan keheranannya.

Ya, Ayaka memang cepat jika soal menulis. Bahkan, sekretaris dan gurunya saja kalah cepat nulisnya. Oleh karena itu, Viona heran melihat Ayaka yang belum selesai mencatat.

BSC (Brother Sister Complex) (terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang