-BAB 27, I'm Selfish!-

12 4 8
                                    

"Iren Felisca dan Lola Delicia!"

Merasa namanya disebut, Iren dan Lola bersama-sama menengadahkan kepala ke arah Pak Bernard. Jantung mereka ikut berdebar kencang. Sepertinya, Iren tahu apa yang akan dikatakan oleh Pak Bernard setelah ini.

"Kalian satu kelompok tugas!" Lanjut Pak Bernard, mengundang Iren untuk membesarkan matanya karena terkejut.

Ternyata dugaan Iren tidak meleset. Pak Bernard telah memanggil namanya dan nama teman sebangkunya itu. Berarti, bisa dipastikan bahwa mereka akan menjadi satu kelompok untuk tugas yang akan diberikan oleh Pak Bernard. Kali ini, Iren tidak mengeluh. Ya, dia tidak seperti dulu saat di masa-masa kelamnya bersama si pengkhianat, Niken.

"Baik, anak-anak. Bapak telah membagi kelompok secara acak. Sekarang, lihat ke papan tulis!"

Wajah Pak Bernard lebih tegas dari biasanya. Iren langsung menegakkan tubuh dan memperhatikan bapak gurunya itu. "Ini adalah tugas yang harus kalian kerjakan mulai hari ini! Lihat baik-baik dan catat tugasnya! Bisa bapak akui, ini merupakan tugas yang paling berat yang pernah kalian kerjakan dari dulu kelas sepuluh sampai kelas dua belas. Lagipula, tugas ini mencangkup banyak materi. Dan sekali lagi bapak ingatkan, untuk mengerjakannya dengan sungguh-sungguh! Jangan malas! Ingat, tugas ini merupakan bukti nilai pelajaran yang kalian dapatkan selama ini! Nantinya, nilai-nilai itu akan digabungkan dan bisa menjadi data perolehan kemampuan pembelajaran kalian! Seharusnya kalian bersyukur karena bapak memberikan kalian kesempatan terakhir ini untuk memperbaiki nilai tugas yang buruk sebelumnya. Maka, jangan sia-siakan kesempatan ini. Jangan mengeluh karena materinya banyak. Bapak yakin, kalau dua orang mengerjakan ini bersama-sama, bapak yakin. Kalian akan bisa menyelesaikan tepat waktu. Waktu terakhir untuk mengumpulkan pekerjaan ini besok!" Pak Bernard mengakhiri.

Di waktu yang bersamaan, seluruh siswa membuka mulutnya lebar-lebar. Tolong katakan ini hanya mimpi! Tidak mungkin tugas itu harus diselesaikan besok! Kalau iya, ini seperti penjara bagi banyak murid!

"Pak, tidak mungkin harus diselesaikan besok! Tolong beri kami waktu satu hari lagi!" Angkat salah satu siswa di bangku belakang. Seluruh murid ikut mengangkat suara seperti murid tersebut. Pak Bernard menimbang-nimbang usul mereka dan kemudian, Pak Bernard mengangguk. "Baiklah, saya akan beri tambahan waktu satu hari lagi. Jadi, kalian kumpulkan tugas itu lusa! Paling lambat, pada lusa di siang hari! Paham semua? semoga berhasil, anak-anak!"

"Paham, Pak! Terima kasih, Pak!" Sahut para murid. "Oh iya. Anak-anak, jam ini bukan jam pulang. Tetapi Pak Bernard akan meninggalkan kelas untuk membiarkan kalian mengerjakan tugas itu. Jadi, bisa dibilang bapak sengaja memberikan kalian jam kosong agar kalian bisa segera menyelesaikan tugas itu. Gunakan waktu sebaik-baiknya! Oh, dan satu lagi! Jangan meminta bantuan ke orang lain! Bapak sudah kasih kalian kesempatan untuk bekerjasama dengan teman satu kelompok kalian, ditambah fasilitas internet yang mewadahi. Paham?" Kata Pak Bernard sebelum keluar dari kelas.

"Ya, Pak!" Sahut para murid.  Pak Bernard meninggalkan kelas. Kelas 12 MIPA I menjadi gaduh. Mereka berhamburan ke kelompoknya masing-masing lalu mengerjakan tugas itu.

"Woi! Mil, gue satu kelompok sama lo, kan?" Tanya Ali dengan teriakan kerasnya, membuat gadis dengan nama Mila itu menoleh ke arahnya. Mila mengangguk mantap lalu menghampiri meja Ali untuk berdiskusi pasal tugas mereka. Sementara Rendi satu kelompok dengan teman lelaki lain. Iren dan Lola kembali berdiskusi pasal tugas mereka di mejanya sendiri. Satu per satu pertanyaan mulai terlontar dari mereka. Debat pun tak terhindarkan. Namun, mereka tetap dalam keadaan baik-baik saja. Mereka saling memberikan jawaban dan tugas mulai terisi perlahan.

"Yap! Kita harus mengerjakannya dengan sungguh-sungguh! Jadi nilai ini bisa membantu kita untuk memperbaiki nilai buruk kita sebelumnya!" Seru Iren di tengah-tengah menulis jawaban. Lola menghadap ke Iren dan mengangguk.

Antar 2 BenuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang